#HULU- 14

3.4K 545 154
                                    

Tak terhitung berapa kali Taeyong mengumpat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terhitung berapa kali Taeyong mengumpat. Membunyikan klakson agar mobil-mobil yang memadati jalanan menepi dan memberinya ruang. Keadaan ini mengingatkannya pada kejadian delapan tahun lalu, ketika ia menggila di jalan karena takut kehilangan Jisoo. Ia tidak bisa membayangkan jika hal buruk terjadi pada Jisoo kali ini.

"Damn it!" geram Taeyong memukul setir. Ia terjebak macet panjang. Banyak yang berhenti karena mobil pemadam kebakaran terus berdatangan dari persimpangan. Ia bergegas keluar mobil dan memilih berlari. Apartemen Jisoo tidak jauh dari sana.

"Lee Taeyong!" seru Jeno tidak lagi peduli dengan status Taeyong sebagai atasan dan orang yang jauh lebih tua darinya. Barusan Taeyong berlari kencang hingga menabrak pejalan kaki.

Jeno dan Will tadi mengikuti mobil Taeyong karena khawatir terjadi sesuatu. Sekarang mereka juga ikut terjebak di kemacetan.

Taeyong membelah kerumunan. Orang-orang menjadikan bencana itu tontonan dan berlomba-lomba merekamnya. Kepulan asap yang masih pekat membuat polisi mengharuskan kerumunan bergerak mundur.

Rahang Taeyong mengeras. Ia tidak peduli pada polisi yang meneriakinya. Dia menerobos begitu saja. Mencari-cari ke beberapa ambulan yang terparkir, tapi tidak menemukan Jisoo. Semakin ketakutan melihat banyak orang menangis kesakitan karena anggota tubuhnya melepuh terbakar api. Tidak, Taeyong tidak boleh kehilangan Jisoo lagi.

"Blade! Jisoo ... tidak ... maksudku Sooya, dimana dia?" teriak Taeyong tersengal-sengal karena asap yang terhirup memenuhi paru-parunya. Dia mencengkram erat bahu Blade.

Blade terdiam, tidak tahu keberadaan Jisoo. Banyak penghuni yang tidak bisa turun. Sementara Blade sendiri terluka. Ia belum sempat mengecek siapa saja yang selamat dan tidak.

Lutut Taeyong melemas. Matanya memanas dan dadanya semakin sesak. Apakah Jisoo masih terjebak di dalam sana? Seperti orang kesetanan. Mata Taeyong nyalang menyusuri keadaan. Ia mencengkram erat kepala yang mendadak pening.

























"Taeyong."

Tubuh Taeyong menegak mendengar suara itu. Ia berbalik. Perempuan yang membuatnya kalut, berdiri di bawah pohon dengan selimut yang menutupi tubuh. Wajahnya dipenuhi noda hitam samar, rambutnya acak-acakan, bahkan Jisoo tidak memakai alas kaki.

Taeyong berlari menghampirinya dan memeluk erat tubuh Jisoo. Sampai Jisoo terhuyung ke belakang. Saat itu juga tangis Jisoo memenuhi indra pendengaran Taeyong.

"Jisoo, kamu nggakpapa? Ada yang luka? Hm?" tanya Taeyong merangkum wajah Jisoo. Memastikan keadaannya.

Sesenggukan Jisoo menggeleng. Baru tiga jam yang lalu Jisoo sampai di apartemen. Saking capeknya, setelah mandi ia langsung tertidur. Sampai terlupa menjemput Dalgom di tempat penitipan anjing.

Jisoo terbangun karena mencium bau gosong. Unitnya dipenuhi kepulan asap. Jisoo terlalu panik, langsung keluar unit tanpa membawa apapun. Pikirnya, dia hampir mati terpanggang, tetapi ternyata Jisoo masih diberi kesempatan untuk menghirup udara segar.

Hate U, Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang