Bagian 1 (Pertemuan)

112 2 1
                                    

Siang itu, Angkasa sedang duduk di meja kantin, dia asyik menulis puisi di buku miliknya sembari mendengarkan musik.

Dari arah perpustakaan datang Mega, ia berlari kemudian menepuk pundak Angkasa.

Mega : "Sa, ikut aing yuk, ke sekre, disana banyak anak-anak cewek!"
Angkasa : "Ngga ah, aing lagi nyajak."
Mega : "Ayolah, sa! Temenin aing!"
Angkasa : "Emang manéh mau apa?"
Mega : "Aing mau cariin manéh cewek, miris aing liat manéh sendirian mulu, takutnya dikira homo sama aing!"
Angkasa : "Sialan, gak ah, aing gak mau.." (memalingkan badannya dan kembali menulis).
Mega : "Hahaha! Abisan manéh sendirian terus!"

Mega duduk di sebelahnya, lalu memesan segelas es teh manis pada ibu kantin, sembari menunggu ia memperhatikan huruf demi huruf yang dituliskan oleh temannya itu.

Mega : "Manéh nulis apa sih? Anteng banget!"
Angkasa : "Ah percuma manéh baca, gak ada minat sama sastra, gak bakal ngerti..."
Mega : "Aing ngerti lah! Sini aing baca,


______________________________________

Kertas Hitam

Senjaku masih kelam
Sekelam dinginnya malam
Seseram kapal yang karam
Yang membuat sukma temaram
Rasa ini kian tenggelam.

Jiwa ini seperti menyelam
Pada dunia yang sungguh kejam
Membuat pikir naik pitam
Tapi hati hanya bisa berdiam
Ingin bicara pun serasa bungkam.

🥀Mr. Sky🥀

10
_____________________________________

Angkasa : "Ngerti gak?"
Mega : "Enggak sih, tapi kata-kata yang dipake suram banget, kenapa? Manéh lagi ada masalah?"
Angkasa : "Aing gapapa, Ga, aing cuma lagi mikirin sesuatu aja..."
Mega : "Manéh mah kebanyakan mikir, awas kesambet!"
Angkasa "Yaudah, mau ke perpus dulu bentar, nitip buku ya!"
Mega : "Sip!"

Angkasa berjalan di lorong menuju perpustakaan, kemudian ada yang tak sengaja menabraknya.

Helena : "Eh! Angkasa, aduh maaf yaa aku gak sengaja... Aku tadi buru-buru..." (Wajahnya merah).
Angkasa : (Menatapnya dengan tatapan dingin, lalu mengangguk, kemudian lanjut berjalan menuju perpustakaan).
Helena : (Bergumam) "Kunaon sih budak téh!* Untung ganteng, kalo engga mah udah aku tendang, meni cuék pisan!**" (Dengan wajah kesal)

* : Anak itu kenapa sih?
** : Sikapnya cuek banget!

Kemudian sampailah Angkasa diperpustakaan, saat masuk ia bergegas ke meja penjaga perpustakaan untuk mengisi daftar hadir, tiba-tiba ada gadis yang menepuknya, ia memberikan banyak buku ke tangan Angkasa.

Irina : "Kamu Andre kan? Anak yang disuruh jaga perpustakaan sama Bu Tati? Ini buku-buku yang harus dicap, yang ini datengnya kemarin, kalo yang sisanya baru dateng tadi pagi, tolong tulisin waktu tibanya juga, ya?"
Angkasa : (Hanya diam dengan tatapan dingin, lalu menaruh bukunya di meja).
Irina : "Loh kok diem sih? Cepetan data dulu nanti keburu lupa lagi, Ndre! Cepet tulis! (Memegang tangan Angkasa yang sedang menggenggam pulpen).
Angkasa : (Hanya diam lalu menarik tangannya, namun Irina tetap memaksanya untuk mengikuti instruksi darinya).
Irina : "Aku tau kamu baru pertama kali jaga Perpus, tapi masa tangan kamu harus aku pegangin buat nulis data-data ini doang?"

Lalu dari pintu perpustakaan datang anak laki-laki yang terburu-buru.

Andre : "Manéh Irina? Maaf yaa, aing telat! Tadi aing ngumpulin tugas dulu! Pas aing nanya sama Bu Tati ternyata manéh udah disini!"
Irina : "Loh!? Kamu Andre? Terus ini siapa?" (Kebingungan).
Andre : "Oh, dia? Dia Angkasa, anak IPA 7! Bener kan, Sa?"
Angkasa : (Mengangguk sambil sedikit menyunggingkan senyum).
Irina : "Aduh! Salah orang, maafin aku ya, Angkasa... Aku kira kamu Andre... Mana aku pegang-pegang tangan kamu lagi.. pantesan tadi kamu narik tangan kamu... Aku gak maksud apa-apa kok... Maaf ya?"
Angkasa : "Gak apa-apa." (Sedikit menyunggingkan senyumnya).
Irina : (Wajahnya begitu merah karena malu, dia berdiri dengan canggung).

__________ミBersambungミ___________

LonelinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang