Hari sudah mulai gelap mentari mulai pergi.bulan berbentuk bulan sempurna itu mulai keluar bersamaan dengan keluar nya bintang bintang kecil namun terlihat besar jika dari dekat.
Gadis cantik berjaket merah ini sedang duduk menopang dagu dengan tatapan lurus ke atas.
Ia menundukkan kepala nya ke arah buku yang ada di pangkuan nya ini.
Ia menatap lama buku itu sampai ia akhir nya membuka dan meraih bolpoin yang ada disamping nya.Cetek
Bunyi bolpoin itu begitu tidak asing di telinga nya.ia merangkai kata kata indah di dalam buku itu.
Dear Diary.
Terima kasih aku damai sejak itu.
Sejak tuhan memberi bukti bahwa tidak hanya aku yang mengalami penyakit itu.Sejak aku membuka mata ku lebar lebar ternyata..masih banyak orang yang sakit lebih dari yang aku rasakan.
Hanya saja aku kurang bersyukur atas apa yang ia berikan sehingga mata ku selalu tertutup akan hal di dunia ini.
Terima kasih dan maaf.
Zer4.
"Hayo Lo ngapain" Ucap Zeren menepuk pundak Zera yang sedang menulis.
"Ihh ngapain sih" Balas Zera lalu menyembunyikan buku itu dibelakang tubuh nya.
"Apaan tuh dek?" Tanya Zeren sambil melirik tangan Zera yang ada dibelakang tubuh nya.
"Buku!" Ucap nya sambil menunjukan buku nya.
"Nenek nenek juga tau kalo itu buku,ya maksudnya isi nya apa" Geram Zeren sambil menarik paksa buku itu.
"Gabolehhh!!!ini rahasia negara"
"Ih dah mulai main rahasia rahasiaan ya" Kesal Zaren lalu melipat tangan nya didada.
"Ini kan rahasia negara kamu gak boleh tau suatu hari nanti kamu tau kok"
"Sok rahasia negara lagi lo"
"Ih suka suka dong daripada kamu--"
Zera terdiam sejenak lalu berpikir keras."Kamu apa ayoo!!!"
"Aagghh udahlah cape aku" Ucap Zera lalu mengacak rambut nya kesal.
"Tu rambut awas lo nanti kutu nya pada terbangan hahahh"
"Ihh awas yaa!!" Seru Zera lalu mengejar Zeren.
Zeren pun berlarian mengelilingi kolam renang ya ada di depan mereka."Ihhh!!" Kesal Zera lalu menghentikan larinya untuk menyusuaikan pernafasan nya.
Zeren yang melihat Zera kelelahan pun berhenti berlari dan masuk kedalam untuk mengambil segelas air.
"Nih minum dulu" Ucap Zaren sambil menyodorkan segelas air.
Zera tersenyum lalu mengangguk, "Sama sama" Ucap Zeren menyindir Zera.
"Iyaa!!" Balas Zera tanpa watados lalu tertawa dan menyiramkan air itu kepada Zeren.
"Fyuhhh Ihh awas aja lo untung kesabaran gue gak ada batas nya" Ucap Zaren lalu mengejar Zera yang sudah berlari didepan nya.
"Sini sini aku gak takut wleee!!"
Zeren pun terus mengejarnya Zera sampai akhir nya Zeren mendapatkan Zera dan memeluk nya erat.
"Udah nanti cape" Bisik Zeren.
"Jangan erat erat Bang!!"
Zaren pun melonggarkan pelukannya dan melepas nya,"Sana tidur dah malam" Suruh nya lalu mencium puncak kepala Zera.
"Yoi night bang!!"
"Too mimpi indah ya,oh ya mimpiin Delvin tuh kasian" Ucap nya lalu terkikik geli melihat raut masam wajah adik kembar nya.
"Apaansih kok Delvin mending Bunda aja" Ucap nya lalu pergi meninggalkan Zeren sendiri.
"Gue seneng ngeliat lo senyum dek!" Gumam Zeren lalu mengikuti Zera masuk ke dalam rumah nya.
***
Plisss ya aku baper sumpahh!!
Pengen banget punya kembaran huhu😭
Enak banget jadi Zera ya hehe.Mereka berdua👆
Jangan lupa follow;
•@angnoktvia
•@angnbiber
KAMU SEDANG MEMBACA
Z E R A [END]
Подростковая литератураZera Aurel Dzafina. Gadis cantik yang harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya memiliki riwayat penyakit kangker sejak kecil. Disaat umur nya lima tahun ia tak menahu bahwa ia memiliki penyakit itu. Namun disaat ia remaja penyakit itu terbongkar...