Bagian 5 (Pelarian)

37 2 0
                                    

Kania : "Mau lagi sandwichnya? Ini masih banyak, aku masukin tempat makan ya buat bekel kamu?"
Angkasa : "Gak usah." (Menatapnya dingin, lalu memalingkan tubuhnya dan segara menuju keluar rumah).
Kania : (Bergumam) "Aku tau, dek... Aku salah... Tapi jangan gini dong..."

Sesegera mungkin Angkasa menaiki motornya dan melajukannya menuju sekolah.

Di parkiran sekolah, ia bertemu dengan Mega, selalu dengan wajah semringah menyambut kedatangannya.

Mega : "Morning broo!"
Angkasa : "Morning, Ga..."
Mega : "Mau langsung ke kelas atau jajan dulu di kantin?"
Angkasa : "Langsung aja."
Mega : "Oh iya, manéh kenapa? Muka kok ditekuk gitu?"
Angkasa : "Ah biasa, masalah sama Kania."
Mega : "Hmm... Yaudah langsung ke kelas, yuk!
Angkasa : (Hanya mengangguk).

Mereka bergegas menuju kelas, dan sesampainya disana salah seorang temannya tiba-tiba menyindirnya.

Renjana : "Wahh, si pangeran beku dateng nih, selalu pasang tampang sok cool buat narik para cewek, gak nyaman aing lama-lama disini."

Mega sadar akan sindiran itu, dia tidak senang jika temannya diperlakukan seperti itu, dia bermaksud hendak menghampiri Renjana, namun Angkasa menarik Mega ke tempat duduk mereka, dan menggelengkan kepalanya.

Mega : "Sa... Kenapa sih, setiap manéh disindir diem aja? Kaluman aing téh nempo si Renjana kikituan waé!*"
Angkasa : "Keun waé**, gak usah buang tenaga." (Sembari mengeluarkan buku novel, kemudian membacanya dengan raut wajah tenang).

* : Muak aku liat Renjana kayak gitu terus.
** : Biarin aja.

Beberapa saat kemudian bel masuk berbunyi, dan guru pun datang ke kelas. Kali ini ia datang membawa seorang anak pindahan.

Bu Rina : "Selamat pagi, anak-anak!
Semua : "Pagi, Bu...!"
Bu Rina : "Hari ini, kita dapat teman baru, anak-anak, coba nak, perkenalkan dirimu!"
Arsitta : "Selamat pagi, temen-temen! Perkenalkan nama aku Arsitta Nadya Dirgata, kalian bisa panggil aku, Sitta!
Semua : "Halo, Sitta!
Bu Rina : "Baik, silakan duduk di tempat yang kosong, nak!"
Arsitta : "Baik, Bu..."

Arsitta pun duduk, kemudian kelas pun berlangsung seperti biasa.

Beberapa jam kemudian, bel istirahat pun berbunyi. Angkasa pergi ke kantin sendirian karena Mega harus mengikuti ulangan susulan.

Seperti biasa, Angkasa menuangkan isi kepalanya ke atas secarik kertas dengan penanya di meja kantin, saat itu Arsitta datang ke mejanya.

Arsitta : "Halo, nama kamu siapa? Kita sekelas, kan?"
Angkasa : "Angkasa."
Arsitta : "Aku boleh duduk disini?"
Angkasa : (Menatapnya lalu mengangguk).
Arsitta : "Kamu lagi nulis puisi, ya?"
Angkasa : "iya."
Arsitta : "Boleh aku liat?"
Angkasa : (Menyerahkan bukunya).

_____________________

Pelarian

Rasaku selalu kesepian
Seperti akrab ditinggalkan
Sendiriku adalah kebiasaan
Orang bilang menyebalkan
Ketika aku merasa sendirian.

Tapi mereka tabu akan alasan
Tak tau apa lantas berkesan
Seenak hati berikan penilaian
Apakah ini wajar dimaklumkan?
Bagiku aneh mereka dibebaskan.

Aku hanya punya pertanyaan
Kenapa itu semua dibiarkan
Aku selalu mencari pelarian
Tapi tak dapat yang ku harapkan
Hanya sakit yang aku rasakan.

🥀Mr. Sky🥀

15
_____________________

Arsitta : "Kamu lagi sedih?"
Angkasa : (Hanya menatap dingin kemudian menarik bukunya, lalu melanjutkan tulisannya).
Arsitta : "Ngomong-ngomong soal pelarian, aku pindah kesini karena aku lari dari orang tua aku..."
Angkasa : "Kenapa?" (Raut tenangnya berubah menjadi raut kesal).
Arsitta : "Aku males sama mereka, kemana-mana aku selalu diatur, yaudah aku minta kos sama mereka, supaya bisa hidup sendiri dan gak diatur-atur terus..."
Angkasa : "Manéh beruntung." (Menurunkan alisnya).
Arsitta : "Beruntung apanya? Kemanapun aku pergi mereka selalu ngatur aku, aku cape hidup sama mereka, males aku!"
Angkasa : "Manéh cuma belum liat sekitar." (Berdiri lalu memalingkan badan dan langsung berjalan ke kelas).
Arsitta : "Sa...! Tunggu, maksud kamu apa!?"

__________ミBersambungミ___________

LonelinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang