Hari minggu, hari yang tenang untuk semua pelajar. Harusnya hari itu adalah hari sabtu karena para pelajar tidak harus disibukan dengan pekerjaan rumah mereka di esok hari. Tapi karena Abi sudah menyelesaikan semua, maka hari ini termasuk hari yang tenang baginya. Memang menjadi orang yang rajin memiliki banyak kelebihan.
Ponsel pintar Abi berdering dari atas meja, gadis itu segera melihat siapa yang pagi pagi seperti ini menelfonnya. Ternyata Gina berniat mengajak Abi dan yang lain untuk berjalan jalan ditaman yang kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan tugas fisika bersama dirumah Gina. Abi tersenyum, tentu saja dia mau.
Abi segera mandi dan berganti baju yang dia rasa cocok untuk berjalan jalan ringan ditaman. Gadis itu berpamitan ke Bi Ami dan segera menuju garasi untuk mengeluarkan motor kesayangannya. Abi memacu motornya menuju taman kota yang ditunjukan oleh Gina sebelumnya. Hari libur seperti ini membuat Abi sangat bahagia karena jalanan jadi jauh lebih senggang daripada biasanya.
Abi memacu lebih cepat karena taman itu lumayan jauh dari rumahnya. Tentu Gina dan yang lainnya akan sampai disana lebih dulu karena rumah mereka berada di sekitar taman itu. Abi memarkirkan motornya di tempat yang sudah disediakan dan tak lupa mengunci stang motornya agar lebih aman lagi karena apa salahnya pencegahan.
Terlihat beberapa orang yang melakukan jogging pagi dan banyak lainnya yang bermain bersama keluarga dan teman. Abi mencari ketiga temannya itu ke penjuru taman hingga akhirnya suara Gina terdengar memanggil nama Abi. Gina melambai dari tepi danau buatan yang ada di tengah tengah taman. Abi langsung berlari kecil menghampiri mereka.
Nata menatap aneh ke arah Abi yang baru saja datang. “Wow, kamu beda sekali dengan pakaian sehari hari!” Seru Nata. Gina mengangguk menyetujui bahwa Abi memang terlihat sangat berbeda dengan pakaian sehari hari, jauh lebih cantik daripada saat memakai seragam sekolah.
Tentu saja apa lagi yang dilakukan cewek di minggu pagi di taman kota. Sedikit berolahraga, banyak berfoto ria. Gina, Nata, dan Diva terus mencari titik foto yang bagus sementara Abi hanya duduk duduk saja menunggui teman temannya sambil mengagumi keindahan taman yang sebenarnya sangat indah ditengah gedung perkantoran yang menjulang tinggi ditengah daerah metropolitan ibukota.
“Ayo Bi ikutan!” Ujar Diva yang coba menarik Abi untuk foto bersama mereka. Abi tidak bisa menolak meskipun sebenarnya dia tidak terlalu suka befoto. Mereka berempat mencoba segala pose yang mungkin dilakukan di tempat itu, entah sudah berapa banyak foto yang diambil. Semoga saja tidak ada orang jahat yang tiba tiba mengambil ponsel pintar Gina yang dia letakan begitu saja di sembarang tempat untuk mengambil gambar.
“Wow hai ladies!” Ujar Rangga yang tidak sengaja berpapasan. Terlihat sepertinya Rangga habis lari pagi karena keringat sampai membasahi kaos olahraganya. Seperti mandi tapi memakai baju saja.
“Ngapain kamu disini?” Ujar Nata sambil menutup hidungnya, sepertinya bau badan Rangga membuatnya terganggu. Abi juga menciumnya, bau badan Rangga memang tercium, tapi tentu menutup hidung seperti itu adalah hal yang berlebihan.
“Hei, ini taman kota. Semua orang boleh kesini!” Ujar Rangga sewot dengan penghinaan yang dilontarkan Nata. Seketika raut muka sewot Rangga berubah seratus delapan puluh derajat saat melihat Abi yang tampil berbeda daripada biasanya. Dengan mata yang tak berkedip dan mulut setengah terbuka, Rangga terus memandangi Abi tanpa menghiraukan tatapan aneh dari teman temannya itu.
“Abi! Kamu beda banget!” Ujar Rangga masih dengan tatapan aneh itu. Setelah satu minggu satu bersekolah, Abi banyak tahu tentang teman teman sekelasnya. Meskipun kadang Rangga berlagak seperti playboy dan suka menggoda siswa perempuan, tapi sebenarnya Rangga adalah anak yang baik, dia memang suka membantu teman yang kesulitan dalam pelajaran. Tentu saja jika yang perlu bantuan adalah seorang siswi, Rangga tidak akan segan menyelipkan gombalan di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengatasi
Teen FictionSeperti biasa, Abi selalu mengawali paginya dengan ceria. Gadis itu melangkah sedikit melompat membuka satu per satu gorden yang ada dirumahnya. Sifatnya yang seperti itu membuat orang lain pasti berpikir bahwa dia anak yang ceria yang memiliki kelu...