Taeyong menggeliat. Sinar matahari masuk ke kamar luasnya yang didominasi warna hitam. Dia merentangkan tangan ke segala arah. Matanya kontan terbuka karena merasa menyentuh seseorang.
Di sampingnya, Lee Suho, kakak pertamanya duduk bersandar di punggung ranjang king size milik Taeyong. Suho menyipit dan melipat tangan di depan dada. Pandangan itu terlihat menusuk Taeyong. Seakan-akan mencari sesuatu dalam diri Taeyong.
"Bangun, Kebo!" seru Suho.
"Lo ngapain di sini? Kapan pulang dari Bali?" tanya Taeyong dengan suara parau. Dia menguap, masih berusaha mengumpulkan nyawa.
Selama ini Suho memang tinggal di Bali untuk mengurus perusahaan yang ada di sana. Suho sangat jarang pulang ke rumah. Alasannya sudah pasti karena kekasihnya ada di sana, Irene. Dan Taeyong tahu sebucin apa kakaknya itu pada kekasihnya. Mereka tidak pernah betah berjauhan lebih dari sehari. Makanya kehadiran Suho mengagetkan Taeyong. Pasti ada alasan genting yang membuat Suho pulang.
"Gue baru sampai tadi malam. Mama belum bilang besok kita berangkat bareng-bareng ke Singapura?" tanya Suho.
"Ngapain kesana?"
"Keadaan Om Siwon drop. Dokter bilang dia nggak akan bisa bertahan lebih lama."
Netra Taeyong meredup sedih. Om Siwon adalah sahabat orangtuanya. Mereka sudah menganggap Om Siwon seperti keluarga sendiri. Setiap mereka liburan ke Singapura, bukan menginap di hotel, mereka pasti memilih menginap di rumah Om Siwon. Dulu, Taeyong juga sering diajak Om Siwon pergi memancing.
"Papa sama mama udah di sana?"
Suho mengangguk.
"Kak Luna, gimana?" lanjut Taeyong mempertanyakan keberadaan kakaknya yang nomor dua.
"Masih perjalanan kesini sama Onew, siang nanti mereka sampai," ucap Suho.
Taeyong manggut-manggut, merentangkan lagi tangannya yang terasa pegal. Lalu terdiam sebentar dan mengucek mata.
"Lo tahu nggak? Gue semalam milih tidur disini karena kangen banget sama adik gue yang paling kecil. Eh, pas dipeluk malah manggil nama Jisoo," ucap Suho.
Netra Taeyong terbelalak. Suho memberinya seringai geli. Jisoo? Gadis dekil dan jerawatan itu? Taeyong memanggilnya ketika tidur?
"Nggak mungkin, lah? Ngapain manggil Jisoo?"
"Mana gue tahu? Lo yang mimpi! Manggilnya sambi ngedesah lagi. Mimpi apaan lo?! Ngaku," tuntut Suho.
Taeyong gelagapan. Dia tidak mengingat mimpinya sama sekali. Tidak mungkin dia bermimpi erotis dengan Jisoo. Gadis itu bukan tipenya. Sangat jauh dari tipe Taeyong.
Dia tidak tertarik pada Jisoo. Selama ini Taeyong hanya tidak tega dan merasa iba pada gadis itu. Taeyong hanya kasihan karena Jisoo sering diolok-olok, tidak punya Ayah, dan hidup miskin tidak terawat. Hanya kasihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate U, Love U
FanfictionCerita tentang Taeyong yang arogan, gengsian, narsis, dan selalu ngatain Jisoo (anak pembantunya) dekil. Tentang Jisoo yang bilang benci sama Taeyong, tapi baper waktu Taeyong main ke rumah bawain salep jerawat. Kalau Taeyong dan Jisoo yang setiap k...