Empty (1)

4K 113 0
                                    

Dahyun tidak mau lagi menghitung berapa banyak hari yang terlalui di sebuah bangunan yang berada di lantai 5 ini. Musim panas pelan-pelan berganti menjadi musim gugur. Tapi tidak banyak perubahan yang dialami seorang wanita berkulit putih pucat itu. Ah, setidaknya jika musim sudah berubah, dia harus memiliki pakaian yang berbeda untuk kegiatannya menyesap rokok di balkon. Kepalanya mendongak, entah mencari apa yang bisa dilihat di langit Seoul. Tidak ada, tentu saja. Sudah sejak lama langit kota padat ini kehilangan bintang, kalah dengan gedung-gedung berlampu yang menjulang tinggi.

Dahyun menyesap sekali lagi rokoknya, kemudian mengapit di antara jari tengah dan telunjuk. Mata terpejam sebentar, meresapi hangat asap rokok yang memenuhi tenggorokan. Bibirnya membuka membentuk huruf O kecil sambil menghembuskan udara berwarna putih. Tidak ada yang baik dari kegiatan yang dilakukannya setiap malam. Tapi tidak ada alasan pula untuk tidak merokok.

Rokok adalah media untuk mencari inspirasi, katanya dulu. Namun entah mengapa akhir-akhir ini sang inspirasi tidak segera didapat Dahyun. Menjadi penulis selama 10 tahun, Dahyun sudah memastikan bahwa dia telah berhasil meraih cita-citanya. Tapi sungguh, hingga musim berubah, mungkin jika dihitung, sudah sekitar 3 minggu dirinya tidak bisa mendapat inspirasi apapun. Harusnya sekarang dia sudah mulai menulis novel baru, tapi nihil.

Apa mungkin hidupnya memang sudah kelewat hampa hingga tidak ada perasaan mendalam yang muncul sebentar pun. Ah, jika itu tentang hidupnya, memang tak ada yang bisa disalahkan. Kalau dipikir, hidup Dahyun sudah hampa sejak lama. Tapi bukankah itu pula yang menyebabkan dia bertahan menjadi penulis. Demi menghidupkan lagi sesuatu bernama batin, dia memupuk perasaan apapun yang ada dalam diri, kemudian menuangkan menjadi sebuah novel hingga puisi.

Rokok sudah terbakar mendekati jari, Dahyun menghancurkan di asbak terdekat. Sudah cukup. Dua batang rokok, tidak boleh tambah. Lalu kedua lengan memeluk lutut yang berada di depan dada. Sebentar lagi dia harus masuk ke dalam rumah, hanya memakai kaos besar yang menutup hingga pahanya di awal musim gugur, sepertinya tidak baik untuk suhu tubuh. Otaknya menebak-nebak, mungkin sekarang sudah pukul satu malam. Tapi rasa kantuk tidak kunjung datang. Sudah biasa. Dia akan senang jika malam-malam insomnianya terlalui dengan inspirasi ketat, jadi Dahyun bisa mengetik ribuan kalimat di laptopnya.

Sebenarnya kulit sudah mulai merinding karena dinginnya angin malam. Tapi membayangkan dirinya masuk ke dalam rumah dengan pemandangan yang selalu sama, rasanya malas bukan main. Laptop yang masih menyala di tempat tidur. Seprai yang tidak diganti hampir sebulan, hingga cangkir-cangkir kopi yang jumlahnya mendekati setengah lusin berada di meja nakas. Berantakan, seperti otaknya sekarang.

"Oh my god!"

Dahyun yakin dirinya tidak salah mendengar. Suara yang setengah berteriak pasti berasal dari tempat terdekatnya berada sekarang. Pukul satu malam dengan lampu gedung apartemen yang rata-rata sudah mati. Berteriak menyebut Tuhan tapi tidak dalam keadaan mendesah, Dahyun yakin terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap orang yang bersuara. Lalu kaki jenjangnya turun dari kursi, sedikit terhenyak ketika telapak kaki menyentuh lantai, dingin.

Mata Dahyun begitu awas menyimak setiap sudut kamarnya, belum ada yang berubah. Suara teriakan tadi hanya menggema sekali, lalu berganti dengan langkah kaki yang berdetak di lantai apartemennya. Tidak salah lagi, seseorang telah masuk ke dalam apartemennya. Dahyun melangkah cepat menuju ruang tamu, hal yang pertama dilakukan adalah meraih saklar yang berada di salah satu dinding dekat pintu kamar. Dalam satu detik seluruh lampu ruangan menyala.

"Damn it, Jimin. Kau membuatku kaget!" sebuah kalimat yang tidak diharapkan terdengar oleh telinga Park Jimin. C'mon, setelah hampir sebulan menahan rindu, malah umpatan yang pertama kali keluar dari bibir Dahyun. Kontras sekali dengan bibir yang mungil dan cute.

Lost in Your Love Session 2 (BTS Oneshots) [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang