Ra-Twenty Eight✔

141 6 0
                                    

"Sebelum berjanji sama orang lain, berjanjilah terlebih dahulu pada diri sendiri."

~2Ra

Sepeninggal cowok tersebut. Fajar, Anggi, dan Vero mengahampiri Rara dan teman-temannya.

"Ra kamu gak papa?" tanya Fajar.

"Enggak papa kok bang," jawab Rara meyakinkan.

"Untung aja si Beni langsung sigap tadi," ujar Anggi.

Namanya Beni Raditya siswa kelas 12 IPS 1. Dia seksi olahraga di kelasnya, sekaligus ketua eskul basket di sekolah SMA HARAPAN1 yang sebentar lagi akan pensiun karena dia akan menghadapi UN.

"Ohh namanya Beni," kata Rara sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ganteng juga," lanjut Rara sambil tersenyun genit.

"Awas jangan sampai suka Ra!" ancam Fajar.

"Emang kenapa kalo suka? Udah ada yang punya? biarinlah Kan ku tikung di sepertiga malam," kata Rara sambil cengengesan gak jelas.

Rara mengatakan itu tidak serius, dia hanya bercanda. Tapi kalau yang tadi dia menyebut ganteng emang ganteng  kalo untuk menikung Rara berfikir dua kali.

"Pokoknya jangan sampe suka Ra," lanjut Fajar.

"Kalo lo gak mau ada perang dunia ke tiga," timpal Anggi.

"Hah? Maksudnya apa kak?" tanya Rara penasaran.

"Kan di-"

Belum sempat Anggi melanjutkan perkataannya, dia langsung menunjuk seorang cowok yang sangat dia kenali sedang mengobrol dengan empat perempuan tadi dengan tatapan yang dingin. Setelah itu cowok tersebut berjalan terlebih dahulu dan diikuti oleh ke empat perempuan tersebut.

"Eh itukan si Raka!" ujar Anggi.

Tunjuk Anggi, kepada cowok tadi yang mengajak empat perempuan.

"Dia sama perempuan-perempuan itu mau pada kemana yah? Ikutin yuk?!" ajak Anggi.

"Yaudah yuk!"

"Oke!"

Kata Vero dan Fajar bersamaan, dan berniat pergi dari sana.

"Bang ikut!"

"Gak boleh Ra nanti Pak Wawan marah," Kata Fajar menolak Rara untuk ikut dengannya.

Lalu Rara mengalihkan pandangannya ke arah Pak Wawan yang juga sedang menatap balik dirinya, bahu Rara merosot seketika.

"Yahh... Yaudah deh bang,"

Setelah perkataan tersebut Fajar tersenyum kearah Rara dan Fiona, lalu pergi meninggalkan mereka.

"Dadahh my Lionkuuu..." kata Vero sambil mencolek dagu Sevila.

"Najis!"

Hanya itu yang keluar dari mulut Sevila, setelah itu mereka benar-benar pergi meninggalkan mereka. Dengan Vero yang terus tertawa melihat Sevila wajah Sevila yang memerah karena marah.

*****

Di lain tempat, tepatnya di belakang gudang sekolah, terdapat empat perempuan dan seorang lelaki yang menatap tajam mereka satu persatu.

"Tujuannya apa ngelempar bola ke orang?" tanya Raka.

Yah dia adalah Raka Aldair Dhafir yang sedang meng Introgasi empat perempuan yang di ketahui namanya Siska, Tami, Risa dan Zahra.

2RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang