Sonia menjadi-jadi😤

133 10 0
                                    

"Jika kamu tidak bisa membuat wanita mu bahagia, setidaknya jangan buat ia kecewa dan menteskan air mata.ingat! kamu di didik untuk menghormati wanita bukan menyakitinya."

*Intan Mairiza Putri*

______________________________________

Setelah kejadian kemarin Sarah tak lagi banyak bicara pada siapapun termasuk Deva.Sarah tetap menjalani kewajiban nya yaitu menyiapkan keperluan Deva, meskipun saat ini Sarah hanya bicara seperlunya saja namun ia tak pernah melupakan kewajiban nya sebagai seorang istri.Sarah benar-benar kecewa dengan Deva,ia lebih membela Sonia dari pada Sarah yang jelas-jelas adalah istri nya sendiri.Saat ini Sarah juga benar-benar merindukan Deva yang ia temukan sewaktu SMA bukan yang ia temukan di restoran tempat perjodohan itu.Semua memori yang terjadi antara Sarah dan Deva dulu terputar jelas di ingatan Sarah,saat Deva menolongnya yang di bully oleh Bella dan Claudia,saat Deva pertama kali ngechat Sarah,saat menolong mama membagikan makanan ke pengemis dan saat Deva menyatakan rasa dan hendak meminang Sarah saat ia telah sukses.Dan sekarang saat semua impian nya dan Deva menjadi nyata yaitu menjadi suami istri kenapa tega-teganya Deva berubah begitu drastis? apa karna Sarah yang meninggalkan Deva tanpa kabar waktu itu,jelas sekali itulah yang membuat Deva berubah,tapi seandainya Deva tau alasan Sarah waktu itu mungkin saja Deva akan memaafkan dan kembali lagi menjadi Deva yang ditemui saat SMA.Tapi,Sarah tak mau lagi membahas alasannya meninggalkan Deva dulu,karna bagi Sarah Deva akan berubah menjadi Deva yang ia temui di SMA meskipun tak ia jelaskan sebab mengapa ia pergi ke London.

Beda halnya dengan Deva saat ini ia sedang sibuk memeriksa berkas-berkas kantor dan menandatangani setelah ia baca,Deva sibuk.ya itulah deskripsi tentang keadaan Deva yang sibuk dengan lembaran-lembaran kertas saat ini.

Saat sedang sibuk menandatangani berkas-berkas yang ia baca,Deva sampai tidak sadar jika sekarang seorang wanita berkaca mata sedang berdiri disampingnya.Deva sadar saat wanita itu menggenggam tangan Deva.Deva melihat siapa yang memegang tangannya,ternyata adalah wanita yang tidak asing lagi,siapa lagi kalau bukan Sonia,dan tidak mungkin Sarah,Sarah tidak selancang itu meskipun ia sangat berhak atas diri Deva.

"Sayang,sibuk banget kayaknya,"kata Sonia masih dengan mengenggam tangan kiri Deva.

"Iya nih lagi sibuk banget,"jawab Deva tanpa menatap Sonia,Deva masih terus memeriksa berkas itu dengan tangan kanan nya.

Sonia yang mengerti bahwa Deva sedang sibuk memutuskan untuk duduk di sofa ruangan kerja Deva.Sonia terus menatap Deva tanpa berkedip.

Deva yang sadar bahwa dirinya sedang diperhatikan memilih untuk menegur Sonia tanpa menatap Sonia.

"Kenapa liatin aku gitu banget,kamu kira aku gak tau apa kamu lagi liatin aku,"kata Deva pada Sonia.

"Kamu makin tampan,"ujar Sonia masih menatap Deva yang sibuk dengan lembaran-lembaran kertas di meja kerjanya.

"Tumben,ada mau nya ya?"tanya Deva beralih menatap Sonia yang duduk di sofa.

"Mau ngajak makan di caffe,tapi kamu nya keliatan lagi sibuk banget,jadi yaudahlah aku pergi makan sendiri aja,"ujar Sonia langsung berdiri setelah mengatakan tujuannya kepada Deva.

Deva tersenyum menatap Sonia,gadis yang di depan Deva ini sangat menggemaskan dan membuat Deva tak mampu menolak ajakannya.Deva memang benar-benar sudah tidak waras,dia telah melupakan batas-batas yang tidak dibolehkan dalam islam seperti menyentuh tangan yang bukan mahram,sejak bertemu Sonia ia pasti selalu bersentuhan.

Khadijah Asyarah [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang