Bagian 9 (Percandatawaan)

43 3 0
                                    

Angkasa : "Udah lama, aing gak denger kalimat semanis ini, biasanya hidup aing datar-datar aja, but wait, Manéh bilang mau angetin hati aing? Manéh suka sama aing?" (Tersenyum manis, kali ini Senyumnya tulus).
Irina : "Eh...." (wajahnya sangat merah).

Angkasa hanya tersenyum melihat gelagat Irina yang begitu canggung, sambil sesekali merapikan rambutnya. Wajah Irina begitu merah, dia terdiam beberapa saat.

Angkasa : "Hihi, ternyata Irina emang suka sama Sa, ya?" (Tersenyum manis).
Irina : "Mm.. anu..."
Angkasa : (Tersenyum sambil memejamkan matanya). "Irina mau jadi pacar Sa?"
Irina : "Eh...! Mm...!" (Tingkahnya kelabakan).
Angkasa : "Haha! Gak perlu dijawab sekarang kok!" (Tertawa kecil).

Irina terdiam karena tak kuat menahan rasa canggungnya di depan Angkasa.

Angkasa : "Yaudah, daripada Irina canggung terus, mending kita pulang aja yuk? Udah sore juga nih... Sa gak enak bikin Irina gugup terus..." (Wajahnya semi serius).
Irina : "Bentar deh..., Ternyata kamu bisa gitu juga ya? Hihi! (Tertawa kecil)
Angkasa : "Bisa gitu? Maksudnya gimana?" (Memasang wajah penasaran).
Irina : "Mmm... Bisa gak Sa, wajahnya biasa aja, jangan kaya gitu?" (Pipinya merah)
Angkasa : "Kenapa? Sa ganteng?" (Tersenyum sambil memejamkan mata).
Irina : "Angkasaaaa!" (Menutup wajahnya).
Angkasa : "Hahahaha! Irina lucu juga yaa! Jadi tadi tuh tentang apa?"
Irina : "Kamu bisa panggil aku Irina, dan nyebut diri kamu Sa, aku kira kamu cuma pake aing manéh aja... (Menunduk).
Angkasa : "Emang biasanya Sa cuma pake aing manéh aja, Na... Tapi kalo sama Irina kan beda... (Tersenyum).
Irina : "Bedanya...?" (Wajahnya penasaran).
Angkasa : "Soalnya Irina itu istimewa buat Sa..."
Irina : "M-maksud kamu?" (Gugup).
Angkasa : "Sa juga gak tau... Tapi setiap liat Irina, Sa selalu bisa senyum, Sa ngerasa ada yang bisa bikin sifat beku Sa mencair..."
Irina : "Kamu tenang aja ya? Aku akan selalu ada di sisi kamu kalo kamu butuh, Sa... Jangan khawatir, oke?" (Tersenyum dengan tulus)

Angkasa terdiam sejenak, kemudian menyunggingkan senyumnya, pipinya mulai memerah.

Irina : "Sa..? Kamu ngeblush?"
Angkasa : "Iyaa, Sa ngeblush, haha! Sa bisa ngerasain ucapan Irina tulus banget..." (Tersenyum manis)
Irina : "Hahahaha!"
Angkasa : "Hebat yaa, baru kenal beberapa hari, udah bisa bikin, Sa ngeblush... Hahaha!"
Irina : "Sa... Kamu kalo senyum manis tau, kamu harus sering-sering senyum sama orang..."
Angkasa : "Nanti Sa dikira orang gila lagi, Na... Hahaha!"
Irina : "Aku tau, kamu jarang senyum kamu punya alesan sendiri... Aku ngerti kok, Sa..."
Angkasa : "Nanti Sa sering-sering senyum deh, khusus buat Irina..." (Tersenyum tampan).
Irina : "Angkasa, astaga! Kamu ahli banget ya bikin cewe canggung!"
Angkasa : "Hahaha! Yaudah ini udah semakin sore nih, kita pulang aja yuk?"
Irina : "Ayoo! Nanti orang tua aku nyariin, udah jam segini juga... Ehh!"
Angkasa : "Kenapa!?" (Kaget).
Irina : "Maaf... Aku malah bicara tentang orang tua... Aku jadi gak enak."
Angkasa : "Oh... Hahaha! Kirain apaan, gak apa-apa kok! Santai aja lagi..." (Tersenyum).
Irina : "Yaudah, ayo pulang!"
Angkasa : "Mau Sa anter?"
Irina : "Gak usah! Deket kok tinggal jalan dari sini..."
Angkasa : "Kalo Sa ikut anter boleh? Biar Kapan-kapan Sa bisa jemput Irina..."
Irina : "Mmm... Yaudah deh boleh!"

Angkasa dan Irina pun bergegas ke parkiran, mengenakan helm, dan Angkasa segera melajukan motornya.

Irina : "Nah ini rumah aku, Sa..."
Angkasa : "Oh.. ini rumah Irina..."
Irina : "Mampir dulu mau gak?"
Angkasa : "Ah gak usah... Udah terlalu sore, gak enak..."

Tak lama orang tua Irina keluar dari rumah dan mendapati putrinya sedang mengobrol dengan Angkasa.

Bu Ratna : "Loh, néng kok baru pulang, ambu khawatir... Kirain néng kemana..."
Irina : "Ini lho ambu, néng abis ngobrol-ngobrol sebentar di Café depan sama Angkasa..."
Angkasa : "Punten pisan tante, gara-gara saya anak tante pulangnya telat..." (Salam pada bu Ratna).
Bu Ratna : "Ih gak apa-apa atuh cép, seneng ambu mah, anak ambu punya temen deket cowo, da si néng mah susah atuh deket sama cowo téh... Makanya sampe sekarang dia mah jomblo waé cép..."
Irina : "Apa sih ambu, malu tau..."
Angkasa : "Hahahaha! Tenang aja tante, nanti saya bakal temenin anak tante kok!" (Tersenyum manis).
Irina : "Tuh kan, ambu mah... Udah ah hayu masuk ambu!"
Bu Ratna : "Aduh! Aduh! Bentar atuh néng, ambu belum selesai ngomong sama cép Angkasa..."
Irina : "Hayu atuh masuk ambu ih! Sa, aku masuk duluan yaa! Sampe ketemu besok!" (Mendorong ibunya ke dalam rumah).
Bu Ratna : "Cép! Titip anak ambu yaa!"
Angkasa : "Ahahaha! Siap tante, nanti saya jagain..."

Irina dan ibunya masuk ke dalam rumah, sementara Angkasa istirahat sebentar sambil meminum air mineralnya. Tiba-tiba ada yang meneriakkan namanya,

Bu Elsya : "Angkasa Putra Mahardika!!"
Angkasa : (Menoleh lalu bergumam). "I-itu kan mama..., Aing harus cepet-cepet pergi!" (Mengenakan helmnya sembari langsung tancap gas).
Bu Elsya : "Angkasa! Ini mama, nak!"

__________ミBersambungミ___________

LonelinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang