Bagian 14 (Penyelarasan)

40 1 0
                                    

Irina : "Sa..."
Angkasa : "Iyaa? Kenapa, na?"
Irina : "Tentang... Kamu tanya, apa aku mau jadi pacar kamu... Aku pikir, aku udah punya jawabannya..."
Angkasa : "Oh iyaa? Jawaban kamu apa?" (Tersenyum manis).
Irina : "Hmm..." (Merasa sangat canggung).
Angkasa : "Kalo Irina gak mau juga gak apa-apa, kok... Kita masih tetep bisa jadi sahabat kan?" (Melebarkan senyumnya sembari memejamkan mata).
Irina : "A-aku mau, kok... Aku mau jadi pacar Sa... Mulai sekarang, Sa bisa cerita tentang apa aja ke aku..."
Angkasa : "Makasih yaa, na... Sa kira Irina bakal nolak Sa..., Apalagi setelah Irina tau kalo kehidupan Sa gak baik." (Tersenyum pucat).
Irina : "Kamu harus senyum lebar kaya gini, Sa!" (Menyunggingkan senyum Angkasa dengan tangannya).
Angkasa : "Makasih, na..." (Pipinya merah).
Irina : "Udah, jangan makasih-makasih terus, Angkasa... Aku emang suka sama kamu kok! (Mengatakannya sambil menutupi pipinya yang merah).
Angkasa : "Sa juga udah suka Irina, dari pertama kali Sa liat... Semangat Irina bikin Sa pengen deket terus sama Irina..."
Irina : "Yaudah nih aku deketin kamu! Hihi!" (Mendempet Angkasa sembari tertawa kecil).
Angkasa : "Hahaha! Gak gitu juga, na..." (Tertawa sebentar lalu wajahnya berubah serius).
Irina : "Kamu kenapa?"
Angkasa : "Sa cuma takut, nanti Irina gak betah setelah liat kehidupan Sa... Sa takut Irina pergi karena gak tega liat kehidupan Sa yang menyedihkan..."
Irina : "Angkasa... Sini... Kamu liat aku... Siapa yang bilang hidup kamu menyedihkan? Gak ada kok! Aku percaya... Semua ini terjadi buat ngebentuk diri kamu supaya lebih kuat lagi... Oke? Aku janji... Aku gak akan tinggalin kamu, oke? (Menggenggam tangan Angkasa).
Angkasa : "Makasih ya, na..." (Matanya berkaca-kaca).
Irina : "Udah aku bilang, kamu itu cuma kehangatan yang beku... Sekarang kamu udah cair lagi... Kamu bisa jadi lebih perasa seperti yang kamu mau... Kamu gak perlu sedingin dulu lagi... Aku bakalan selalu ada buat cairin bekunya kamu, oke?" (Memeluk Angkasa).

Angkasa hanya terdiam dan menyambut pelukan Irina, setelah itu Mega yang baru saja selesai rapat OSIS melintas, lalu melihat Angkasa dan Irina sedang duduk bersama. Mega menghampiri Angkasa dan Irina.

Mega : "Ciee... Berduaan aja nih..." (Menahan tawa).
Angkasa : "Eh! Mega... Kaget aing, kirain siapa..."
Mega : "Lagi pada ngapain jam segini masih di sekolah?"
Angkasa : "Aing abis latihan basket, ga... Oh iya! Kenalin... Ini Irina anak IPA 6, pacar aing..."
Mega : "Alhamdulillah yaa Gusti... Temen aing yang satu ini gak jomblo lagi... Baguslah manéh punya pacar, jadi aing gak kena marah pacar aing terus gara-gara harus terus merhatiin manéh! Kita mulai selaras, Sa! Hahaha!"
Angkasa : "Dih! Siapa juga yang minta diperhatiin, emangnya aing anak kecil?"
Mega : "Aing terus merhatiin manéh karena aing takut manéh jadi homo kebanyakan bergaul sama cowo, jarang amat sama cewe abisan! Hahaha!" (Tertawa).
Angkasa : "Ajik! Hahaha! Kampret!
Mega : "Hahaha! Ngakak aing! (Terbahak-bahak).
Irina : "Kenalin, aku Irina Raisa Direja! Panggil aja Irina!" (Tersenyum ceria menatap Mega).
Mega : "Iyaa, salam kenal juga, Irina..., Aing Mega Tirtawangsa, anak IPA 7, temen sebangkunya Sa, panggil Mega aja yaa!" (Tersenyum manis).
Angkasa : "Manéh abis rapat OSIS, ga?"
Mega : "Yoii, Sa... Sekalian mau langsung ke IPA 4 juga, mau ngapel sama Shafa dulu... Hahaha! Yaudah kalian anteng-anteng ya! Semoga langgeng Irin-A-ngkasa! Hahaha!" (Tersenyum sambil berjalan penuh semangat).
Angkasa : "Makasih, ga!" (Tersenyum manis).
Irina : "Fiuhhh...." (Menghela napasnya).
Angkasa : "Irina kenapa?" (Rautnya penasaran).
Irina : "Untung kita udah lepas pelukannya, kalo belum bisa bahaya tau, Sa!" (Pipinya amat merah).
Angkasa : "Eh? Hahaha! Bener juga ya... Mana si Mega gabisa bungkem..." (Terbahak-bahak).
Irina : "Ganteng! Hehe!" (Tersenyum sambil mencubit pipi Angkasa).
Angkasa : "Makasih, Nana... (Tersenyum manis).
Irina : "Panggilan sayang kamu ke aku, Nana?"
Angkasa : "Jelek ya? Sa ganti jadi Irina lagi deh..."
Irina : "Gak jelek! Aku suka namanya!" (Mengusap rambut Angkasa).
Angkasa : "Sa janji... Sa gak akan ngecewain Nana..." (Senyumnya pucat).
Irina : "Kamu tenang aja yaa... Mulai sekarang semuanya kita buat selaras... Kita bakalan terbiasa sama apa-apa yang terjadi di hidup kita, oke?"
Angkasa : "Okee, na..." (Tersenyum lebar).

__________ミBersambungミ___________

LonelinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang