Bunyi bel istirahat berdering membuat para siswa di penjuru sekolah bersorak gembira. Ratusan anak langsung membanjiri kantin untuk mengisi kembali tenanga mereka yang habis digunakan untuk mencerna pelajaran pagi hari. Berbeda dengan Abi yang berjalan menuju ruang OSIS, gadis itu membawa formulir pendaftaran yang sudah terisi lengkap. Abi sudah memutuskan untuk tetap ikut karena memang dia ingin ikut.
Abi mengabaikan ketakutannya karena fakta bahwa Alicia adalah wakil ketua OSIS priode ini dan sangat besar kemungkinan jika dia masih akan terlibat dengan kegiatan organisasi lainnya di masa depan. Biarkan saja batin Abi, selama dia tidak merasa melakukan kesalahan dan terus sopan, gadis cantik itu yakin dirinya tidak akan mendapat masalah apapun.
Abi mengetok pintu ruangan dan satu siswa laki laki membukanya. Abi familiar dengan siswa itu, dia adalah salah satu anggota OSIS yang cukup populer. Ruang itu hanyalah ruang kecil mirip seperti gudang yang dipaksakan menjadi ruang OSIS dan bukan seperti ruang untuk rapat yang layak. Hanya berkisar sekitar lima kali lima meter, pasti saat acara besar, ruang ini akan penuh sesak dipenuhi anggota. Atau mungkin OSIS akan mengadakan rapat di ruang lainnya.
Siswa itu mempersilahkan Abi untuk masuk, tentu pertama tama, Abi harus melepaskan sepatunya terlebih dahulu. Ketika melihat siapa saja yang ada di dalamnya, jantung Abi berdetak lebih kencang. Rasa takut itu kembali muncul dan seperti merambat cepat ke seluruh tubuh. Alicia dan satu temannya yang kemarin ikut membullynya berada di ruangan itu.
Tampak Alicia sedang memberikan arahan dan masukan kepada siswa laki laki yang mempersilahkannya masuk tadi dan satu siswi perempuan disampingnya tentang acara yang akan mereka selenggarakan. “Ngapain lo kesini?” Ujar Alicia dengan nada yang sangat tidak enak didengar. Kalimat itu bagai pisau yang langsung menghujam hatinya, tidak pernah ada orang yang berkata kasar seperti itu kepada Abi sebelumnya.
Setelah mendengar percakapan mereka, Abi mengetahui ternyata anak laki laki sebelumnya adalah ketua pelaksana penggantian perangkat OSIS yang akan dilaksanakan bulan ini dan siswi disampingnya adalah wakilnya. “Hm, eh ini kak saya mau menyerahkan formulir pendaftaran!” Ujar Abi dengan nada gagap. Alicia dan temannya tampak memutar mata, sepertinya mereka berpikir yang tidak tidak tentang Abi.
“Oh mau daftar ya, yaudah sini!” Ujar sang ketua ramah. Abi bersyukur di ruang itu dia tidak hanya dirinya bersama Alicia seorang, masih ada ketua dan wakilnya yang tampaknya jauh lebih baik hati. Keberadaan mereka juga kemungkinan besar bisa mencegah Alicia melakukan hal hal buruk kepada Abi.
Setelah beberapa pertanyaan dari sang ketua, akhirnya Abi sudah bisa dimasukan ke dalam daftar calon anggota yang minggu depan akan di wawancara secara resmi oleh perangkat inti dari OSIS dan beberapa guru seperti Pak Eko yang Abi temui di ruang BK sebelumnya. Mereka tampak masih mengobrol satu dua hal dan tampak sekali jika sang ketua sangat sibuk, kegiatan mereka untuk dua bulan kedepan sangatlah padat.
Bulan pertama mereka harus melakukan peresmian anggota yang katanya akan diadakan di daerah Bogor atau semacamnya, intinya diluar Jabodetabek. Kemudian di bulan yang sama mereka akan mengadakan pemungutan suara untuk menentukan siapa ketua dan wakil OSIS yang baru. Pada bulan kedua mereka langsung dihadapkan dengan acara yang cukup besar yaitu pemilihan siswa model atau yang biasa disebut Pangeran dan Putri.
Ponsel pintar sang ketua berdering, dia mengangkatnya dan terjadi pembicaraan yang tidak Abi mengerti. Senyum mengembang di wajah sang ketua pelaksana entah apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya, yang pasti itu membuatnya sangat senang.
“Kak aku tinggal dulu ya, ada sponsor besar yang menunggu ini! kita butuh sekali dana dari sponsor ini! oh iya kamu bisa tanya Kak Alicia kalau kurang mengerti.” Ujar sang ketua bersemangat. Dia langsung mengajak wakilnya meninggalkan ruangan dan pergi berlalu. Pergi meninggalkan Abi bersama Alicia dan satu orang temannya di ruangan kosong yang tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengatasi
Teen FictionSeperti biasa, Abi selalu mengawali paginya dengan ceria. Gadis itu melangkah sedikit melompat membuka satu per satu gorden yang ada dirumahnya. Sifatnya yang seperti itu membuat orang lain pasti berpikir bahwa dia anak yang ceria yang memiliki kelu...