“Tidak apa, coba saja kesana. Dipanggil ke BK bukan berarti kamu telah melakukan hal yang buruk bukan!” Ujar Gina, salah satu dari dua sahabat Diva. Abi mengangguk, apa yang dikatakan Gina memang benar. Lagipula dia tidak merasakan melakukan kesalahan dua hari terakhir. Mungkin jika dia tidak datang, malah akan mendapatkan masalah.
Abi masuk ke dalam ruang BK yang terbuka lebar itu dan memberikan kertas panggilan yang diterimanya ke guru yang sedang berjaga. Guru itu atau lebih tepatnya pegawai itu menyuruh Abi untuk masuk ke dalam ruang konsultasi, katanya Pak Santo dan Pak Eko sudah menunggunya di dalam.
“Maaf, bapak memanggil saya?” Tanya Abi dengan nada sedikit ketakutan. Pak Santo menyambut baik Abi dan segera mempersilahkannya untuk duduk. Sebelum membicarakan topik utama, Pak Santo memperkenalkan rekannya terlebih dahulu yaitu Pak Eko. Beliau adalah guru senior yang sekarang menjabat sebagai wakil kepala sekolah bagian kesiswaan.
“Siswa model?” Tanya Abi sedikit kebingungan karena Pak Santo menyuruhnya menjadi siswa model. Siswa model sendiri adalah siswa yang mewakili sekolahnya yang dipilih berdasarkan kriteria kriteria tertentu seperti kecerdasan dan prestasi, juga dalam beberapa situasi rupa juga tidak kalah pentingnya.
Menjadi siswa model berarti harus menjaga citra sekolah di mata lingkungan luar, foto terpajang di banner banner acara sekolah dan lainnya. Setiap sekolah memiliki nama panggilan masing masing untuk setiap siswa modelnya. Menjadi siswa model merupakan kebanggaan yang cukup besar dan bisa menuntun langkah sang siswa ke jalan yang lebih terang seperti beasiswa atau freepass di universitas ternama.
“Tentu kamu harus mengikuti audisi terlebih dahulu bersama pasangan laki laki seperti yang lainnya tapi kita bisa mengusahakan untuk memilihmu. Kamu memenuhi semua kriteria dan sekolah ini butuh siswa model yang mengerti soal hukum newton ketimbang hanya berdiri saja sebagai pajangan.” Ujar Pak Santo.
“Maaf pak, bukannya terlalu cepat menilai saya seperti itu? Saya baru masuk selama dua hari!” Abi berusaha menolak dan tetap sopan. Pak Eko mengangguk setuju dengan Abi, terlalu cepat untuk menilai seseorang apalagi memberikannya sebuah posisi penting yang bisa mempengaruhi citra sekolah dimata dinas pendidikan kota dan juga masyarakat luar. Ini jelas bukan sifat Pak Santo yang biasanya.
“Oh begitu? Coba jelaskan dengan singkat kepada saya dan Pak Eko kenapa bendungan yang efektif menahan banjir di Belanda tidak bisa diaplikasikan di Jakarta?” Sepertinya Pak Santo berusaha menunjukan kemampuan akademik Abi di depan Pak Eko. Dari raut muka Pak Eko seperti menunggu jawaban dari siswa baru yang tampaknya berhasil mencuri perhatian Pak Santo yang terkenal galak dan susah untuk terkesan alias pelit nilai.
“Rotterdam dibangun untuk mencegah pasang air laut membanjiri derah di sekitar yang notabene adalah tanah rawa. Membangun bendungan ini membuat Belanda memangkas garis pantainya juga. Bendungan ini sangat efektif mencegah banjir dan bahkan digunakan untuk pembangkit listrik. Sungai sungai besarnya juga digunakan untuk transportasi laut.” Jelas Abi.
“Sementara itu, banjir di Jakarta sangatlah kompleks mulai dari tanahnya yang dibawah permukaan air laut dan juga banjir kiriman daerah dataran tinggi seperti bogor membuat Jakarta sangat rentan oleh banjir. Ditambah curah hujan yang setiap tahun meningkat dan pendangkalan sungai dan masalah di hulu. Jadi masalah banjir Jakarta memang tidak pernah berasal dari laut karena laut jawa terkenal dengan airnya yang tenang.” Lanjut Abi.
Seketika raut muka Pak Eko berubah, tidak menyangka bahwa anak baru di depannya bisa menjelaskan tentang semua itu yang harusnya baru dikuasai oleh mahasiswa di jurusan khusus seperti arsitek dan tata letak kota. Pak Santo sangat puas dengan jawaban murid baru favoritnya itu.
“Lalu bagaimana untuk memperbaiki banjir di ibukota ini?” Tanya Pak Eko yang tampak mulai tertarik dengan topik pembicaraan kali ini. Abi menggaruk pelan kepalanya, ada apa dengan dua guru didepannya itu. Kenapa mereka begitu penasaran dengan apa yang dia ketahui, apakah tidak ada siswa yang mengetahui hal hal seperti ini juga. Atau mungkin benar apa yang dia baca di artiker belym lama ini bahwa kelemahan dari kurikulum nasional adalah membuat siswa terpaku pada buku dan hanya ahli dalam teori saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengatasi
Teen FictionSeperti biasa, Abi selalu mengawali paginya dengan ceria. Gadis itu melangkah sedikit melompat membuka satu per satu gorden yang ada dirumahnya. Sifatnya yang seperti itu membuat orang lain pasti berpikir bahwa dia anak yang ceria yang memiliki kelu...