"Aku tak pernah sebenci ini pada hujan. Sampai kamu datang dan berhasil mengubahnya."
Hari ini hari Minggu. Seorang gadis bersurai hitam pekat terbangun karena derai hujan yang cukup kuat menghantam jendela kamar dan dingin yang tiba-tiba menyeruak di sekujur tubuh. Cahaya matahari masih bersembunyi, biasanya sudah mulai menembus lubang-lubang yang sepertinya sengaja dibuat oleh penjahit gorden. Kaki-kakinya mulai beranjak dari kasur dan berusaha meraih jendela yang sepertinya sedari malam terbuka, membuat angin memasuki kamar dan dengan mudah membuat seisi ruangan dingin.
Setelah menutup gorden, ia berniat kembali ke kasur. Tampaknya jam beker masih menunjukkan pukul 5 pagi. Namun, sesuatu mengusik perhatiannya. Entah karena pandangannya masih kabur atau memang benar, tapi, jajaran lampu kota di jalan seberang rumahnya terlihat lebih terang dari biasanya, dan lagi-lagi ini terjadi saat hujan. Cepat-cepat tangannya menutup gorden yang sedari tadi ia genggam di tangan kanannya, mencoba menepikan pikiran-pikiran yang akan segera menerobos masuk.
Aurie. Lengkapnya Auristella Arabelle. Seorang gadis berperangai dingin, blak-blakan, super cuek, dan pendiam level akut katanya. Umurnya 16 tahun, bersekolah di salah satu sekolah swasta di Bandung. Aurie sebenarnya tidak dingin, hanya bersemangat dengan caranya.
Soal hujan tadi. Aurie memang sangat menyukai hujan. Namun, suatu kejadian atau bisa dibilang satu orang berhasil mengubah persepsinya. Iya, dia orang yanh spesial dan kisah ini harus dibagikan. Kisah mengenai dia yang berdiam di antara jajaran lampu kota, sang hujan yang tak pernah berpayung.
Baiklah, disini kisah dimulai...
•••
Just a beginner. Kritik dan saran sangat diterima😊
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHASIA LAMPU KOTA (✔)
Teen Fiction[ s e l e s a i ✅ ] [SEBUAH KISAH PENANTIAN DALAM KEDEWASAAN TAK BERUJUNG] "Bagaimana kalau suatu hari aku yang membuat Kakak jatuh?" "Kakak akan tetap suka." "Kenapa?" "Sederhana." "Maksudnya?" "Kamu sudah sering melakukannya." "Kapan?" "Setiap kal...