Ra-Nineteen✔

189 10 2
                                    

"Kamu akan terlihat istimewa oleh orang yang benar-benar tulus mencintaimu."

~2Ra

Setelah menggoda Fiona semuanya kembali pada kegiatannya masing-masing dan kembali melanjutkan main game.

"Eh Ra tadi kamu bawa apa?" tanya Fajar masih fokus ke monitor di depannya.

"Ini kak bawa makanan buat Abang sama tante," jawab Rara.

"Ogitu, yaudah bawa aja kebawah nanti kita makan bersama-sama, soalnya Bunda gak ada lagi di rumah Opa-Oma," jelas Fajar kepada Rara.

"Oke aku kebawah dulu Abang," pamit Rara

"Ra gue ikut!" kata Fiona dan berniat beranjak dari duduknya.

Rara berhenti sejenak dan menolehkan kepalanya.

Tetapi tangan sebelah Fajar menyuruh Fiona untuk duduk kembali.

"Udah lo disini aja gue gak gigit kok," masih fokus ke depan.

Perlakuan Fajar barusan membuat Fiona semakin malu, dan Rara yang melihat dua orang yang sedang bucin tersebut hanya menghela nafas dan kembali melanjutkan perjalanannya.

*****

Sesampainya di dapur Rara melihat Raka yang sedang uring-uringan, dia  hanya melihat Raka, dan Raka belum sadar kalo disana sudah ada Rara.

"Arghh bngst!!" teriaknya lagi.

"orang itu kenapa?" tanya Rara dalam hati.

"Apa sudah gila?" tanya Rara lagi tapi dalam hatinya.

"Arghh!!"

Karena suara Raka mengejutkan Rara jadinya Rara angkat suara, karena dia juga penasaran kenapa Raka uring-uringan seperti itu

"Lo kenapa kak?"

Raka yang mendengar seseorang bertanyapun langsung menengokkan kepalanya kearah orang itu. Dan setelah melihat orang tersebut Raka malah bengong menatap Rara, dengan tatapan entahlah Rara juga tidak mengerti.

"Kenapa orangnya ada di depan gue lagi?"

"Dada gue kenapa?"

"Anjir gatau situasi banget si!"

Rara yang melihat Raka bengong mengibas-ngibaskan tangannya di depannya, dan terus memanggil-manggil Raka.

"Woy! Kak kenapa lo malah bengong?"

"Kak Raka?" panggilnya lagi.

Raka masih terus saja bengong, hingga sebuah tepukan di lengannya menyadarkannya.

Buk

"Lo kenapa si?"

"Lagian orang nanya tuh di jawab, bukannya bengong!" lanjut Rara.

Bukannya menjawab Raka malah menatap Rara lebih instan lagi membuat yang ditatap merasa salting. Tetapi Rara berusaha menyembunyikan saltingnya.

"Iya tau, gue cantik nan imut jadi biasa aja natapnya," ujar Rara dengan pedenya.

Rara melanjutkan kegiatan yang tadi mau menyimpan makanannya di meja makan dan hal itu membuat dirinya membelakangi Raka.

"Emang lo cantik, imut dan lucu,"

Deg!!

Jantung Rara tiba-tiba berdegup kencang mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Raka. Membuat dirinya sekarang salting setengah mati. Dan untungnya sekarang dirinya sedang membelakangi Raka. Jadi kemungkinan besar Raka tidak akan melihat Rara salting.

Tetapi, Raka tahu kalo sebenarnya Rara itu sedang salting karenanya. Raka bisa tahu dari gerak gerik Rara yang memperlihatkan dirinya salting. Raka yang melihat itu tersenyum walaupun hanya sedikit.

"E-emang da-ri du-dulu," kata Rara dengan tergagap-gagap, berusaha menyembunyikan saltingnya.

"Kenapa gue gugup lagi?!" ucapnya dalam hati.

"Kenapa ngomongnya jadi gagu gitu?"

Entah kenapa Raka jadi sangat ingin sekali menggoda Rara saat ini. Ia mengatakan itu sambil tersenyum lebar. Namun sayangnya tidak ada yang bisa melihat senyum langka itu.

"Gue gapapa kok!" ucap Rara dengan cepat dan tidak bernapas, karena dia benar-benar sedang menutupi saltingnya.

Raka terkekeh pelan, melihat tingkah Rara. Rara yang mendengar Raka tertawa merasa ada yang aneh. Sontak saja Rara langsung membalikkan badannya menjadi menghadap Raka.

Tiba-tiba rasa gugupnya hilang karena dia merasa aneh yang mendengar Raka tertawa. Tersenyum aja dia gak pernah liat apalagi ini dia tertawa walaupun pelan dan sebentar tapi tetap saja itu sangatlah aneh bagi Rara.

"lo ketawa kak?" tanya Rara.

Raka yang mendapat pertanyaan itu langsung menetralkan kembali ekspresinya dan sekarang dia menatap Rara dengan tatapan yang serius.

Rara yang ditatap seperti itu berasa campur aduk antara takut dan gugup. Lalu dia memberanikan menatap tepat di bola mata Raka.

Rara mengangkat satu alisnya seolah bertanya Apa? Kepada Raka.

Raka lebih maju mendekat kearah Rara, semakin Raka melangkahkan kakinya membuat Rara merapatkan badannya ke meja makan. Raka tidak peduli itu.

Setelah sampai di depan Rara, Raka menyimpan kedua tangannya di samping kiri-kanan Rara sebagai penyanggah badannya. Dan Raka semakin menundukkan badannya kepada Rara yang lebih pendek darinya.

Walaupun sebenarnya Rara tidak pendek dia malah terbilang mempunyai body goals, tidak pendek dan tidak gendut tapi dia juga tidak kurus. Pokonya bodynya bisa terbilang sangat sempurna.

Raka semakin mendekati wajah Rara, Rara yang melihat perlakuan Raka langsung memundurkan kepalanya kebelakang. Tetapi tertahan karena satu tangan Raka menahannya. Rara memelototkan matanya karena terkejut.

"Lo istimewa!" ucap Raka penuh keyakinan.

Hal itu membuat mata Rara semakin melebar.

"Kenapa gue? Dan kenapa dada gue degdegan kembali, seperti rasa yang dulu yang sudah hilang!"

"Kenapa rasa ini muncul kembali?"

Rara masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Raka barusan. Lalu tiba-tiba matanya mengerjap-ngerjap karena perlakuan Raka barusan yang meniup mata Rara dengan gemas.

*****
Jangan lupa kasih vote, kritik saran dan share juga kalo kalian suka:)

Terimakasih:)

Salam cinta,
Ig: ratihhermawatii

2RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang