Ra- Thirty✔

145 8 0
                                    

"Sayang itu di buktikan dengan perasaan bukan dengan kekerasan."

~2Ra.

"Jual mahal!" celetuk Raka.

Rara mengernyitkan dahinya tanda tidak mengerti apa maksudnya dia bilang Rara jual mahal?

"Cuma bilang ayo aja susah."

Setelah mengatakan itu Raka kembali menaiki motornya dan menghampiri Rara yang masih berdiri.

Sesampainya di depan Rara, Raka tidak berkata apapun dia hanya menatap Rara yang tidak sedang celingak celinguk.

"Cepet naik, gue tinggal nanti ngedumel lagi!" suruh Raka.

Rara yang mendengar perintah dari Raka pun langsung malu, berarti dia dari tadi ngedengerin dirinya yang mendumel dong? Ah sangat malunya dirinya. Tapi untuk menghindar dari tatapan Raka, Rara buru-buru menaiki motor Rara.

Raka yang melihat Rara yang salting dia tersenyum dibalik helm full facenya yang pasti tidak akan terlihat oleh Rara.

Rara memegang tali ranselnya sendiri, semoga dengan itu bisa menghilangkan rasa gugupnya, Rara menunggu Raka menjalankan motornya

Raka masih belum menjalankan motornya, Rara yang bingungpun melihat ke kaca spion dan mereka saling tatap melalui spion tersebut.

"Kalau gak mau jatuh pegangannya bukan ke tali ransel, tapi kesini."

Raka melingkarkan lengan Rara yang tadinya memegang tali ransel miliknya, menjadi memeluk perut Raka.

Dan sontak saja itu membuat Rara mematung, hingga tidak sadar kalau motor Raka sudah melaju meninggalkan sekolah mereka.

Perjalanan pun lumayan begitu ramai, mungkin banyak yang baru pulang. Dari yang pulang sekolah sampai pulang kerja.

Motor pun sudah berhenti tetapi Rara masih belum sadar akan hal itu, entah apa yang dia lamunkan.

Tittt...

"Anjir!"

Refleks Rara melepas pelukannya dan memukul bahu Raka, karena dia terkejut bukan main. Ketika klakson motor Raka berbunyi.

"Makanya jangan ngelamun!"

Raka mengatakan itu sambil terkekeh pelan, dan itu membuat Rara semakin kesal. Lalu Rara menuruni motor Raka, dengan bibir di kerucutkan dan tangan bersedekap di dada.

Rara masih belum menyadari dimana ia berada, Rara berjalan terus tetapi setelah melihat sekitar dia berbalik arah. Dan itu membuat Raka yang baru saja menuruni motornya mengernyit bingung.

"Kenapa balik lagi?" tanya Raka.

"Mau pulang!" sarkas Rara.

"Kenapa?" tanya Raka kembali.

"Kenapa apanya? Pokoknya gue mau pulang  awas kak!"

Rara mendorong-dorong tubuh Raka, karena Raka menghalangi jalan lewat Rara.

"Kenapa pulang?" tanya Raka bingung.

"Kan emang tadi niatnya mau ngajak pulang kan? Kenapa kesini si kak. Pokonya gue gak mau ke kedai eskrim ini titik."

Setelah mengatakan itu Rara kembali cemberut dan bersedekap dada. Itu membuat Raka gemas sendiri.

"Tadi aja nyelonong gitu aja kenapa balik lagi?"

"Yah lagian gue kira udah nyampe rumah."

"Makanya kalo jalan tuh liat sekitar nanti salah masuk rumah orang gimana?"

2RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang