Malam telah tiba. Malam dingin ini Zera sudah memakai hoodie bewarna hitam dengan celana training bewarna hitam juga.
Dengan langkah gontai ia berjalan ke arah taman yang dipenuhi bunga dan lampu kelap-kelip.
Didepan pintu taman ia berhenti sebentar dan berjalan ke arah kiri ia ingin membeli ice cream sejenak.
"Paman saya beli ice cream yang rasa coklat nya satu ya.." Ucap nya seraya memberikan uang sepuluh ribuan.
"Iya neng bentar ya" Balas Paman itu lalu memberikan satu bungkus ice cream bewarna coklat.
Zera berterima kasih lalu kembali berjalan masuk ke arah taman. Ia berdiri di dekat kolam ikan lalu duduk di depan kolam itu.
Ia menurunkan kaki nya di bawah lalu memasukan tangan nya ke air dan menyapu nya ke wajahnya.
"Segerrr!!" Gumam nya dengan muka yang basah dengan air. Ia mengelap muka nya dengan lengan hoodie nya.
Ia membuka bungkus ice cream lalu membuang bungkus nya ke tempat sampah yang tersedia di taman itu.
***
Bintang kelap-kelip di atas kepala nya membuat nya betah berlama-lama disini.
Tatapan kosong menatap arah langit dengan hati yang tak henti nya membatin mengucap betapa indah nya langit mu malam ini.
Ia mengangkat kepala nya lalu mengarahkan ke depan sana lalu bangkit dan berjalan ke depan dan mencabut satu bunga mawar putih lalu dihirup nya bunga itu.
Keasikan dengan bau bunga itu ia sampai tak menyadari bahwa ada sepasang mata yang memperhatikan nya sedari tadi.
"Hei..!" Sapa orang itu seraya menepuk pundaknya.
Sang empu terlonjak lalu menoleh ke belakang. Dan ya muka tak berdosa ia temukan sedang menyegir dibelakang nya.
"Ir-eh ralat Ryan ngapain sih" Ucap nya sambil memukul lengan Ryan.
Ryan meringis lalu menangkap tangan Zera dan mengurung nya,"Sakit woii!! Udah ampunn!!"
Zera menghentikan kegiatan nya lalu menatap Ryan dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Maaf!!" Rengek nya sambil menunjukan dua jari nya, tengah dan telunjuk.
"Hmm" gumam nya lalu kembali duduk di bangku taman.
"Yan antarin pulang yaa!!" Pinta Zera karena ia merasa tubuh nya sudah lelah.
Ryan menoleh, "datang sama siapa balik sama siapa" Cibir nya.
"Ihhh ayolahhh"
Ryan mengangguk pasrah,"Ikhlas gak ntar haram lagi"
"Iye-iye ikhlas"
Zera terkekeh lalu berjalan mengikuti Ryan dari belakang sesampainya di motor Ryan ia berhenti langkah nya sebentar lalu menatap orang yang sedang bersepeda motor berdua itu.
Ia hapal lekuk tubuh orang itu. Zera terlonjak saat ada yang menepuk pundak nya,"Malah melamun" Zera terkekeh lalu naik ke motor Ryan.
"Dibawah bintang ini aku merasakan sakit yang pertama kali aku rasakan dan sakit ini melebihi rasa sakit yang aku rasakan melebihi sakit penyakit ku ini"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Z E R A [END]
Teen FictionZera Aurel Dzafina. Gadis cantik yang harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya memiliki riwayat penyakit kangker sejak kecil. Disaat umur nya lima tahun ia tak menahu bahwa ia memiliki penyakit itu. Namun disaat ia remaja penyakit itu terbongkar...