SESEORANG YANG MENYIMPAN AMARAH

23 9 0
                                    

Abi memacu motornya dengan kecepatan sedang. Udara dingin bercampur genangan air disepanjang jalan membuat suasana terasa lembab. Sepertinya tadi malam saat dia tertidur pulas, hujan turun dengan derasnya. Memang bulan sudah memasuki musim penghujan. Nanti akan lebih susah masuk ke sekolah.

Ketika memarkirkan motornya, Abi melihat Diva yang sedang memarkirkan motornya. Abi buru buru menghampiri temannya itu. “Div! tunggu Diva!” Ujar Abi sambil menyusul Diva yang sudah duluan menuruni tangga. Diva terus berlalu seakan tidak menghiraukan teriakan Abi. Sudah tidak diragukan lagi jika Diva memang membenci Abi karena alasan tertentu.

“Div! Kenapa sih kamu ngehindarin aku?” Diva hanya membalas dengan senyuman seribu arti dan menggelengkan kepalanya. Diva melangkahkan kakinya lebih cepat meninggalkan Abi. Abi berusaha menyusul Diva dan terus bertanya sebenarnya apa yang salah dengan pertemanan mereka.

“Div! kamu tuh temen pertama aku di sekolah ini. aku mau kita temenan lagi seperti dulu. Apapun salahku aku minta maaf sebesar besarnya! Aku tidak pernah bermaksud melakukan apapun yang menyakiti hatimu Div! aku hanya mencoba jadi diriku sendiri dan ternyata sekolah ini tidak sama dengan sekolahku yang dulu, sebanyak apapun aku coba bersikap baik, tetep aja ada orang yang jahat..” Ujar Abi.

Diva melirik Abi, tampaknya kata kata Abi memang ada benarnya karena semua yang menimpanya bukanlah kesalahan Abi. Jika Abi lebih pintar darinya bukan berarti itu salah Abi, Diva yang hanya perlu belajar lebih keras. Diva memutuskan untuk menguatkan dan memahami perasaannya dulu, gadis itu berjalan lebih cepat lagi meninggalkan Abi mematung memandangi punggungnya.

Hari itu seperti biasanya di jam efektif mengajar, Abi terus bersinar memberikan kejutan kejutan baru kepada para gurunya. Gadis itu seakan disayang dan dibenci oleh semua orang secara bersamaan. Abi tidak memperdulikan itu semua, dia tahu bahwa jika dia memikirkannya terlalu dalam itu hanya akan mengganggu psikologinya.

Abi melirik ke bangku Diva yang sedang berkemas bersiap untuk pulang. Tampaknya diluar pintu sedang ada ramai ramai. Terlihat banyak anak seperti melirik masuk ke dalam kelas XI MIA A. Beberapa anak menyadari itu terutama Abi. Jika dia tidak salah, sepertinya anak anak itu melirik ke arahnya. Abi menghembuskan napas berat dan memutuskan untuk tidak memperdulikannya.

Abi mengemasi barang barangnya dan bersiap untuk pulang. Gadis itu beranjak dari bankunya menuju pintu. Tanpa diduga sorakan dari para siswa menggelegar ketika Abi keluar dari kelasnya. Zagi yang berdiri disana mulai memetik gitarnya dan bernyanyi sebuah lagu romantis. Dua temannya juga mengiringi Zagi bernyanyi, ada yang bermain tamborin dan satunya memetik bass.

Abi merasa malu dan bingung dengan perlakuan yang dia dapatkan. Zagi menyanyi lebih keras lagi dan lebih dalam lagi. beberapa siswa laki laki pun ikut menyanyi seakan mengiringi Abi untuk datang ke pelukan Zagi. Kejadian itu semakin ramai menarik perhatian siswa lain. Banyak siwa yang tidak terlibat acara kecil Zagi datang berkerumun untuk melihat apa yang terjadi.

Zagi tidak peduli dengan bertumpuknya kerumunan yang menonton, dia terus bernyanyi untuk menarik hati Abi. Sementara itu Abi masih bingung dengan apa yang terjadi, gadis itu hanya terpaku sesekali melirik ke kanan dan ke kiri. Sejujurnya saja Abi tidak pernah berpikir untuk berpacaran dari awal, dia baik kepada semuanya termasuk Zagi karena Abi memang anak yang baik.

Lagu pun selesai dan Zagi mengambil sebuah bunga mawar merah buatan dan diberikannya kepada Abi. Abi terpaku, dia menoleh ke kanan dan ke kiri tidak tahu harus berbuat apa. Soarakan untuk Abi agar menerima bunga itu kian bergemuruh seakan menjalar ke penjuru sekolah.

Zagi tidak berkata apapun dan hanya sekedar tersenyum sambil menyodorkan bunga mawar itu. Abi akhirnya menerima bunga itu dan sorakan riuh terdengar ke penjuru sekolah. Zagi melompat memeluk temannya karena merasa cintanya sudah diterima oleh Abi dan mereka sekarang resmi berpacaran. Sementara Abi menerima bunga itu hanya karena dia tidak ingin menyakiti perasaan Zagi dan mempermalukannya di depan semua orang. Abi tidak pernah tahu bahwa bunga itu melambangkan cinta Zagi karena dia tidak pernah mengatakannya.

MengatasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang