Ra - Thirty Nine✔

61 2 1
                                    

"Mengapa engkau datang disaat ada seseorang yang mampu menggantikanmu, di posisimu dahulu."

~Raka Aldair Dhafir.

Nadia memejamkan matanya sejenak, lalu membukanya kembali. Dengan memantapkan hatinya Nadia akan menceritakan semuanya kepada Raka.

4 tahun yang lalu...

Nadia, Raka dan Beni adalah tiga sahabat yang masih sekolah menengah pertama kelas sembilan. Mereka sangat amat dekat.

Banyak pepatah mengatakan ketika perempuan dan lelaki bersahabat pasti salah satunya akan merasakan jatuh cinta.

Tetapi ini bukan salah satunya. Namun ketiganya bersahabat namun terjebak cinta segitiga. Beni menyukai Nadia, Nadia menyai Raka dan Raka pun sama menyukai Nadia.

Tetapi mereka memendamnya masing-masing karena mereka takut ketika sudah jatuh kedalam perasaannya persahabatannya akan hancur. Namun sikap Nadia malah sering memperlihatkan kalau dirinya memang menyukai Raka.

Suatu hari Beni mengetahui semuanya. Ketika Beni akan berkunjung ke rumah Nadia berniat untuk mengerjakan tugas sekolahnya sekaligus bermain bersama itu niat awalnya juga akan bersama Raka. Namun Raka saat itu sedang ada keperluan jadi dia tidak bisa ikut kumpul.

Beni yang sudah dipersilahkan masuk oleh pembantu rumah tangga Nadia pun bergegas akan memasuki ruang keluarga dan menemui Nadia. Namun, kegiatannya terhenti ketika Beni mendengar obrolan dua orang berbeda usia tengah mengobrol disana.

"Nad kamu leukimia kamu sudah memasuki stadium dua," ucapan Nendi-Papa Nadia barusan membuat Beni mematung begitu saja.

"Dan semakin hari semakin menggerogoti tubuh kamu, jadi Papa harap kamu mau yah berobat ke luar negeri sekaligus menemani Papa disana salah satu perusahaan Papa sudah di ambang gulung tikar." Jelas Nendi.

Nadia meneteskan air matanya, dia gak sanggup jika harus meninggalkan tempat kelahirannya. Juga dia tidak sanggup meninggalkan orang-orang tersayangnya yang berada disini. Tapi dia juga tidak mau terus-terusan penyakit ini menguasai tubuhnya, dia ingin sembuh.

"Tapi pah-"

Seolah tahu apa yang akan dikatakan Nadia selanjutnya Nendi mendekap Nadia kedalam pelukannya dan dia terisak disana.

"Iya Papa tahu kalo kamu berat kan ninggalin tempat kelahiran kamu termasuk kamu gak mau kan ninggalin kedua sahabat kamu, Papa tau sayang."

"Papa tauu. Kamu pikirin juga kesembuhan kamu. kalo kamu sembuh kan kamu bisa bebas kaya dulu lagi bisa bersama mereka sepuasnya juga."

"Kamu gak akan ngerasain sakit lagi."

Jelas Nendi panjang lebar. Itu tak luput dari pendengaran Beni di balik tembok disana.

"Ta-tapi apakah a-aku bisa sembuh Pa?" tanya Nadia tidak yakin.

"Kamu pasti sembuh sayang, percaya sama Papa yah." ucap Nendi meyakinkan.

Nadia mengeratkan pelukannya kepada Nendi. Nendi mengusap punggung Nadia supaya Nadia merasa tenang.

"Kamu mau kan?" tanya Nendi kembali.

2RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang