Lost in Your Love Session 2 (BTS Oneshots) [M]

Sugar Daddy (Part 2) - 1

Disarankan baca dulu Sugar Daddy di Oneshot satunya. Tapi it's ok kalo kamu maksa langsung baca ini. Heheh

***

Musim gugur telah berakhir. Tidak ada lagi daun-daun menguning, pohon-pohon telah tinggal menyisakan ranting. Angin sepoi berhembus pada suhu rendah. Jisoo tidak pernah menyukai musim dingin. Hawa dingin membuatnya enggan keluar rumah maupun kantor. Harus memakai baju berlapis-lapis hingga sepatu boot yang menyusahkan.

Kata orang, salju yang turun itu indah dan romantis. Persetan. Salju yang turun itu menyakitkan. Sangat dingin hingga menusuk tulang. Belum lagi jalanan yang dipenuhi salju, basah dan licin. Harus berjalan ekstra hati-hati agar selamat.

Salju memang belum turun, musim dingin masih mau datang. Tapi cuaca sudah tidak bersahabat bagi tubuh mungil Jisoo. Wanita itu kembali merapatkan mantel tebal. Tangannya mengapit tas laptop yang berisi beberapa dokumen untuk pertemuan hari ini. Sepatunya sudah berganti sepatu boot. Kalau saja pergi ke kantor bisa menggunakan sweatpants, Jisoo akan senang hati berlarian meloncat dari bis sekarang juga. Tapi sayangnya tidak. Di tengah cuaca seperti ini, wanita korea tetap harus memakai rok agar terlihat seperti manusia normal.

Langkah kaki Jisoo dibuat secepat mungkin sejak turun dari bus. Tidak ingin menghabiskan waktu lama-lama di luar ruangan. Untung saja halte berada tepat di depan kantor tempatnya bekerja.

"Jisoo-sshi, dokumen sudah siap semua kan?" tanya manager sesaat setelah Jisoo menampakkan diri di kantor.

"Ya, tentu saja, manager."

Manager bermarga Park dengan mata sipit itu menyunggingkan senyumnya. Selalu puas bila menyerahkan pekerjaan pada Jisoo. Semua pasti beres pada waktunya.

"Oh iya, rapikan diri dan bersiaplah ke ruang rapat. Lima belas menit lagi klien akan datang. Aku percaya kau bisa melakukan presentasi sebaik mungkin."

Tidak ada yang bisa dilakukan Jisoo selain mengiyakan. Lima tahun bekerja di perusahaan ini, Jisoo terlalu mengerti sifat dan watak para karyawan hingga atasan. Jisoo boleh berbangga pada diri sendiri karena bisa menghandle semua hal yang menjadi beban pekerjaannya. Menjadi tim kreatif dalam pengembangan aplikasi itu bukan pekerjaan mudah bagi perempuan.

***

Mungkin Jisoo perlu mengkoreksi tentang rasa bangga pada diri sendiri. Nyatanya kecerobohannya hampir membuat presentasi gagal. Kalau saja sosok itu tidak tiba-tiba muncul, mungkin Jisoo tidak perlu mengalami insiden hampir terjatuh saat akan melakukan presentasi. Belum lagi gumaman orang-orang yang ada di ruang rapat karena mengkhawatirkan Jisoo, justru membuat wanita itu malu bukan main.

Sosok itu, tepat ada di tengah ruang rapat. Sejajar dengan tempatnya berdiri melakukan presentasi. Sosok pria yang sangat dikenalnya, Kim Seokjin. Memakai setelah berwarna hitam dengan kemeja putih dilengkapi dengan dasi, Seokjin duduk tenang di balik meja rapat. Memperhatikan calon presenter yang sangat dikenalnya untuk menjelaskan project.

Jisoo tidak memiliki feeling apapun ketika perusahaan Kim Corp disebut oleh manager Park tadi. Tidak sekalipun berpikir bahwa yang mengajak bekerja sama dengan perusahaannya kali ini adalah milik Seokjin. Nama pria itu bahkan sudah lama tidak tersebut di bibirnya walaupun batinnya masih fasih untuk mengikrarkan.

Butuh waktu sekitar setengah menit untuk Jisoo menata kembali otaknya yang sempat berceceran karena wajah tampan Seokjin tercetak nyata di depannya. Tarikan nafas panjang membuatnya lebih baik. Lalu dengan suara dibuat setenang mungkin, Jisoo memulai presentasi.

Lima tahun bukan waktu yang singkat untuk menghilangkan pria itu dari pikiran. Bukan perkara gampang mengenyahkan segala ingatan tentang pria bernama Kim Seokjin. Pria yang menemaninya selama kuliah. Membantu kehidupannya selama lima tahun. Pria yang membuatnya bisa berada di titik ini, yang juga menyelamatkan nyawa ayahnya. Dan pria itu juga yang membuatnya kehilangan kegadisan.