Pak Dharma : "Papa bercanda, kok! Hahaha! Iyaa kan, Rangga? Krisna?" (Menepuk pundak mereka).
Rangga dan Krisna : "I-iyaa, tuan..."
Semua : "Hahahaha!"Akhirnya Pak Dharma dan Bu Michelle pulang ke rumah mereka, waktu semakin pun semakin malam, mereka kembali ke kamar mereka untuk beristirahat.
Di kamar Angkasa, Angkasa menghampiri cermin.
Angkasa : "Berkat papa Dharma, sama Mama Michelle... Perasaan Sa jadi lebih baik... Makasih Tuhan... Dan memar ini, berangsur baik... Gak ada yang namanya sakitnya double... Sa seneng banget..." (Bergumam sendiri di depan cermin).
Kemudian Kania datang menghampirinya,
Kania : "Angkasa? Kamu lagi apa, dek?"
Angkasa : "Ah... Kakak, ngagetin Sa aja... Hahaha! Sa cuma lagi bersyukur aja buat hari ini... Sekarang Sa juga punya orang tua yang mau sayang sama Sa sepenuh hati mereka... Meskipun kita bukan darah daging mereka, tapi mereka tetep tulus sayang sama kita... Semoga usaha mereka bikin kak Athaya bahagia ya kak, di atas sana... (Tersenyum manis).
Kania : "Aamiin... Aku yakin, Athaya pasti bangga punya orang tua kaya mereka..." (Mengusap rambut Angkasa).
Angkasa : "Maaf ya, kak..."
Kania : "Maaf kenapa, Sa?"
Angkasa : "Maaf... Selama ini Sa cenderung cuek sama kakak... Sa juga sering ngebentak kakak tiap kita bicarain soal mama sama papa... Sa tau Sa selama ini gak sopan sama kakak... Maafin Sa ya, kak..."
Kania : "Yaa ampun... Kamu masih mikirin itu? Malah aku udah lupa, dek... Hahaha! Udah gak usah dipikirin, yaa... Emang aku juga yang salah, gak sadar-sadar kalo sebenernya orang tua kita gak sayang sama kita... Malah aku sangat berterimakasih sama kamu, Sa... Kamu yang bikin aku sadar... Kamu gak usah minta maaf, oke? Ini bukan kamu banget tau! Hahaha! Mana Angkasa yang cuek, yang selalu keliatan cool dan misterius? Hihi!" (Tertawa kecil).
Angkasa : "Sekarang kakak ngeledek sifat Sa, yaa... Hahaha! Tapi makasih yaa kak!"
Kania : "Hahaha! Iyaa... Yaudah nih udah malem juga... Aku mau tidur... Kamu juga tidur, yaa..."
Angkasa : "Okee, kak! Selamat tidur!!"
Kania : "Selamat tidur juga, Sa!!"Kania kembali kamarnya, akhirnya mereka pun tidur.
Keesokan harinya,
Angkasa : "Waktu cepet banget, ya... Udah pagi lagi..." (Bergumam).
Angkasa segera bangun, membereskan tempat tidurnya, lalu segera mandi.
Setelah mandi, seperti biasa ia segera ke meja makan untuk sarapan.
Kania : "Pagi gantengku!"
Angkasa : "Pagi juga, kak! Hari ini kita sarapan apa?"
Kania : "Aku masak bitterballen, nih kamu makan, yaa... Aku udah siapin juga buat bekel kamu... Nih, langsung masukin tas, yaa..."
Angkasa : "Okey! Makasih, kak!" (Memasukkan tempat makan ke dalam tas, dan mulai menyuap).
Kania : "Makan yang banyak, yaa! Udah berapa hari kamu makan sedikit terus..."
Angkasa : "Iyaa, kak... Ini juga udah banyak, kok! Makasih yaa, kak... Ini enak banget, lho!"
Kania : "Beneran?" (Pipinya memerah).
Angkasa : "Iyaa, kak... Enak, kok... Kenapa ekspresi kakak kaya gitu? (Keheranan).
Kania : "Ah... Gak apa-apa, Sa... Rasanya seneng aja kamu bilang masakan aku enak... Dengan semangat gitu! Aku jadi makin semangat masak buat kamu! Hahaha!"
Angkasa : "Kakak ada-ada aja... Hahaha!"Setelah menghabiskan makanannya, Angkasa segera pamit dan berangkat ke sekolah.
Angkasa : "Yaa udah... Sa berangkat sekolah dulu yaa, kak!"
Kania : "Iyaa, ati-ati yaa, dek!"
Angkasa : "I love you!!" (Tersenyum).
Kania : "I love you too!!"Angkasa segera ke depan, dan melajukan motornya menuju sekolah.
Setelah sampai di sekolah, ia memarkirkan motornya lalu segera menuju kantin, sebelum menuju ke kelas. Di kantin kebetulan ada Irina sedang membeli air mineral,
Angkasa : "Pagi, Nana!" (Dengan raut penuh keceriaan).
Irina : "Pagi, sunshine! Tumben kamu ke kantin pagi-pagi..."__________ミBersambungミ___________
KAMU SEDANG MEMBACA
Loneliness
RomanceAngkasa, seorang remaja berparas tampan yang selalu dingin, dan pendiam.Tatapannya tajam, dan tegas. Banyak yang mendekatinya tapi ia tetap merasa sendirian, ia mencari seseorang yang dapat mencairkan sifat bekunya supaya ia bisa menjadi perasa lagi...