"Ketika kamu sudah mempercayai orang itu berarti kamu sudah menganggap dia seorang sahabat. Tetapi ketika kamu ragu untuk mempercayai orang itu berarti kamu masih menganggap dia sebagai teman."
~2Ra
Semuanya sudah sampai di meja makan, dan makanannya sudah di persiapkan oleh Rara. Mereka mulai mengambil makanannya masing-masing, berbeda dengan ketiga perempuan disana. Mereka sama sekali gak makan-makanannya.
"Kenapa kalian gak pada makan?" tanya Fajar kepada ketiga perempuan tersebut.
"Udah kok,"
"Udah tadi,"
"Udah!"
Jawab ketiganya serempak, tetapi merasa kurang puas Fajar angkat suara kembali.
"Beneran nih gak bohongkan?" tanya Fajar lagi.
Mereka semua menggelengkan kepalanya menjawab jawaban Fajar, tetapi Rara menambahkan lagi.
"Udah kok bang beneran tadi dirumah bareng mamah," tambah Rara.
Fajar hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan kembali makannya.
"Kalo kalian mau makan lagi boleh, gue mau ke taman dulu mau ikut juga boleh," lanjut Rara.
Setelah mengatakan itu Rara pergi meninggalkan meja makan. Di susul dengan Sevila. Tapi baru saja Fiona mengangkat tubuhnya dari kursi sudah terhenti lagi, karena lengan seseorang sudah memegang lengannya.
"Jangan ikut tetap disini!"
Nada perintah itu keluar dari mulut Fajar, memang Fiona duduk disebelah Fajar. Dan mau tidak mau Fiona duduk kembali di sebelahnya.
"Kenapa?" tanya Fiona.
"Duduk aja temenin gue,"
"Kan ada mereka," jawab Fiona lagi sambil menunjukkan ketiga teman Fajar.
"Gak pokoknya gak ada bantahan tetep lo duduk disini!" perintah Fajar lagi mempertegas.
Fiona tidak berkutik lagi, dia jadi membungkam tidak bersuara. Fajar yang menyadari itu hanya tersenyum kepada Fiona yang menundukkan kepalanya dan mengusap kepala Fiona dengan sayang.
"Ekhhemm"
Suara deheman tersebut keluar dari mulut Anggi dengan senyum sok imutnya yang membuat orang yang melihatnya pengen menaboknya, memang yah orang tersebut sangat suka sekali menggoda orang yang sedang kasmaran.
Merasakan Anggi yang menggoda dirinya dan Fajar, Fiona malah semakin menundukkan kepalanya malu. Fajar yang menyadari hal tersebut langsung menatap tajam Anggi. Setelah di tatap seperti itu Anggi kembali melanjutkan makannya.
Dan tangan Fajar menarik dagu Fiona pelan keatas supaya Fiona tidak menundukkan kepalanya. Dan menghadap kepada Fajar. Fajar tersenyum kepada Fiona. Setelah itu dia melanjutkan makannya kembali dengan Fiona yang terus memperhatikan Fajar yang sedang makan dengan tenangnya.
*****
Berbeda dengan Sevila dan Rara mereka sekarang sedang berada di sisi kolam renang, memang di taman rumahnya Fajar terdapat kolam renang. Tahulah rumah sultan gitu dong.
Mereka memasukkan sepasang kaki mereka kedalam air yang dingin tersebut, dengan begitu Rara merasa tenang.
Keheningan menyelimuti mereka, tidak ada yang mengangkat bicara. Dengan Rara yang sibuk mendinginkan fikirannya dan Sevila yang menikmati sejuknya air yang menyejukkan kedua kakinya.
Karena merasa bosan dengan keheningan lalu Rara angkat bicara.
"Vil!" panggil Rara.
"Hm," Sevila menghadap kepada Rara.
"Bentar lagi Fiona gak jomblo lagi yah hehe," kata Rara dengan Ketawa yang kesannya di paksakan. Dan masih sibuk bermain air dengan kakinya dengan tatapan yang juga kosong.
"Iya deh keknya," Sevila tersenyum ramah.
Sevila memperhatikan Rara, seperti ada yang aneh di diri Rara.
Rara kembali bungkam dan keheningan kembali menyelimuti mereka. Sekarang Giliran Sevila yang angkat bicara, sekarang dia akan jujur dengan apa yang di rasakan.
"Lo kenapa Ra?" tanya Sevila to the point.
"Gue? Gue gapapa kok," jawab Rara dengan ketawa yang di paksakan.
"Gue tahu lo lagi ada yang difikirin kan?" tanya lagi.
Sekarang Rara malah bungkam tidak menjawab, dia mulai memikirkan apa yang terjadi tadi.
"Lo beda Ra, biasanya kan lo itu paling cerewet. Dan dari tadi lo diem terus. gue salah gak kalo gue ngerasa ada yang aneh?" lanjut Sevila.
Kalau Sevila sudah bicara panjang lebar begini gak cuek seperti biasanya, berarti itu dia sedang berkata serius.
"Kita ini sudah sahabatan lumayan lama Ra, walaupun emang kita baru kenalnya waktu masuk SMA. Tapi Ra gue udah anggep lo sebagai saudara gue. Jadi kalo ada masalah atau apapun itu ceritain sama gue atau kalo enggak sama Fiona walaupun otaknya agak geser tetap dia pasti faham apa yang lo ceritain," ucap Sevila panjang lebar.
Sontak saja Rara memeluk Sevila yang berada di sampingnya, karena terharu dengan apa yang dikatakannya barusan memang benar. Dia merasakan apa yang dirasakan Sevila. Dan Sevila membalas pelukan Rara.
Setelah lama berpelukan Rara melepaskan pelukannya dan menarik napas.
"Gue ceritain nih?" tanya Rara.
Sevila mengangguk antusias sebagai jawabannya.
"Oh oke jadi gini," Rara kembali menarik napas.
"Tadi kak Raka..."
Rara menceritakan semua yang terjadi tadi di meja makan tanpa tambahan atau pengurangan kepada Sevila. Dia percaya Sevila juga Fiona mereka memang yang terbaik.
*****
Spesial 1k readers, walaupun pada siders gapapa lah aku mau update lagi jadi hari ini double update yah.
Tolong jangan jadi siders yah, masa gak kasian sama yang nulis juga mikir nih cerita:(
Vote, komen and share.
Salam manis,
ratihhermawatii
KAMU SEDANG MEMBACA
2Ra
JugendliteraturBAHASANYA AGAK TOXIC JANGAN DITIRU YAH! "For now you are my priority." Namanya Raka Aldair Dhafir. Orangnya gimana yah cuek-cuek gemesin gitu. Jadi pengen nabok hhe:') "Kak jangan pernah tinggalin gue, kalo kakak nyampe berani tinggalin gue. Gue aka...