#HULU- 7

3.5K 650 159
                                    

Hujan belum juga reda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan belum juga reda. Seakan tahu suasana hati Taeyong sedang semendung langit kala itu. Ia pulang mengendarai motor dalam keadaan basah kuyup dan tubuh menggigil hebat.

Jaejoong, Angel, Suho, dan Luna masih setia menunggu Taeyong di ruang tamu. Menunggu dengan raut khawatir dan rasa sedih atas kepergian Dara dan Jisoo. Mereka sudah menganggap orang-orang yang bekerja untuk keluarga Lee seperti keluarga sendiri. Terlebih Jisoo juga dekat dengan mereka. Wajar jika mereka merasa kehilangan.

"Taeyong," tegur Angel begitu Taeyong memasuki rumah. Tetesan air dari pakaiannya berjatuhan di lantai. Mereka semua kompak berdiri. Angel mendekati Taeyong dan mengelus surai gelapnya yang basah.

"Dalgom? Jisoo ... Jisoo kesini?" tanya Taeyong dengan senyum senang melihat anjing Jisoo berada di gendongan Luna. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari Jisoo.

Luna menggeleng. Membuat senyum di wajah Taeyong memudar. Dara dan Jisoo tidak hanya meninggalkan surat, tetapi juga meninggalkan Dalgom di rumah mereka.

"Dia minta tolong kamu buat ngerawat Dalgom," kata Luna menatap tidak tega pada Taeyong. "Bi Asih, ambilin handuk!"

"Nggak usah, Taeyong mau mandi sekalian," sahutnya. Ia melepaskan tangan Angel dari wajahnya dan berjalan menaiki tangga dengan bahu melorot.

"Mama siapin air hangat dulu ya?" sahut Angel kemudian sembari membuntuti putranya.

"Nggak perlu," balas Taeyong singkat.

Suho merangkul pundak sang ibu dan memintanya untuk memberi Taeyong ruang. Mereka tidak pernah tahu Taeyong akan sesedih itu kehilangan Jisoo. Sebab setiap bertemu, hanya ada kata-kata saling mengejek dan kekesalan yang keluar dari mulut keduanya. Di balik sikap menyebalkan Taeyong pada Jisoo, ternyata terpendam rasa kasih sayang yang bahkan Taeyong sendiri kepayahan untuk menyadarinya.

Kepala Taeyong sedari tadi hanya tertunduk. Seluruh tubuhnya yang lemas tiba-tiba menegak melihat sejumlah paper bag di atas ranjang. Itu paper bag yang Taeyong berikan pada Jisoo—yang berakhir di sampah karena Jisoo menolaknya.

Taeyong melihat satu per satu isi paper bag. Semuanya masih utuh seperti dulu. Tidak tampak kotor sedikitpun. Sepucuk surat terselip di sana. Dia terduduk di atas lantai, bersandar ranjang, dan membuka suratnya perlahan. Seolah-olah tahu isi surat itu hanya akan menyakiti perasaan, maka ia membuka dengan enggan.

Dari: Chichi
Buat: Tiyong

Hati Taeyong terasa nyeri hanya dengan membaca tulisan tangan Jisoo. Chichi adalah panggilan yang dulu terlontar dari mulut Taeyong saat meminta maaf pada Jisoo karena hampir membuat gadis itu  celaka. Taeyong berkali-kali memanggil Jisoo seperti itu hingga Jisoo tersenyum dan memaafkannya. Tiyong adalah panggilan yang Jisoo serukan saat Taeyong marah dan Jisoo merasa bersalah padanya.

Gimana, udah bawa gandengan baru dari Singapura?

Taeyong menggigit bagian dalam bibirnya karena entah kenapa rasanya ia ingin menangis saat ini. Jisoo menyelipkan emotikon senyum setelah menuliskan pertanyaan konyol itu.

Hate U, Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang