"There's a sure distinction that everyone has. Same as me, same as him. But sadly, we have one thing in common. We both chose you. And I never regretted it."
Katanya, hidup adalah tentang perjalanan untuk pulang. Ketika kita berjalan untuk menemukan...
Mari bertanyapadabiru Tentang rona yang muncul, juga deru di dadakuketikakedua iris kita bertemu
Mari bertanyapadajingga Tentang rasa yang ada, juga harapan tak kasat mata yang datangdengantiba-tiba
Atau...bolehkah aku bertanyapadalangit? Iniperihalhati, perihalkasih, juga rasa tak tau diri yang sering kali tibasesukahati
103, 1 Romanseu FM
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sering kali, hidup itu serupa dengan sebungkus fortune cookies. Kita tidak akan pernah tau tulisan seperti apa yang akan kita dapat sebelum kita meremukkan kue itu dengan satu gigitan. Mungkin kita akan mendapatkan secarik kertas bertuliskan pepatah atau pesan-pesan kehidupan, tapi bisa jadi, kita akan mendapatkan sebaris ramalan yang menuntun kita pada suatu takdir besar yang sebelumnya tak pernah di bayangkan.
Carpe diem; sebuah pepatah latin yang sepertinya bisa meringkas penjelasan sebelumnya sekaligus membongkar rahasia kehidupan hari ini. Jika dalam bahasa inggris, Seize the day. Kalimat itu di kutip dari puisi karya Horace, memiliki arti agar kita menikmati hari ini karena apapun yang akan terjadi setelahnya benar-benar tidak akan bisa kita prediksi. Kita tidak dapat memprediksi apa yang terjadi sehari yang akan datang, satu jam yang akan datang, bahkan satu sepersekian detik yang akan datang. Sebab sekali kedipan mata kita saja sudah terbilang masa depan, dan masa depan adalah takdir yang tidak bisa kita tebak. Serupa dengan udara kosong yang terkadang menimbulkan tanya dalam benak perihal keberadaannya, atau serupa bilangan massa yang melenggang tanpa terasa, seperti itu juga takdir di mata manusia. Seringkali sebagian orang hanya menganggapnya kebohongan, sesuatu di luar nalar yang tentu saja tidak bisa di jabarkan dengan logika. Tapi kadang, bukankah kita hanya perlu percaya daripada meminta bukti yang nyata? Serupa bilangan massa, secepat waktu juga musim yang berubah tanpa bisa dikendalikan, sebagian orang lainnya juga hanya menganggap takdir sebagai sesuatu yang akan berlalu. Seperti adanya awal baru, tentu akan ada juga hal lain yang akan mengakhirinya. Tapi bukankah akhir dari sesuatu itu selalu menjadi awal dari sesuatu yang lainnya?
Sayangnya, kebanyakan dari kita selalu berpikiran sempit seperti itu
Saffa tidak pernah memikirkan hal-hal seperti takdir, waktu, bahkan kehidupan sebelumnya. Dia hanya merasa bahwa dia hidup karena takdir, bertahan karena waktu, juga ada karena kehidupan. Tapi hari ini, untuk pertama kalinya Saffa berpikir soal takdir yang ternyata memang sebercanda itu. Pertama soal fakta bahwa ternyata Arya memiliki saudara kembar--yang kemungkinan besarnya sudah dia temui beberapa minggu lalu. Kedua, tentang Liga yang ternyata juga tau soal hal tersebut di hari yang sama. Dan yang terakhir, tentang Jeffrey yang selama ini dia anggap sebagai Kakak ternyata punya seorang adik yang sudah Saffa kenal dengan dekat.