Bagian 25 (Kesungguhan)

30 3 0
                                    

Angkasa : "Angkasa juga, meskipun kita gak bisa menggantikan Athaya sebagai anak om dan tante... Seenggaknya kami sedikit mengobati kerinduan kalian..."
Pak Dharma : "Makasih banyak, yaa... Angkasa, Kania... Rugi banget Asta menelantarkan dan menyakiti anak sebaik kalian..."
Bu Michelle : "That's right... Mulai sekarang kalian adalah anak-anak om sama tante, darah daging kami atau bukan... Kalian tetep anak kami... Kami gak akan biarin mereka nyakitin kalian lagi..."

Mereka melanjutkan obrolan asyik mereka sampai sore, kemudian mereka beranjak ke teras rumah, dan pamit.

Pak Dharma : "Yaudah, ini udah mau malem juga... Om sama tante mau pulang dulu, yaa..."
Angkasa : "Iyaa om, tante... Ati-ati di jalan, yaa... Makasih buat pertolongan tante sama om hari ini... (Memeluk Pak Dharma dan Bu Michelle).
Bu Michelle : "You're welcome, honey... Kalian makan yang banyak yaa! Kalian harus sehat-sehat... Mulai besok, tante bakal nyuruh ajudannya om buat kirim makanan ke sini setiap hari, yaa... Jangan bilang ngerepotin ah... Tante gak suka..." (Mengusap rambut Kania).
Kania : "Hmm... Om..."
Pak Dharma : "Kenapa Kania sayang?"
Kania : "Kania denger... Besok atau lusa papa mau dateng lagi kesini, yaa... Kania takut, om..." (Memegang tangan Pak Dharma).
Pak Dharma : "Oh Iyaa, om lupa bilang... Mulai sekarang om pasang 2 ajudan om  buat jagain rumah kalian...  Kenalin, ini Rangga sama Krisna, mereka berdua yang bakal jagain rumah kalian, kalian juga boleh minta tolong sama mereka kalo perlu apa-apa... Om suruh mereka jaga disini supaya kalo-kalo orang tua kalian dateng ke sini, mereka bisa nahan mereka dulu, seenggaknya sampai om dateng ke rumah kalian, oke?"
Kania : "Makasih banyak yaa, om... tante... Kania gak tau harus gimana lagi misalkan gak ada om sama tante... Hiks... Hiks..." (Menangis tersedu-sedu).
Pak Dharma : "Udah, yaa... Jangan nangis... Nanti anak om cantiknya ilang..." (Memeluk sambil mengusap rambut Kania).
Angkasa : "Om... Tante..."
Pak Dharma dan Bu Michelle : "Iyaa, sayang?"
Angkasa : "Sa Punya permintaan khusus buat om sama tante..."
Bu Michelle : "What is that, sweetheart?"
Angkasa : "Boleh gak, Sa panggil om sama tante, dengan sebutan papa sama mama? Sa pengen ngerasain punya papa dan mama yang sebenernya... Yang baik sama Sa... Sama kak Kania juga..."
Bu Michelle : "Of course, sweetheart! Sa sama Nia boleh panggil papa dan mama ke kami... Malahan tante seneng banget... Rasanya kaya punya anak lagi..." (Tersenyum).
Pak Dharma : "Om juga seneng banget, kalian mau manggil om dengan sebutan papa... Udah lama om gak dipanggil papa..." (Tersenyum, lalu air matanya menetes).
Angkasa : "Om gak apa-apa?" (Khawatir).
Pak Dharma : "Om gak apa-apa, Sa... Ini air mata kebahagiaan om... Hahaha!"
Angkasa : "Makasih banyak papa... mama..." (Memeluk Pak Dharma dan Bu Michelle sambil berurai air mata).
Pak Dharma : "Sama-sama Angkasa sayang... Kania mau peluk kami juga? Ayoo sini! Hahaha! (Menarik Kania).
Kania : "Sekali lagi makasih... Papa... Mama... Kania sayang kalian..."
Pak Dharma : "Yaudah... Papa sama mama pulang dulu, yaa? Kalo ada apa-apa bilang sama papa, oke?"
Angkasa : "Iyaa, pa... Makasih yaa... Papa sama mama Ati-ati di jalan..."
Bu Michelle : "Goodbye, sweetheart! (Mengusap kepala Angkasa dan Kania).
Pak Dharma : "Rangga, Krisna! Titip anak-anak saya, yaa! Awas aja kalo kalian berani macem-macem! Saya tebas! Hahaha!"
Rangga dan Krisna : "B-baik, Tuan..."
Kania : "Papa Dharma jangan galak-galak, sama mereka Pa... Kasian... Hahaha!"
Pak Dharma : "Papa bercanda, kok! Hahaha! Iyaa kan, Rangga? Krisna?" (Menepuk pundak mereka).
Rangga dan Krisna : "I-iyaa, tuan..."
Semua : "Hahahaha!"

Akhirnya Pak Dharma dan Bu Michelle pulang ke rumah mereka, waktu semakin pun semakin malam, mereka kembali ke kamar mereka untuk beristirahat.

Di kamar Angkasa,

__________ミBersambungミ___________

LonelinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang