17.15
Zera melirik handpone nya dan jam nya menunjukan angka segitu. Ayah nya tak kunjung kembali dari kantin entah apa yang dilakukan nya.
Ia menghela nafas jengah karena ia sudah bosan bau obat-obatan ini walaupun hampir setiap hari nya ia mengunjungi tempat ini namun setiap orang pasti akan merasakan kebosanan.
Bulak-balik aplikasi sudah ia lakukan ingin mengajak Zefa dan Zeren ngobrol mereka sedang tertidur. Sekarang ada Zefa,Zeren menjadi pecinta tidur entahlah mungkin tertular.
Ia juga bingung mengapa akhir-akhir ini Delvin berubah dan jarang mengunjungi nya juga. Apakah ini karma? Karena ia dulu seperti itu.
Ah rasanya tidak karena dulu ia baik saja kepada Delvin.
Ceklek
Lamunannya buyar saat mendegar kenop pintu terputar dengan cepat ia menoleh kedepan dan mendapati muka Ayah nya dengan raut wajah lelah.
"Ayo pulang.." ucap Leo. Leo melihat arah kiri nya lalu menghembuskan nafas lelah seraya menahan tawa.
"Ini mereka tidur lagi? Serius?" Tanya Leo kepada Zera.
Zera terkekeh geli lalu mengangguk mengiyakan ucapan Leo. "Iya yah mereka habis solat ashar tadi langsung tidur"
Leo tertawa lalu berjalan ke arah nakas dan mengambil sebotol Aqua mineral lalu membuka tutup nya.
Ia menuju tempat dimana mereka tertidur lalu mencipratkan air itu tepat di depan mereka.
Perlahan mereka menerjap kan mata nya lalu terduduk dan mengumpulkan nyawanya sebentar karena separuh nyawa nya ada di alam sana.
"Udah belum?" Tanya Leo memastikan karena ia tau kebiasaan mereka sehabis tidur.
Mereka menangguk lalu berjalan dengan gontai.
***
Hoamm!!
Pletak
"Ditutup bangke!" Kata Zefa saat Zeren menguap tanpa ditutup.
"Hoamm..nyantuiii dong" Balas nya seraya menguap lagi.
Leo hanya geleng-geleng melihat tingkah mereka berdua saat ada Zefa disekitar mereka jadi agak ramai.
"Kelahi terusss!!" Protes Zera sambil memutar bola mata nya malas.
Mood nya down karena ia tak kunjung mendapatkan kabar dari Delvin.
Ia ingin bertanya kepada Cyla tapi nanti jika ia sampai dirumahnya.Tak lama Leo menghentikan mobil nya di depan rumah mereka. Mereka turun lalu memasuki gerbang dan membuka gerbang lebar agar mobil nya bisa masuk.
"Gilee!! Ni rumah gak ada yang berubah" pekik Zefa seraya merentangkan tangannya.
"Idih anak desa" Gumam Zeren menatap Zefa.
"Serah you!"
"Udah ayo masuk!" Ajak Leo seraya merangkul keduanya lalu ia mengedarkan pandangannya, "Zera mana?"
Mereka berdua mengendikan bahu nya lalu melihat ke arah pintu,"Dah masuk kali" kata Zeren.
***
Zera merobohkan badannya ke kasur nya lalu memejamkan mata nya sejenak.
Ia bangun kembali lalu berjalan ke lemari dan menganti baju nya mengunakan piyama.Zera membuka ponsel nya lalu meng-klik nama Cyla di kontak barisan huruf 'C'.
"Halo?" Dan ya panggilan terhubung. Cepat-cepat Zera ke kasur nya lalu tiduran.
"Halo Cyl aku boleh nanya gak?" Ucap Zera.
"Boleh tanya aja"
"Kamu tau gak Delvin kemana?" Ucap nya the to point.
Cyla diam sebentar lalu menghembuskan nafasnya, "Kemarin-kemarin gue liat dia selalu sama cewe terus gak tau itu siapa"
Tut!
Zera langsung mematikan panggilannya dan mulai berfikiran negatif di otak nya.
"Astaga..gak boleh netink bisa jadi dia saudara nya"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Z E R A [END]
Teen FictionZera Aurel Dzafina. Gadis cantik yang harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya memiliki riwayat penyakit kangker sejak kecil. Disaat umur nya lima tahun ia tak menahu bahwa ia memiliki penyakit itu. Namun disaat ia remaja penyakit itu terbongkar...