7.Bantuan

829 70 11
                                    

Hari sudah larut dan udarapun mulai dingin,walau begitu Sakura masih belum mengistirahatkan mata dan tubuhnya,padahal Ino sudah terlelap sedari tadi.

Ia masih memikirkan kejadian tadi setelah ia menceritakan pada Ino.Mereka sepakat akan mulai menyelidikinya besok dengan cara memancing mereka yang terkena wabah dengan keluarga mereka seperti Hyuuri,dan jika ia benar mereka tidak terkena penyakit atau apapun tapi mereka seperti dikendalikan dari jarak jauh.

Tapi yang membingungkan untuk apa mereka dikendalikan yang pasti untuk kejahatan,tapi kenapa? Biasanya orang yang mengendalikan seseorang ingin agar orang tersebut bisa melakukan apa yang diinginkannya.Tapi walau mereka dikendalikan mereka hanya akan menatap kosong seperti orang kehilangan jiwanya dan tidak melakukan apapun.

Misteri ini membuat Sakura bingung sebenarnya apa tujuan orang yang melakukan ini.Karna lelah terlalu bergelut dengan pemikirannya tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi,Sakura memilih untuk beristirahat saja.

***

Sakura berjalan terburu-buru dilorong rumah sakit,ia terlambat karna bangun kesiangan karna baru tidur tengah malam,tapi Sakura juga kesal kenapa Ino tak membangunkannya.

Karna terburu-buru Sakura tidak memperhatikan jalan,tak menyadari ada seseorang yang baru saja keluar dari sebuah ruangan membuat ia tak sengaja menabrak orang itu.

Brakh

"Ah maaf..."
Kertas laporan yang dibawa Sakura tercecer kemana-mana,sambil membereskanya Sakura minta maaf.Sakura membereskan kertas-kertasnya dibantu orang itu.
Setelah semua beres Sakura kembali berdiri dan menatap orang itu.

"Kau..."

"Kau Sakura bukan? Ninja medis dari Konoha."

"Iya.Dan kau orang yang pernah membantuku dan teman-temanku bukan?.Kali tidak salah namamu Saike?"

"Ya.Kau benar Sakura.Kelihatanya kau terburu-buru ada apa?"
Saike heran kenapa Sakura terburu-buru sampai menabraknya.

"Ah.itu...aku terlambat karna bangun kesiangan."
Ucap Sakura sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum kikuk.

Saike tersenyum kecil menanggapi,dia terlihat tampan saat tersenyum menurut Sakura.Tapi walau begitu saat ini hatinya masih milik seseorang.

"Apa kau sudah sarapan?"

"Ah,aku belum sempat karna tadi terlalu terburu-buru."
Jawab Sakura jujur karna ia kesiangan ia tidak memikirkan apapun selain segera pergi ke rumah sakit.

"Bagaimana kalau kau sarapan denganku,tidak baik membiarkan perutmu kosong."

"Tapi aku harus segera memeriksa pasien."
Sakura sebenarnya ingin karna ia juga lapar tapi jika ia sarapan terlebih dahulu ia akan terlambat memeriksa pasien-pasienya.

"Tidak apa sebaiknya kau sarapan dulu,lagipula belum ada pasien gawat darurat yang harus segera ditangani bukan?"

Akhirnya Sakura mau sarapan dengan Saike,setelah meletakkan kertas laporan diruanganya sebentar,Sakura segera menuju kantin bersama Saike.

Saat ini mereka sedang duduk di kantin rumah sakit mereka duduk bersebrangan sambil menunggu pesanan datang mereka juga mengobrol ringan seperti nya mereka akan jadi teman.

Setelah pesanan mereka datang,mereka makan sambil sesekali berbincang sepertinya Saike orang yang ramah menurut Sakura.

"Oh ya.Bagaimana keadaan orang-orang yang kau rawat Sakura?"
Saike sesekali bertanya sembari makan.

"Yah.Sebenarnya belum ada perkembangan yang begitu besar,tetapi setidaknya aku mulai mengerti keadaan mereka."
Jawab Sakura seadanya,ia memang belum memecahkan misteri ini tapi setidaknya ada sedikit petunjuk.

TADAIMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang