BAB: 06 [S1]

6.5K 798 496
                                    

Typo dan kawan-kawan mohon dimaklumi.
Apabila terjadi kesamaan alur, tempat dan dialog itu hanya kebetulan semata. Fanfic ini cuma fiksi, tolong jangan dibawa sampai rl ya.
NO SHARE PLEASEEE 🙏

UN-EDITED

BENERAN DOUBLE UPDATE GAES!!!

HAPPY READING ♡



STRANGE MARRIAGE

Tidak butuh waktu lama walau jalanan cukup berkelok-kelok, mereka sudah sampai di rumah orang tua Yerim tepat jam 7 malam.

Karena daerah nya yang berada di dataran tinggi, membuat suhu udara menjadi lebih dingin. Jungkook baru pertama kali mengunjungi rumah mertua nya dan dia yakin kalau tidur disini tidak memerlukan pendingin ruangan lagi.

Awalnya dia pikir rumah mertua nya hanyalah sebuah bangunan gubuk dengan aksen tradisional yang kental. Tapi begitu ia menginjakkan kaki di depan rumah, dia sadar kalau rumah ini jauh lebih nyaman ketimbang rumah keluarganya. Walau rumah mertua nya hanya selebar ruang tamu rumah mereka.

Saat dia sedang menurunkan barang dari mobil, sebuah suara nyaring dan langkah kaki yang terburu-buru menginterupsi kegiatannya. Dia menoleh dan melihat kalau ibu mertua dan adik iparnya sudah heboh menyambut mereka.

"Seharusnya kau tidak perlu datang kemari. Ayah baik-baik saja. Bahkan dia sudah bisa berjalan kesana-kemari memeriksa hewan ternak nya." Ucap Ibu mertua.

"Tidak apa-apa, bu. Lagipula aku sudah berniat mengunjungi kalian dalam waktu dekat ini, hanya saja aku kesulitan mencari waktu yang tepat." Kini istrinya yang menjawab.

"Susah ya jadi orang kaya. Walaupun banyak uang tapi masih tetap tidak punya waktu luang." Celetuk adik iparnya. Entah kenapa dia langsung merasa tersindir dengan ucapan adik iparnya tadi.
Yerim melirik suaminya merasa tidak enak dengan kata-kata adiknya barusan.

"Nak Jungkook sampai harus meluangkan waktu untuk datang kemari juga. Padahal kau sedang sangat sibuk, kan?" Tanya ibu mertuanya.

Dia membalikan tubuh lalu menunduk sopan memberi salam. "Tidak sulit meluangkan waktu untuk mengunjungi mertua."

Yerim membatin dalam hati mendengar ucapan suaminya barusan. Jelas saja ia tau kalau suaminya itu tipe orang yang terlalu ambisius dalam pekerjaan. Pria itu ingin menjadi orang nomor satu yang diakui dalam bisnis keluarga. Tentu saja untuk mendapatkan itu semua tidak ada cara lain selain bekerja dan bekerja.

'Dia hanya sedang berpura-pura didepan mertuanya saja.'

"Bagaimana keadaan ayah sekarang, bu?" Yerim bertanya. Ibu Kim menyuruh mereka untuk masuk kedalam rumah karena suhu udara semakin dingin.

"Ayah sedang ada di kandang hewan ternak nya. Dia tidak bisa membiarkan peliharaannya kelaparan." Jawab sang adik.

"Aku mau melihatnya dulu ya." Yerim berlari kecil menemui ayahnya. Kim Yohan yang merasa tidak enak hati harus terlibat pembicaraan dengan kakak iparnya yang seperti es batu berjalan itu pun ikut menyusul kakaknya.

'Biarkan ibu saja yang menghadapi orang kutub itu.'

Jungkook menyahut saat ibu mertuanya menawari teh hangat herbal untuk menghangatkan tubuh. Dia duduk beralaskan bantal empuk yang biasa di pakai untuk duduk lesehan. Kedua matanya tak lelah menyusuri sudut-sudut ruangan di rumah ini. Seperti yang dia bilang tadi, walaupun rumahnya tidak terlalu luas, tapi terasa begitu hangat. Padahal dirumahnya juga sudah dipasang penghangat ruangan, tapi kenapa rasanya tidak sehangat disini.

Suasana yang sangat berbeda dengan di rumah orang tua nya. Hangat dan Dingin. Itulah yang Jungkook rasakan saat ini. Sampai tatapannya menangkap sebuah jejeran bingkai yang menampilkan beberapa foto penghuni rumah.

Di bingkai paling ujung kiri terdapat sebuah foto dua orang balita perempuan dan lelaki memakai baju tradisional Hanbok sedang tersenyum lebar memegang permen lolipop.

Itu foto masa kecil istri dan adik iparnya.

Foto kedua, dia bisa menebak kalau itu foto keluarga istrinya saat mereka sedang berlibur ke salah satu tempat wisata di daerah sini. Semuanya tersenyum tanpa beban dan tak dipaksakan. Sangat memperlihatkan kalau mereka semua bahagia.

Seperti keluarga normal pada umumnya.

Foto ketiga - foto paling besar yang digantung di dinding. Foto keluarga dalam balutan pakaian formal. Foto yang memperlihatkan ikatan kuat dari sebuah keluarga. Dan untuk kesekian kalinya dia bilang kalau potret keluarga itu kelihatan natural dan tidak dibuat-buat.

Lalu bingkai ke-empat memperlihatkan foto istrinya yang memakai baju toga dengan tangan memegang sebuah penghargaan. Dia menajamkan penglihatannya dan membaca identitas Universitas tempat istrinya belajar.

Chulsan University - Fashion Design

Dia cukup terkejut saat mengetahui kalau ternyata istrinya pernah berkuliah di salah satu universitas dengan rata-rata nilai kelulusan tertinggi kelima di Korea. Dan mengambil jurusan tata busana. Pantas saja selama ini dia kebingungan kenapa istrinya sangat pandai memilih pakaian yang akan dipakainya atau dipakai oleh istrinya sendiri.

Ternyata wanita yang ia nikahi memiliki sesuatu yang luar biasa. Tapi sekarang dia bertanya-tanya, foto itu kemungkinan diambil 1-2 tahun sebelumnya, itu berarti istrinya lulus dengan waktu yang cukup singkat mengingat saat ini istrinya baru saja berusia 22 tahun. Dengan begitu Yerim lulus saat usianya masih 19 atau 21 tahun. Lalu kenapa wanita itu seperti tidak memiliki niat untuk melanjutkan kemampuannya? Kenapa dia malah menerima tawaran menikah dengannya?

"Maaf menunggu lama, nak. Teh herbal ini harus di rebus cukup lama agar khasiatnya keluar. Ayo silahkan di nikmati, ini kue buatan Yerim loh. Dia mengirim langsung kemari bulan kemarin." Ibu mertuanya datang dengan membawa nampan berisi teko teh dan sepiring kue kering.

"Dia bisa membuat kue?" Tanyanya. Ibu mertuanya mengangguk, "Dia pandai sekali memasak dan membuat kue karena dulu dia sering membantu nenek nya masak."

Jungkook mengangguk, pantas saja masakan istrinya sangat lezat. Dia makan dari tangan yang sudah profesional sejak kecil. Betapa beruntungnya dia mendapat istri serba bisa seperti Yerim.

"Ah ya, ada yang ingin ku tanyakan, ibu mertua." Ucapnya -masih tak menghilangkan nada datarnya walau ia sedang berbicara dengan mertuanya sendiri.

"Ada apa, nak?" Jungkook berdehem sebelum menyuarakan pertanyaannya. "Apa Yerim lulusan terbaik di kampusnya dulu?" Tanyanya.

"Hm bisa dibilang begitu sebenarnya. Dia kuliah hanya sampai tahun kedua lalu setelahnya dia lulus dengan nilai yang cukup memuaskan." Ucap Ibu mertuanya. Entah kenapa Jungkook tidak mendengar kesan yang berlebihan walau ibu mertuanya itu sedang membanggakan anaknya. Tidak seperti ibu nya yang selalu hobi pamer apapun yang dia miliki.

"Kenapa dia menerima tawaran menikah denganku kalau dia bisa saja sukses dengan cita-cita nya? Menikah denganku hanya akan membatasi kemampuannya."

Senyum terukir di wajah mertuanya. "Nenek nya ingin melihat dia berkeluarga sebelum ajal menjemput. Yerim yang terlalu menyayangi neneknya pun tanpa setengah hati mengabulkannya. Setelah pernikahan kalian baru berjalan 5 hari, nenek nya menghembuskan nafas terakhir."

Fakta baru yang ia dapat tentang istrinya. Awalnya dia pikir orang sederhana dan berkecukupan seperti Yerim menerima menikah dengannya karena ingin merasakan hidup sejahtera dengan harta berlimpah. Tapi ternyata ada alasan lain yang baru ia ketahui sekarang.



.

.

SEBAGIAN PART DI UN-PUB.

JIKA INGIN BACA KESELURUHAN CERITA BISA ORDER E-BOOK NYA.

PRICE: 45K

ORDER E-BOOK : DM WATTPAD

Love,
Kyoungies

[5] STRANGE MARRIAGE [M] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang