Taeyong dan Jisoo baru saja mengantar Luna ke bandara. Kini mereka sedang dalam perjalanan pulang. Taeyong ingin mengajak Jisoo jalan-jalan lebih dulu, atau setidaknya makan malam dengannya. Tetapi sedari tadi Jisoo sibuk dengan ponselnya.
"Mau mampir makan dulu nggak?" tanya Taeyong.
"Aku udah makan sebelum berangkat tadi," kata Jisoo tanpa mengalihkan tatapan dari ponsel.
Taeyong kembali fokus menyetir. Cuaca sedang sangat bagus. Langit New York sore itu yang dihiasi sunset, sayang untuk dilewatkan. Jalanan dipenuhi wisatawan yang menikmati padatnya kota yang tak pernah tidur itu. Dan sisi romantis Taeyong ingin berkendara bersama Jisoo menyusuri kota. Mereka bisa memutar musik favorit dan menggila di dalam mobil. Menggenggam tangan satu sama lain sepanjang perjalanan. Lantas berhenti di bukit yang menyuguhkan pemandangan indah begitu malam tiba. Mereka bisa berbincang tentang banyak hal sambil menikmati hawa malam.
Ia tidak pernah memimpikan kencan dengan seorang wanita selain Jisoo. Dalam angan-angannya sejak Jisoo pergi, jika mereka diberi kesempatan untuk bertemu lagi, Taeyong ingin melakukan hal-hal yang biasa dilakukan sepasang kekasih—yang selama hidup sampai detik ini belum pernah ia rasakan. Ia tidak menghitung hubungannya dengan beberapa wanita selama ini sebagai kencan. Taeyong tidak pernah serius dengan mereka.
"Mau jalan-jalan dulu nggak?" tanya Taeyong ragu-ragu.
Jisoo menjauhkan ponsel dari depan wajahnya. Memusatkan perhatian pada Taeyong.
"Kemana?"
Taeyong juga tidak tahu. Sungguh dia tidak tahu kemana orang-orang pergi berkencan. Tidak tahu dimana tempat kencan menyenangkan. Yang ia tahu, ia ingin bersama Jisoo.
"Mmm ... Ke Expedia, mau? Lihat laut sambil temenin aku makan."
Jisoo melongo mendengar ajakan Taeyong. "Makan di kapal pesiar? Ngapain? Kamu bingung cara ngabisin uang?"
Sudah Taeyong duga Jisoo akan menolaknya. Ia terkekeh melihat bibir Jisoo yang mengerucut lucu. Ya Tuhan, dia sangat merindukan setiap ekspresi menggemaskan Jisoo yang dulu tidak pernah absen mengisi hari-harinya. Rasanya sudah sangat lama sejak terakhir kali Taeyong melihat wajah innocent itu.
"Iya, udah kebanyakan," kata Taeyong sengaja membuat Jisoo kesal.
Benar saja, alis Jisoo tampak menyatu siap memprotes Taeyong lagi. "Buang-buang uang, tahu nggak?!"
"Siapa yang buang-buang uang? Kan uangnya bisa buat pemasukan mereka, buat bayar orang-orang yang kerja di kapalnya."
"Ya maksudku, emangnya nggak bisa makan malam di tempat biasa aja? Kalau mau lihat lautan, kamu bisa ke Brooklyn Bridge."
"Jalan kaki?" tanya Taeyong lagi.
"Iya lah."
"Nggak, bikin capek. Kamu pakai heels."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate U, Love U
FanfictionCerita tentang Taeyong yang arogan, gengsian, narsis, dan selalu ngatain Jisoo (anak pembantunya) dekil. Tentang Jisoo yang bilang benci sama Taeyong, tapi baper waktu Taeyong main ke rumah bawain salep jerawat. Kalau Taeyong dan Jisoo yang setiap k...