Sudah lebih dari sebotol Dolcetto mengaliri kerongkongan Taeyong sejak tadi. Di mini bar rumahnya—tempat dimana ia menghabiskan berbagai jenis wine mahal yang berjajar rapi di dua rak besar—ia duduk seorang diri. Tampak rapuh, kesepian, dan putus asa. Sekali lagi ia patah hati karena orang yang sama.
Baru berapa jam yang lalu Jisoo membuatnya tertawa. Pun merasa sebagai lelaki beruntung yang dikasihi Jisoo. Berantakan dalam semalam, perempuan itu dengan mudahnya menghempaskan Taeyong dari ketinggian, membuatnya remuk.
Taeyong mencengkram kepalanya, menggeram marah. Terlalu menyakitkan mengingat Jisoo yang berpura-pura tidak mengenalinya. Seakan-akan Taeyong bukan siapa-siapa. Lantas apa arti Taeyong untuknya selama ini?
"Permisi Mr. Lee, Ms. Kim datang, dia ingin menemui anda." Hanya Will yang berani mendekati Taeyong. Pembantu yang lain memilih menyingkir agar tidak terkena amukannya.
"Usir dia," ucap Taeyong pelan namun tegas.
Will tahu di saat seperti ini Taeyong tidak ingin diganggu. "Tapi Mr. Lee, Nona Kim—"
"AKU BILANG USIR DIA!" bentak Taeyong yang membuat mereka—Will dan pembantu lainnya—terperanjat kaget.
Tak kunjung beranjak, Will bergeming. Taeyong menoleh dan bersiap meneriakinya lagi. Detik itu juga, Taeyong sadar Jisoo sudah berdiri di belakang Will.
Rahang Taeyong mengeras dengan bibir terkunci rapat. Dia membuang tatapan dari Jisoo. Memperlihatkan keengganan serta kekecewaan yang semakin memekat. Disesapnya kembali segelas Dolcetto di tangan.
"Permisi," pamit Will membungkuk dan pergi dari sana untuk memberi keduanya privasi.
Detak jarum jam di dinding membuat kepala Taeyong semakin pening. Pendengarannya menajam di saat-saat seperti ini. Dadanya semakin sesak ketika Jisoo dengan tenang duduk menyisakan jarak satu kursi di sampingnya. Perempuan itu memainkan kuku jarinya gugup.
"Maaf."
Dia benar-benar membenci Jisoo. Meminta maaf seolah-olah sesalnya bisa menyatukan lagi hati Taeyong yang patah. Apa yang Jisoo harapkan dari Taeyong? Memaafkan Jisoo yang bermain dengan pria lain di belakangnya?
"Aku bisa jelasin ke kamu."
Apa yang perlu diperjelas? Lebih baik Jisoo diam jika penjelasannya hanya akan memperparah rasa sakit Taeyong.
"Pria tadi, namanya Changmin."
Persetan dengan nama pria itu. Taeyong tidak suka Jisoo menyebut nama pria lain di hadapannya.
"Dan kami ... udah tunangan."
Jantung Taeyong sepertinya berhenti berdetak. Ia mati rasa karena pengakuan Jisoo. Dia meremas gelas kaca di tangan. Tekanan kuat mengakibatkan gelas retak perlahan, lalu remuk, dan pecahannya melukai telapak Taeyong hingga banyak mengeluarkan darah. Rasa sakit di fisiknya tidak seberapa. Ada yang lebih menyakitkan dari perih di tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate U, Love U
Fiksi PenggemarCerita tentang Taeyong yang arogan, gengsian, narsis, dan selalu ngatain Jisoo (anak pembantunya) dekil. Tentang Jisoo yang bilang benci sama Taeyong, tapi baper waktu Taeyong main ke rumah bawain salep jerawat. Kalau Taeyong dan Jisoo yang setiap k...