Jisoo dan Taeyong sedang berada dalam satu mobil. Pasalnya, Suho tadi mengajak mereka untuk makan bersama di luar. Niatnya juga mengajak Luna dan Onew—anak kedua keluarga Lee dan pacarnya— untuk ikut bersama. Namun, mereka menolak dengan alasan kecapekan. Sebenarnya Jisoo juga sudah menolak halus, sayangnya Suho kukuh untuk mentraktir. Bahkan Suho meminta izin langsung pada ibunya.
Dan di restoran barusan, Suho bertemu teman SMAnya dulu. Mereka mengobrol panjang lebar. Berujung Taeyong disuruh pulang duluan bersama Jisoo. Padahal sejak kejadian pagi tadi, Jisoo dan Taeyong lebih banyak diam. Tidak seperti biasa. Kecanggungan masih berlanjut antara mereka.
Setiap teringat apa yang Jisoo lihat waktu itu, semburat merah menjalar di pipinya. Udara sekitar jadi lebih panas. Sensasi menggelitik di bawah perut juga masih dia rasakan. Sekarang pun, mata Jisoo dengan nakalnya tertuju pada bagian tubuh Taeyong yang tidak seharusnya ia lirik.
Jisoo merutuki pikirannya. Ia menggelengkan kepala dan beralih menatap keluar jendela mobil. Menyaksikan hujan mengguyur jalanan yang tampak sepi malam ini. Tanpa sadar, Jisoo mendengus kasar.
"Kenapa kamu?" tanya Taeyong tanpa mengalihkan fokus dalam menyetir.
Mendengar suara berat Taeyong yang menegurnya setelah beberapa menit hanya hening yang tercipta, Jisoo pun tergagap. "Ng ... nggak kenapa-kenapa."
"Dari tadi diam aja."
"Si ... siapa? A ... aku?"
"Kenapa ngomongnya jadi gagu gitu?"
"H ... Hah? Gimana?"
Sudut bibir Taeyong terangkat. Jisoo justru semakin salah tingkah disuguhi senyuman semanis itu.
"Masih mikirin adikku yang sempat mau kamu potong?"
Senyum manis Taeyong berubah menjadi tawa jahil. Saat itu juga Jisoo sadar arah pembicaraan Taeyong.
"HAH? APAAN, SIH?"
"Iya, mikirin adikku yang menonjol. Punyaku berdiri bukan gara-gara kamu ya. Lihat yang seksi aja nggak bisa bikin aku tegang, apalagi kamu. Jadi jangan kegeeran, cowok tiap pagi emang gitu, berdiri."
Mulut Jisoo menganga mendengar ucapan frontal Taeyong. Lagian siapa juga yang kegeeran? Jisoo selalu sadar diri tiap kali berpikiran Taeyong menyukainya. Dia hanya masih terkejut.
"Idih, aku nggak peduli sama sekali."
Taeyong terkekeh karena Jisoo mengatakannya dengan wajah yang semakin merah padam. Raut Jisoo yang kaget dengan mata melotot dan bibir terbuka serta wajah memerah pagi tadi terlintas di ingatannya. Jisoo terlihat menggemaskan. Selama ini juga Taeyong suka membuat Jisoo mengomel karena ekspresi gadis itu sangat lucu setiap kali mengomel. Tidak ada galak-galaknya sama sekali. Wajah Jisoo kelewat polos dan innocent. Dia jadi penasaran bagaimana reaksi gadis itu kalau melihat video yang direkam Suho semalam. Sayangnya Jisoo tidak akan pernah melihatnya. Taeyong tidak ingin Jisoo besar kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate U, Love U
Fiksi PenggemarCerita tentang Taeyong yang arogan, gengsian, narsis, dan selalu ngatain Jisoo (anak pembantunya) dekil. Tentang Jisoo yang bilang benci sama Taeyong, tapi baper waktu Taeyong main ke rumah bawain salep jerawat. Kalau Taeyong dan Jisoo yang setiap k...