MENGATASI RASA TAKUT AKAN MASA LALU

20 9 0
                                    

Abi melihat ke arah ujung pohon kehidupan itu yang nampaknya lebih baik dari keadaan yang sebelumnya. Beberapa daun tumbuh di beberapa rantingnya dan batangnya tampak lebih segar dari malam sebelumnya. Saat Abi mencelupkan kakinya ke air kolam, Abi merasakan dingin menjalar ke sekujur tubuhnya. Air kolam itu tampak keruh tapi tidak hitam seperti kemarin.

“Kamu telah belajar tiga kisah yang memberimu tiga palajaran berharga yang berguna untuk hidupmu dimasa sekarang dan juga dimasa depan.” Ujar wanita bertudung hitam itu saat Abi baru saja tiba.

“Semakin beranjak dewasa, kamu semakin akan menyadari bahwa dunia ini bukan seperti taman bermain, melainkan tempat yang keras dan kasar. Kamu tidak akan mendapatkan semua hal yang kamu dambakan, ada kalanya kamu harus merelakan dan move on!”

“Dunia ini juga dipenuhi dengan ketidakadilan. Bagaimana hidup menyiksa seseeorang sepertimu yang selalu mencoba baik dan sopan, menghadapi semua dengan senyuman. Pada akhirnya kamu akan menyadari bahwa tidak semua orang baik di dunia ini. itulah kenapa kamu juga tidak boleh terlalu baik kepada semua orang.”

“Dan pada akhirnya semua membawamu ke satu titik dimana kamu harus menghadapi semua masalahmu sendirian. Tidak ada orang lain yang bisa membantumu kecuali dirimu sendiri. Kadangkala ada masalah yang harus diselesaikan dengan cara merelakan dan melepaskan, tapi ada juga masa ketika kamu akan dituntut untuk melakukan sesuatu yang tegas untuk mempertahankan dirimu sendiri. Hal itu yang akan membuatmu menjadi lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih kuat dimasa depan!”

“Sekarang aku akan membantumu menyingkirkan satu bulan merah di belakangmu. Bulan itu melambangkan ketakutanmu akan masa lalu, yaitu ketakutanmu dengan kejadian yang menimpa papa dan adikmu. Setelah kamu menyelesaikannya, kamu akan bisa merelakan kepergian papa dan adikmu dan semua mimpi buruk itu akan segera pergi!” Ujar wanita bertudung itu. Ruangan kembali menguap dan berubah menjadi ruang putih hampa.

Tak berapa lama, munculan tanah dibawah kaki Abi dan langit diatas kepalanya. Abi dan wanita bertudung hitam itu berdiri di tepian jalan tol. Abi merasakan hawa malam yang dingin seakan membelai rambut dan lehernya. Abi juga bisa merasakan rumput basah yang diinjaknya.

Antrian kendaraan yang ingin keluar dari jalan tol tampak mengular cukup panjang. Keadaan tampak remang karena kurangnya pencahayaan di malam hari. Abi melihat ke kanan dan ke kiri seakan memastikan bahwa ini adalah mimpi yang sama seperti mimpi yang menghantuinya selama ini.

“Mimpi ini dibentuk oleh alam bawah sadarmu karena trauma yang terbentuk dari kejadian buruk yang menimpa papa dan adikmu. Mimpi ini tidak nyata, sebanyak apapun kamu mencoba untuk berusaha memperingatkan papa dan adikmu akan datangnya mobil itu, mereka tidak akan pernah mendengarmu karena mereka tidak ada disini. Kuatkan hatimu untuk merelakan kepergian dua orang yang kamu cintai itu!” Ujar wanita bertudung yang berdiri tepat di samping Abi.

Abi melihat dari kejauhan sebuah mobil sedan putih perlahan melambat dan mengambil antrian di barisan tengah. Abi hapal sekali kalau mobil itu adalah mobil yang dikemudikan papanya. Ratusan kali Abi melihat mobil papanya itu hancur tertabrak oleh mobil sport milik anak seorang artis yang tidak bertanggung jawab.

“Apapun yang ada disini tidak nyata, kuatkan dirimu dan jangan pedulikan yang lain. Tanamkan pada dirimu sendiri bahwa papa dan adikmu sudah berada di tempat yang lebih baik sekarang.” Ujar wanita bertudung hitam itu. Tak lama kemudian terdengar dari kejauhan suara raungan mesin mobil sport yang dikendarai anak artis dibawah umur itu.

Mata Abi terbuka lebar, gadis itu memandang ke arah kegelapan asal suara raungan itu terdengar. Raungan itu semakin keras terdengar seiring mobil semakin dekat melaju. Mata Abi mulai berkaca kaca, korneanya membesar. Gadis itu menyatukan setiap potong ingatan dimana dirinya melihat papa dan adiknya terluka setengah sadar di dalam mobil tanpa ada orang yang mencoba membantu.   

MengatasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang