Cerita tentang Taeyong yang arogan, gengsian, narsis, dan selalu ngatain Jisoo (anak pembantunya) dekil. Tentang Jisoo yang bilang benci sama Taeyong, tapi baper waktu Taeyong main ke rumah bawain salep jerawat.
Kalau Taeyong dan Jisoo yang setiap k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jisoo tertawa geli dihadapkan dengan Taeyong yang cemberut. Tadi Jaejoong dan Angel sempat memarahi Taeyong. Kalau Taeyong terus begitu, bisa-bisa Jaejoong benar-benar terkena serangan jantung. Setelah membuat mereka cemas, Taeyong menelepon dan mengatakan akan mengawini anak orang. Orangtua mana yang tidak kaget? Angel sampai harus mengeluarkan ancaman supaya Taeyong berhenti merengek karena ngebet kawin. Mengancam tidak akan memberi restu sebelum Taeyong membawa Jisoo menemui mereka langsung ke Indonesia.
"Utututu, jelek banget kesayangannya Jisoo kalau lagi ngambek," ejek Jisoo sambil mengacak rambut Taeyong. "Bibirnya maju lima senti gitu. Jadi pengen nampol."
"Kamu nggak bantu aku sama sekali waktu dimarahin Mama. Bisa-bisanya ngancam kayak gitu!" seru Taeyong masih tidak terima. "Harusnya mereka dukung aku buat cepetan kawin sama kamu."
"Nikah," koreksi Jisoo.
"Sama aja!" sanggah Taeyong ikut melampiaskan kekesalan pada Jisoo yang sedari tadi sudah menguap dan hendak jatuh terlelap. Namun Taeyong terus membuatnya terjaga dengan decakan dan celotehannya.
Taeyong menarik selimut, menutupi tubuh Jisoo agar tidak kedinginan. Baru saja mereka pindah ke kamar karena Jisoo bilang sangat lelah. Taeyong tidak mengizinkan Jisoo tidur di tempat lain selain kamarnya. Dan Jisoo terlalu letih mendebat. Toh ia juga ingin tidur ditemani Taeyong.
"Beda. Kawin itu ketika pasangan ngelakuin hubungan kelamin," kata Jisoo setengah melantur.
"Berarti kita udah kawin."
Kesadaran Jisoo kembali secepat kilat. Ia memukul lemah lengan Taeyong. Lantas mendecih keras. "Kamu pikir aku sepolos apa? Kamu pikir aku percaya waktu kamu bilang kita make love pas aku mabuk?!"
"Nggak percaya? Kamu mabuk, nggak sadar. Mana tahu benar enggaknya?"
"Jangan manfaatin situasi, ya! Aku tahu dari baca di novel. Katanya setelah ngelakuin itu buat pertama kalinya, bakal sakit. Pagi itu aku nggak ngerasain sakit sama sekali tuh, nggak nyeri," jawab Jisoo cuek.
"Percaya banget sama bacaan fiksi. Itu yang nulis juga belum tentu udah ngerasain. Kita buktiin aja, yuk."
Sontak Jisoo kembali memukul lengan Taeyong. Kali ini benar-benar tanpa tenaga. Ia sudah tidak sanggup meladeni Taeyong. "Kotor banget, sih, kamu?! Kayaknya kamu perlu mandi kembang tujuh rupa."
"Yuk, mandi!" seru Taeyong bersemangat.
"Taeyong, ih! Baterai kamu kok nggak habis-habis? Malah makin overload nggak bisa diam? Aku udah ngantuk tahu nggak?."
"Ya udah, kamu tidur aja. Aku nggak mau tidur."
"Kamu harus tidur. Aku udah janji nggak akan pergi lagi, 'kan?"
Mereka hanya saling tatap beberapa saat. Dibanding tidur, Taeyong lebih ingin menebus kerinduannya selama ini dengan memandangi Jisoo yang nyata ada di sampingnya. Dia melarikan jemari ke wajah Jisoo. Membelai pipi Jisoo, alis, hidung, dan bibirnya yang berbentuk hati. Terlihat kenyal, lembut, juga warna merah muda alaminya sangat menggoda. Taeyong tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium bibir itu.