Typo dan kawan-kawan mohon dimaklumi.
Apabila terjadi kesamaan alur, tempat dan dialog itu hanya kebetulan semata. Fanfic ini cuma fiksi, tolong jangan dibawa sampai rl ya.NO SHARE PLEASEEE 🙏
UN-EDITED
HAPPY READING ♡
STRANGE MARRIAGE
Yerim masuk ke dalam kamar sambil menggendong Boram -anak kakak ipar Joohyun yang baru saja berusia 5 bulan. Wanita itu berdiri disamping ranjang dan menatap kesal suaminya yang sedang berbaring malas-malasan sambil memainkan ponselnya.
"Jaga Boram sebentar, aku mau menyiapkan air untuk mandi mu dulu."
Jungkook melirik tajam ke arah istrinya, "Aku bukan pengasuh bayi."
"Aku tidak menganggapmu pengasuh bayi. Memangnya menjaga anak kecil langsung dianggap sebagai pengasuh bayi. Kau juga mungkin akan jadi orang tua nanti."
Yerim lama-lama menjadi kesal karena suaminya tidak bisa diajak bekerja sama. Dia tidak tau apa yang membuat suaminya tidak mau mengasuh keponakannya sendiri. Ya memang sih, suaminya itu tidak pernah menganggap keberadaan keponakannya, tapi sikap itu sudah sangat kelewat batas. Mana ada sih manusia seperti Jeon Jungkook ini.
"Ck, bawa bayi itu keluar saja. Taruh dia di stroller nya."
"Kalau kau tidak mau menjaga Boram, kau urus saja kebutuhan mandi mu sendiri." Kekesalan Yerim sudah ada pada batasnya. Dia berniat beranjak keluar dari kamar, tapi langkahnya terhenti saat suaminya menarik baju nya.
"Kau lebih perhatian dengan bayi itu ketimbang suamimu sendiri ya sekarang?" Rupanya Jungkook tidak mau kalah juga, padahal hanya dengan seorang bayi berusia 5 bulan yang baru bisa mengemut jarinya.
"Boram masih bayi, suamiku. Dia masih harus mendapat pengawasan lebih dari orang dewasa. Dan kau itu paman nya tapi kenapa tidak punya rasa perhatian sama sekali kepada keponakannya sendiri." Ucap Yerim dengan nada lembut. Berusaha membuat suaminya paham.
"Tapi aku tidak mau menjaganya. Aku tidak bisa, Yerim."
Wanita itu menghela nafasnya. Kalau saja suaminya mengatakan sejak tadi alasannya tidak mau menjaga Boram karena pria itu tidak bisa menjaga anak kecil, mungkin dia akan memakluminya dan mulai mengajari suaminya cara merawat bayi.
"Kau tidak bisa karena tidak terbiasa atau tidak bisa karena tidak mau?"
"Kau tau aku anak bungsu, jadi aku mana pernah punya pengalaman merawat bayi."
"Keponakan mu kan banyak yang masih kecil, suamiku. Kau sesekali bisa bermain bersama mereka agar tau cara merawat bayi."
"Semua anak dari keluarga Jeon dirawat langsung oleh pengasuh bayi profesional. Jadi untuk apa aku harus ikut merawatnya juga. Mereka di gaji mahal untuk melakukan pekerjaannya. Jangan buat pengasuh memakan gaji buta."
Sekali lagi Yerim menghela nafasnya melihat kelakuan suaminya. "Kakak ipar Joohyun tidak memakai jasa pengasuh, jadi dia yang merawat anak-anaknya sendiri. Dan sekarang kau mau membantuku mengasuh Boram atau tidak."
Jungkook menatap istrinya dengan tajam. "Aku tidak bisa merawat bayi."
"Baik, kesulitan mu hanya itu saja, kan? Aku akan mengajarimu cara mengurus bayi mulai sekarang." Ucap Yerim.
Jungkook memperhatikan istrinya yang berjalan ke sisi ranjang. Dia mengangkat satu alisnya saat melihat sang istri merebahkan bayi perempuan yang tengah memainkan jari-jari mungilnya didalam mulut. Yerim menyusun bantal dan guling mengelilingi tempat berbaring Boram.
"Kau hanya perlu memperhatikan dia saja. Aku sudah menyusun bantal dan guling agar dia tidak jatuh dari tempat tidur."
"Lalu bagaimana kalau dia menangis?"
"Cukup kau tepuk-tepuk pelan paha nya dan sesekali senandungkan lagu agar dia tau ada orang di dekatnya." Kata Yerim sambil memperagakannya agar suaminya paham.
"Melihat tampangnya sepertinya bayi itu tidak menyukaiku. Dia melihatiku sejak tadi."
"Suamiku, dia bukan membencimu. Tapi dia sedang mencoba menghafal wajahmu. Selama ini kan kau jauh dari keponakan mu, mungkin Boram merasa asing denganmu walaupun kau pamannya sendiri."
Jungkook menatap istrinya dengan dahi mengerut. "Bayi bisa melakukan itu?"
"Kau harus tau kalau bayi memiliki perasaan lebih peka daripada orang dewasa."
Yerim mengecup pipi Boram sebelum berbalik menuju kamar mandi.
"Gampang sekali kau mengecup wajah orang lain. Saat denganku dulu kau selalu malu-malu."
"Boram menggemaskan sih, jadi aku tidak bisa tidak gemas." Seru Yerim dari dalam kamar mandi menjawab suaminya.
"Lalu menurutnya aku harus berubah menjadi bayi menggemaskan baru bisa dapat kecupan bebas tanpa syarat darinya?" Decaknya tidak suka.
Pria itu kembali berbaring dengan punggung menyandar di sandaran ranjang. Ponsel sudah tidak lagi menarik karena sosok mungil yang sedang berbaring sambil mengangkat kedua kaki nya ke atas mengambil alih perhatiannya. Pria itu menatap tak suka dan mencibir dalam hati.
"Mmuamm wawww.."
Jungkook langsung menatap tajam Boram yang mengoceh dengan bahasa bayi nya sambil menatap penuh penasaran ke arahnya. "Kau sedang mengejekku?" Tanyanya.
"Wuawaawa.. Mammm.."
Dia hampir saja kembali mencibir sebelum istrinya muncul dari dalam kamar mandi dan berjalan ke lemari pakaiannya. "Dia tidak sedang mengajakmu bertengkar, suamiku. Jadi simpan tatapan tajam mu itu."
"Dia mungkin sedang mengejekku dengan bahasa bayi nya."
Yerim berbalik menaruh pakaian ganti suaminya diatas ranjang mereka. "Dia sedang mengajakmu bicara." Ucapnya. "Air mu sudah siap. Baju ganti mu ku taruh disini."
Jungkook beranjak dari ranjang nya. "Wajahnya menyebalkan. Sejak tadi dia tertawa melihatku."
"Wajah mu yang seram itu mungkin terlihat lucu olehnya."
Jungkook berdecak sebal. Dia berjalan melewati Yerim masuk kedalam kamar mandi.
"Kau harus mulai belajar menghadapi bayi, suamiku. Jangan cuma senang membuatnya saja."
Pria itu langsung berbalik badan mendengar ucapan istrinya barusan. "Tentu saja membuatnya jauh lebih menyenangkan dibanding merawatnya."
Yerim mengedikkan bahu nya tidak peduli dengan kata-kata sang suami. Wanita itu kembali menyibukkan diri dengan bermain bersama keponakannya yang sangat menggemaskan.
.
.
SEBAGIAN PART DI UN-PUB.
JIKA INGIN BACA KESELURUHAN CERITA BISA ORDER E-BOOK NYA.
PRICE: 45K
ORDER E-BOOK : DM WATTPAD
Love,
Kyoungies
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] STRANGE MARRIAGE [M] ✔️
FanfictionMereka menikah bukan karena cinta atau perjodohan. Melainkan untuk memuaskan ego masing-masing. Tidak ada yang spesial diantara mereka. Tidak seperti pasangan pada umumnya. Biduk rumah tangga yang penuh drama, dimana pihak suami maupun istri sangat...