Ra-Eleven✔

221 13 0
                                    

Bakal terus ngingetin kalo gak suka jangan hujat yah!!

*****

"Keluarga adalah tempat kita menumpahkan segala semua fikiran kita, baik senang bahkan sedih”

~Raka

Keluarga adalah sekumpulan orang yang terdiri dari dua orang atau lebih, di dalamnya terdapat Kepala keluarga yakni ayah, ibu dan juga anak.

Peran orang tua untuk anaknya sangat penting dalam keluarga dan itu adalah hal yang paling utama untuk anak dari orang tuanya, banyak sekali anak yang kehilangan kasih sayang orangtuanya.

Bahkan ada pula yang keluarganya lengkap, hartanyapun berlipat. Namun, konsekuensinya yaitu hilangnya rasa peduli untuk anaknya.

Seperti yang saat ini Raka rasakan, dia memiliki keluarga yang lengkap, hartanyapun bergelimang. Namun, itu tidak membuat Raka Bahagia. Faktanya dia sangat tidak menginginkan hidup kaya dengan harta, dia menginginkan keluarga yang lengkap saling peduli walaupun keadaan keluarganya sangat sederhana.

Ayahnya jarang sekali pulang ke rumahya karena ia sangat sibuk, ia sering kali pulang pergi ke luar kota bahkan ke luar negeri. Ibunya dia sering kali berangkat terlalu pagi dan pulang sangat petang. Hingga ia jarang sekali bertemu dengan Raka. Kadang kalo pagi Raka dan ibunya bertemu hanya sejenak mereka tidak akan bertegur sapa lama, karena ibunya yang selalu pergi karena alasan takut terlambat ataupun sibuk. Seperti pagi ini sebelum Raka berangkat sekolah.

Saat menuruni anak tangga seorang pembantu yang bernama Mbok Yem menyapa Raka.

“Pagi den,” sapa seorang pembantu yang menyapa Raka.

“Pagi bu.” Raka menjawabnya sambil tersenyum.

Ia dia memanggil Mbok Yem dengan sebutan Ibu, pasalnya dia selalu menganggap Mbok Yem itu Ibunya.

“Den, nyonya sudah menunggu den di meja makan,” ujar sang pembantu tersebut.

“Ngapain dia menunggu saya yah, biasanya kan dia sudah pergi,” kata Raka sambil menatap kedepan dengan tatapan yang kosong.

Mbok Yem bingung dia harus menjawab apa, pasalnya memang benar kalo Nyonyanya itu selalu berangkat terlalu pagi. Mbok Yem selalu merasa kasian kepada Raka, dia selalu mengganggap kalo Raka itu anaknya sendiri karena ia sudah mengurus Raka semenjak ia masih bayi.

Majikannya itu selalu menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya itu masing-masing, tanpa memperdulikan anaknya sendiri.
Karena Mbok Yem tidak menjawab kembali dan Raka tahu itu kalo Mbok Yem kebingungan harus menjawab apa.

“Yausudah deh, bu aku berangkat ke sekolah dulu yah, sarapan di sekolah aja soalnya aku kebagian piket kelas hari ini,” ujar Raka tentunya berbohong, mana peduli ia dengan piket kelasnya.

“Bawa bekal aja den, ibu yang akan buatkan untuk den,”

“Enggak usah bu, soalnya aku buru-buru,”
Setelah itu Raka menyalami Mbok Yem dan ia langsung bergegas  pergi dari sana, memang ia sebelum berangkat selalu berpamitan terlebih dahulu dengan Mbok Yem.

“Hati-hati den!” teriak Mbok Yem yang melihat kepergian Raka sambil menggelengkan kepalanya.

Saat melewati ruang tamu, ia menghentikan jalannya karena ada seseorang yang memanggilnya.

“Raka kamu gak sarapan dulu?”

Ternyata yang memanggilnya itu Rama-ayahnya Raka, sepertinya tadi malam ia pulang lihat saja sekarang ia sudah berdiri tidak jauh dari tangga. Bukannya menjawab Raka malah balik bertanya, lebih tepatnya menyindindir.

“Ternyata Ayah masih ingat rumah, ku kira sudah tidak ingat rumah bahkan jalannyapun sudah lupa,” sindir Raka.

“Kamu tahukan Ayah hab-“

“Gak peduli.” Potong Raka.

Setelah mengatakan itu Raka pergi begitu saja tanpa memperdulikan panggilan Ayahnya lagi, dia langsung menaiki motor sport hitamnya dan keluar dari halaman rumahnya.

*****
Di part ini hanya menceritakan tentang keluarganya Raka yah. Gimana ceritanya masih monoton kah? Mohon maaf yah saya menulis ini karena ingin meluapkan isi fikiran saya, kalo misalnya ada yang tidak suka dengan cerita saya yasudah jangan dibaca karena terpaksa.

Minta kritik sarannya yah!!
Terimakasih buat yang sudah baca cerita monoton saya sampai part ini
WAIT THE NEXT PART=>

Vote, komen and share.

2RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang