Seandainya hidup Jisoo tidak rumit. Mungkin dirinya sudah bersanding bebas di sebelah Seokjin, mengalungkan tangan ke lengan kekar pria matang itu. Tersenyum bangga dengan elegan, mengenakan dress berwarna pastel dan higheel serta rambut wangi dan berombak. Disambut perhatian seluruh orang yang berada di ruangan, memandang kagum padanya dan Seokjin yang menjadi pasangan impian.
Ok, dirinya hanya pintar berimajinasi. Sayangnya hidup Jisoo tidak seindah wajah Seokjin. Nyatanya dia sekarang berdiri di pojok ruang pesta, mengenggam handphone karena baru saja menelpon teman sebelah mejanya untuk memastikan dia juga datang ke acara yang tidak Jisoo sukai ini. Baru saja menjadi pegawai baru di kantor dan harus menghadiri acara yang katanya peresmian cabang baru. Tapi acara ini terlihat seperti pesta mewah ajang pamer harta para petinggi. Bisa dilihat dari berbagai manusia berpakaian parlente dengan perhiasan yang mungkin Jisoo bisa membeli tanah di Seoul dengan harga itu. Kemudian Jisoo memperhatikan dirinya sendiri. Memakai dress hitam yang terlalu biasa, make up tidak mencolok, rambut yang digerai panjang menutupi punggungnya. Tidak ada perhiasan selain anting pemberian ibunya.
Secara mendadak pandangan Seokjin bertemu dengannya. Hampir saja Jisoo menjatuhkan handphone yang berada di tangan karena kaget. Lalu Seokjin meluluhkan keterkejutan dengan senyuman ramah seperti biasa. Seokjin patut dianugerahi sebagai manusia terkamuflase di dunia.
Mereka bukan orang asing. Bahkan sangat saling mengenal. Luar dan dalam.
"Tidak perlu pura-pura tidak mengenal. Kita adalah rekan kerja. Hanya pastikan semua tidak curiga."
Kalimat Seokjin itu mau tidak mau terngiang sepanjang waktu hingga Jisoo terdoktrin secara sadar maupun tidak sadar.
Masih teringat jelas sosok Seokjin yang datang ketika dia interview di perusahaannya dua bulan yang lalu. Dan pria itu yang menjadikannya sekarang berada di tempat kerja yang sama. Sebagai atasan dan bawahan. Bukan tepat bawahan Seokjin, karena pria itu adalah pemimpin tertinggi sedangkan dirinya pegawai baru yang posisinya berada di paling bawah dari kasta perusahaan. Mungkin juga di kasta sosial pada umumnya.
Hubungan yang terlalu vulgar. Dan rumit. Ini adalah salahnya sendiri yang datang kepada Seokjin tiga tahun lalu.
"Selamat malam, semuanya...."
Suara yang sangat dikenal berseru di balik mic. Pemiliknya adalah orang yang baru saja dipikirkan. Lalu Jisoo mengedarkan pandang pada sumber suara. Seokjin, handsome as always. Berdiri di tengah pesta dengan suits yang pasti berharga ratusan juta berwarna brown bermotif dengan rambut di tata ke atas menyibak hingga forehead terpampang jelas. Mata berbinar ramah kali ini. Karena Seokjin juga bisa mempersembahkan tatapan dingin tidak tersentuh. Jisoo tidak ingin mengingat itu.
"Terimakasih sudah datang ke peresmian cabang baru Kim Corp malam ini. Saya sangat menghargai kehadiran teman-teman semua."
Tidak ada yang tidak memandang Seokjin. Sosok tegap selalu mempesona. Pundak lebar, dada bidang, kaki jenjang enak dipandang. Tidak memiliki otot berlebih, tipe pria ramping pada umumnya. Tapi Jisoo bisa membayangkan bagaimana otot lengan Seokjin di balik jasnya. Bisep yang muncul ketika pria itu merengkuhnya. Kaki rampingnya yang kuat, yang kerap mengurungnya hingga tak mampu bergerak semalaman. Tidak ada bagian dari Seokjin yang membuat Jisoo berpikir jernih. Jisoo ingin memilikinya, seutuhnya Seokjin. Dan mungkin semua orang juga ingin memiliki pria seperti Seokjin.
Lalu sosok yang beruntung adalah seorang wanita yang kini berdiri di samping Seokjin. Irene.
"Mungkin acara malam ini sedikit berbeda seperti peresmian cabang baru seperti biasanya. Karena saya berniat merayakan juga ulang tahun saya."
Seokjin tersenyum. Rasanya Jisoo ingin mencium bibir yang tersenyum itu. Namun ketika matanya bergeser dan menangkap sosok Irene yang juga tersenyum, Jisoo terseret menjauh. Dirinya berada di dunia yang berbeda dengan dua sosok indah di depan mata. Bukan rahasia bahwa Irene adalah tunangan Seokjin dan gosipnya mereka akan segera menikah tahun ini. Karena itulah Jisoo merasa hidupnya semakin kompleks. Tidak tahu siapa yang datang dulu ke kehidupan Seokjin, tapi yang jelas Seokjin sudah memberi tempat kepadanya, sebagai bayang-bayang. Gelap, tidak terlihat, dan dirinya adalah rahasia kelam pria mempesona itu. Sugar daddynya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Your Love Session 2 (BTS Oneshots) [M]
FanfictionBagaimana jika mereka masuk ke dalam imajinasimu secara tiba-tiba? Lanjutan dari Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]. Link : https://www.wattpad.com/story/121244242-lost-in-your-love-bts-oneshots-m