Cerita tentang Taeyong yang arogan, gengsian, narsis, dan selalu ngatain Jisoo (anak pembantunya) dekil. Tentang Jisoo yang bilang benci sama Taeyong, tapi baper waktu Taeyong main ke rumah bawain salep jerawat.
Kalau Taeyong dan Jisoo yang setiap k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini sudah seminggu dia menghilang!"
"Luna, dia bukan anak kecil lagi."
"Adik lo ngilang karena patah hati. Kalau dia bunuh diri, gimana?"
"Dia nggak bakal segegabah itu."
"Lo nggak lihat gimana sumringahnya dia waktu ketemu lagi sama Jisoo. Dan kenyataan udah ada cowok lain di hati Jisoo bisa bikin dia kehilangan akal sehatnya!"
Jeno mendesah kasar, merasa pusing dengan perdebatan kakak beradik itu. Sedari tadi, Luna menelepon dan menyuruhnya mencari Taeyong, tapi Suho yang juga sedang bersama Luna justru menyuruh Jeno memberi Taeyong ruang telebih dahulu mengingat sejak dulu, Taeyong lebih nyaman sendirian ketika sedang merasa sedih.
"Maaf menyela perdebatan kalian. Boleh saya bicara?" tanya Jeno masih berusaha sopan meski ia sangat ingin menutup sambungan telepon.
Luna sontak terdiam untuk membiarkan Jeno bicara.
"Dia sudah menyerahkan tugas-tugasnya pada COO dan meminta saya untuk memantau kinerja mereka. Dia hanya ingin kita memberinya waktu dua minggu untuk menata ulang semuanya. Saya pikir, dia benar-benar hancur dan waktu dua minggu tidak akan cukup, tapi saya juga tahu dia akan menepati janjinya, dia akan kembali."
Di seberang sana Suho dan Luna tidak bisa berkata-kata. Luna merasa bersalah karena tidak menepati janjinya pada Jisoo agar tidak memberitahukan keberadaannya pada Taeyong. Lihat yang terjadi sekarang, semua semakin hancur karena Luna mempertemukan mereka. Luna juga tidak tahu bahwa Jisoo sudah bertunangan. Melihat antusiasme dan kerinduan Jisoo ketika ia membicarakan Taeyong, Luna pikir Jisoo pun menyukai adiknya itu. Delapan tahun ternyata bukan waktu yang sebentar untuk bisa membolak-balikkan perasaan seseorang dan mengubah banyak hal.
"Saya juga khawatir. Dia tidak bisa dihubungi sama sekali. Sepertinya dia pergi ke salah satu pulau pribadinya. Saya hanya bisa berharap, dia benar-benar mengasingkan diri saat ini. Akan semakin menyakitkan kalau dia melihat tayangan media."
"Apa maksudmu?" tanya Suho dan Luna kompak.
Jeno mengernyit. "Kalian belum melihatnya?"
"Apa?!" sungut Luna penasaran.
"Satu jam yang lalu media ramai mengungkap kabar pernikahan Nona Kim dengan anak tunggal pemilik agensinya, Shim Changmin. Mereka akan menikah akhir bulan ini."
"Hah, secepat itu?" pekik Luna dan Suho bersamaan.
***
Rosé menatap was-was pada Jisoo yang tampak kurang sehat beberapa hari terakhir. Perempuan itu sering terlihat hampir pingsan. Rosé merasa kasihan pada Jisoo yang semakin menyibukkan diri. Meski Rosé sudah berusaha mengatur jadwal kerja Jisoo agar tak terlalu padat, Jisoo selalu punya hal-hal lain untuk dilakukan.
Seperti sekarang, Jisoo tengah menyibukkan diri membuat kue. Matanya yang cekung dan hitam cukup menandakan bahwa dia kurang tidur. Tetapi Jisoo selalu bersikap seolah-olah sedang baik-baik saja.