"Kenapa lo? Dari tadi senyam-senyum kayak orang sinting." Luna mencomot camilan di depannya. Padahal, mereka tengah menonton film thriller. Aksi bunuh-bunuhan sedang terjadi. Namun sejak awal Luna meminta Taeyong menemaninya nonton, adiknya itu malah menatap televisi sembari tersenyum misterius.
"Kak, lo tahu nggak tempat yang enak buat kencan di daerah sini?" tanya Taeyong.
Luna terkekeh geli, pasti Taeyong masih terbayang-bayang Jisoo. Sedari dia pulang kemarin malam, Taeyong tidak henti membicarakan Jisoo pada Luna. Taeyong tidak membiarkan Luna tidur dan memaksanya menceritakan semua yang Luna tahu tentang Jisoo. Sepertinya dia tidak salah langkah mempertemukan mereka.
"Mau ngajakin Jisoo kencan ya lo?"
"Nggak lah, ngapain ngajak Jisoo."
Luna menoyor kepala Taeyong. Pasalnya, Taeyong mengatakan itu masih sambil tersenyum lebar. Berkata tidak tapi senyum itu menjelaskan kenyataannya.
"Rahang lo nggak sakit senyum mulu dari kemarin?"
Taeyong mencoba mengerucutkan bibir. Baru satu detik, ujung bibirnya kembali tertarik.
"Merinding gue, lo kayak psycho tahu nggak?" Luna kembali memfokuskan pandangan pada televisi. "Lagian kenapa lo tanya gue? Lo, 'kan, udah sering bawa cewek kemana-mana. Biasanya lo bawa mereka jalan kemana?"
"Biasanya gue bawa ke hotel."
Sontak Luna memukuli punggung Taeyong sampai mengaduh kesakitan. Dia bicara jujur. Taeyong tidak pernah mengajak wanita jalan-jalan. Tidak ada yang spesial. Mereka hanya pergi ke hotel dan setelah itu, sudah, ia meninggalkan mereka begitu saja. Taeyong selalu mencari pelarian karena kerinduan dan kekesalannya pada Jisoo. Berusaha melampiaskan hasrat pada wanita lain. Sayangnya, Taeyong tidak pernah bisa meniduri mereka.
Orang-orang mengira Taeyong gila seks dan kerap gonta-ganti teman tidur. Padahal setiap kali mencoba menyentuh wanita lain, ia merasa bersalah setengah mati. Tidak pernah bisa melampiaskan hasratnya. Pikirannya selalu dipenuhi dengan Jisoo. Jika kalian penasaran, ya, Taeyong masih perjaka.
"Lo gila?! Awas ya kalau berani ngajak Jisoo ngamar, gue potong burung lo!"
Astaga, Luna benar-benar mirip Jisoo. Selalu mengancam akan memotong kejantanannya. Ada apa dengan dua wanita ini?
"Enak aja lo! Siapa juga yang mau ngajakin Jisoo ngamar? Lo yang nanya gue biasanya kemana."
Luna menyipitkan mata masih berusaha mengintimidasi Taeyong. Ia berharap hadirnya Jisoo kembali, bisa membuat Taeyong berubah. Luna dan Suho sudah lelah menceramahi Taeyong untuk berhenti bermain-main dengan wanita.
"Kalau lo masih mau main-main sama cewek, jangan deketin Jisoo," ancam Luna.
"Siapa juga yang mau deketin Jisoo?" sangkal Taeyong bersikap sok cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate U, Love U
FanfictionCerita tentang Taeyong yang arogan, gengsian, narsis, dan selalu ngatain Jisoo (anak pembantunya) dekil. Tentang Jisoo yang bilang benci sama Taeyong, tapi baper waktu Taeyong main ke rumah bawain salep jerawat. Kalau Taeyong dan Jisoo yang setiap k...