Bagian 2 (Penasaran)

54 2 1
                                    

Irina : "Aduh! Salah orang, maafin aku ya, Angkasa... Aku kira kamu Andre... Mana aku pegang-pegang tangan kamu lagi.. pantesan tadi kamu narik tangan kamu... Aku gak maksud apa-apa kok... Maaf ya?"
Angkasa : "Gak apa-apa." (Sedikit menyunggingkan senyumnya).
Irina : (Wajahnya begitu merah karena malu, dia berdiri dengan canggung).
Angkasa : "Yaudah aing pergi dulu."

Angkasa segera bergegas kembali ke kantin.

Andre : "Na, harusnya manéh seneng loh!"
Irina : "Lah kok bisa? Aku malu tau! Mana ada seneng... Aneh deh!"
Andre : "Itu tadi Angkasa loh, Na! Orang paling dingin dan pendiem di sekolah ini!"
Irina : "Yaa terus kenapa, Ndre?"
Andre : "Artinya, dia nganggep manéh spesial, dia jarang senyum sama orang..."
irina : "Oh iya? Emang gitu?"
Andre : "Diem dan kakunya dia itu jadi ciri khas yang menarik, udah gitu juga dia banyak disukain anak-anak karena ganteng!"
Irina : "Hmm... Gitu yaa... Dia juga tadi irit ngomong banget ya... Aku jadi penasaran! (Tersenyum).
Andre : "Kalo gitu, coba deh deketin!"

Di kantin, Angkasa kembali duduk di sebelah Mega, ia membereskan buku dan alat tulisnya, kemudian memasukkannya ke dalam tas. Dengan mulut yang penuh makanan, Mega bertanya, hendak kemana Angkasa buru-buru sekali.

Mega : "Au ke ana, ha?"
Angkasa : "Ha? Makan dulu yang bener, Ga...!"
Mega : (Menelan makanannya). "Manéh mau kemana? Buru-buru amat..."
Angkasa : "Oh.. ini aing mau ke toko buku, mau cari-cari novel baru."
Mega : "Manéh mah beli novel waé, bukannya udah banyak di rumah?"
Angkasa : "Udah tamat semua, Ga.. perlu bacaan baru, yaudah aing sekalian balik ya?"
Mega : Yaudah, ati-ati, Sa! Jangan ngelamun bawa motornya, ntar motornya nyium mobil di jalan, Hahaha!
Angkasa : "Hahaha! Kampret!"

Angkasa segera bergegas ke parkiran motor untuk mengambil motornya, ia menaiki motornya kemudian mengenakan helm, saat ia melajukan motornya menuju gerbang, ia melihat Irina sedang berjalan bersama teman-temannya. Angkasa menyunggingkan senyum pada Irina sambil memelankan motornya lalu kembali melaju dengan cepat ke gerbang.

Teman-teman Irina yang punya kekaguman besar terhadap Angkasa teriak histeris karena jarang sekali mereka melihat Angkasa tersenyum.

Tasya : "Édan ih, meni ganteng pisan! Kamu mah beruntung, Na! Disenyumin Angkasa! Da aku mah yang sekelas sama dia juga gapernah atuh disenyumin gitu!"
Zahra : "Beneran da ih meni enak kamu mah, sekali dapet cowo téh yang kasép* terus! Pake susuk apa sih kamu téh, mau atuh aku!"
Irina : Huss! Huss! Huss! Kenapa sih kalian? Dia mah gak senyumin aku! Mungkin dia keinget sesuatu yang lucu kali, kebeneran lagi ngelewatin kita..."
Tasya : "Ih mana ada atuh, Na! Itu mah senyumnya tulus, bukan senyum ketawa, berarti kamu téh spesial atuh!"
Irina : Huss! Udah ah ayo pulang! Aku mau ke toko buku soalnya! Kalo nginget Angkasa terus aku malu gara-gara kejadian di perpus!
Tasya & Zahra : Hahahaha!

* : ganteng

Beberapa saat kemudian, Angkasa sudah sampai di toko buku, ia berjalan-jalan di sekitar rak buku novel, namun sudah beberapa kali putaran, dia tak juga menemukan novel yang dia cari, akhirnya ia memutuskan untuk berpindah ke rak buku puisi, baru beberapa langkah, dia menemukan buku yang menarik. Kemudian ia mengambil buku itu dan membacanya.

Menapaki Jejak Hati

Karya : Athll.

Pahitnya rasa kopi ini
Sepahit rindu yang menggerogoti
Memantik derasnya sepi
Mengundang datangnya sunyi
Membawa tangis yang berapi.

Pernahkah kau tapaki?
Jejak rindu yang menyakiti
Yang menyiksa tiada henti
Dan menyergap hati ini
Sejauh apa yang kita lalui?

Angkasa : "Bagus juga ya bukunya, beli deh buat nambah koleksi perbendaharaan bahasa aing!"

Angkasa bergegas membawa buku itu, dan tak sengaja bertabrakan dengan seorang gadis. Ternyata gadis itu adalah Irina.

Irina : "E-eh! Angkasa? Maaf banget, aku gak sengaja...!"
Angkasa : "Gak apa-apa..." (Tersenyum lebar lalu bergegas ke kasir).
Irina : (Bergumam) "Kalo diliat senyumnya manis juga yaa, tapi kenapa juga dia senyum ke aku terus... Jadi penasaran!" (Bergegas ke kasir dan menepuk pundak Angkasa). "Sa! Abis ini kamu ada waktu ngobrol gak?"
Angkasa : (Tersenyum lalu mengangguk).

__________ミBersambungミ___________

LonelinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang