#HULU-23

3K 476 100
                                    

Di ruang keluarga yang luas, Jisoo, Bada, Changmin, dan Kakek Shim duduk dengan tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di ruang keluarga yang luas, Jisoo, Bada, Changmin, dan Kakek Shim duduk dengan tenang. Changmin masih bisa mengendalikan emosi selagi menunggu Jisoo bersedia buka suara, sama halnya dengan Kakek Shim. Bada yang belum tahu apa yang terjadi sebelumnya pun menanti penjelasan mereka.

Jisoo tertunduk, memejamkan mata. Jika dia menjelaskan semua, mereka akan kecewa. Jika Jisoo memilih berdusta, apa yang terjadi antara Taeyong dan dirinya tadi sudah dilihat langsung oleh Kakek Shim dan Changmin. Mereka akan semakin kecewa kalau Jisoo mengarang cerita.

"Itu tadi Lee Taeyong," kata Jisoo pelan mulai menatap Kakek Shim yang tak menunjukkan reaksi berarti.

"Lee Taeyong, maksudmu CEO Leevin? Anak bungsu Jaejoong dan Angel?" tanya Bada tampak terkejut. Jelas Bada mengenal Jaejoong dan Angel, yang satu pebisnis bertangan dingin, satunya lagi diva internasional. Dia juga tahu Lee Taeyong, pengusaha muda yang berhasil menguasai pasar global.

"Iya," jawab Jisoo sambil meremas jemari. "Sebelum pindah ke Surabaya dan bekerja untuk kalian, ibu bekerja di rumah Keluarga Lee. Mereka juga banyak membantu kami, bahkan membiayaiku menempuh pendidikan di sekolah yang sama dengan Taeyong. Tapi, kami memilih pergi meninggalkan Jakarta untuk menghindari beban hutang yang ayah limpahkan pada kami. Bagaimanapun juga, aku dan Taeyong, kami saling mengenal."

"Lebih dari saling mengenal aku kira. Kamu menangis dan jatuh pingsan saat tahu dia terluka," balas Changmin. Entahlah, ekspresi tak terbaca di wajah Changmin justru membuat Jisoo was-was.

Bada lagi-lagi terkejut. Beralih melihat Kakek Shim yang tidak terusik sama sekali dengan penjelasan Jisoo.

"Kalian punya hubungan lebih? Dia juga yang datang ke apartemen Rosé malam itu, bukan? Kalian sering bertemu di belakangku?" cecar Changmin tanpa menaikan nadanya sama sekali.

Tidak pernah Jisoo setertekan ini. Meski mereka tidak memarahinya terang-terangan dan pandai menjaga sikap, Jisoo tahu mereka merasa dicurangi. Dia tidak bisa lagi mengelak. "Enggak. Nggak ada hubungan lebih ...."

"Kalau gitu jelasin tentang sikapmu tadi. Tentang kedekatan kalian yang layaknya pasangan."

Jisoo terpaku. Kepalanya kembali tertunduk. Hanya bisa memainkan jemarinya yang berkeringat.

"Kamu cinta sama dia?" Changmin masih kukuh meminta jawaban Jisoo.

"Cinta?" tanya Bada diakhiri tawa geli. "Tidak mungkin." Dia kembali melirik Kakek Shim. Lantas bangkit duduk di samping Jisoo dan meraih tangannya.

"Sooya, kamu tidak punya perasaan seperti itu, 'kan?" tuntut Bada.

Sementara Jisoo mulai mendongak dan menatap Bada dalam diam. Dia tidak menyanggah. Tidak setelah apa yang terjadi barusan. Dia mengingat kembali seberapa besar ketakutannya ketika tahu Taeyong celaka. Jisoo tidak akan bisa mendustai perasaannya. Dan Jisoo tidak bisa melukai Changmin dengan kebohongan. Hatinya sepenuhnya milik Taeyong.

Hate U, Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang