#HULU-22

3.2K 485 173
                                    

"Saya paham sebentar lagi akan ada acara besar, tapi jangan sampai kelelahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya paham sebentar lagi akan ada acara besar, tapi jangan sampai kelelahan. Pastikan kakek tetap istirahat cukup."

Jisoo dan Changmin mengangguk bersamaan. Mereka mengucapkan terima kasih kepada dokter yang baru saja memeriksa kondisi Kakek Shim. Kakek Shim memang harus rutin melakukan medical check up untuk memantau kesehatannya di usia yang sudah senja. Dan kali ini, Changmin bersama Jisoolah yang menemani Kakek Shim.

"Sudah aku bilang, aku bisa pergi dengan Richard. Bukankah kalian harus mempersiapkan banyak hal?" tanya Kakek Shim. Dia sudah biasa pergi dengan bawahannya itu ke rumah sakit.

"Setelah menikah, aku dan Sooya akan menetap di Korea. Selagi kami bisa menemani kakek, kenapa tidak?" balas Changmin tersenyum lebar hingga matanya tertutup. "Ah, aku ke toilet sebentar. Sooya, tunggu di sini dulu."

Jisoo mengangguk ringan dan menuntun Kakek Shim untuk duduk di salah satu bangku panjang yang ada di koridor. Sementara Changmin sudah menghilang dari pandangan mereka.

"Walaupun kalian menetap di Korea, jangan lupa hubungi kakek setiap ada waktu luang. Tidak, jangan terlalu memikirkan kakek, Sooya. Berbahagialah," kata Kakek Shim sembari menepuk ringan punggung tangan Jisoo. "Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Jangan memikirkan banyak hal."

Kepala Jisoo hanya terus mengangguk mendengar petuah itu. Barangkali meninggalkan New York adalah rencana yang bagus. Tidak akan ada lagi kesempatan atau kebetulan untuk bertemu Taeyong. Jisoo akan meninggalkan kenangannya dengan Taeyong sekali lagi di tempat ini. Harusnya Jisoo lega, tetapi entah kenapa ia justru merasa resah.

Tangisan bayi yang memenuhi koridor menyentak perhatian Jisoo dan Kakek Shim. Tidak jauh dari tempat mereka duduk, beberapa perawat mendorong brankar. Di sana, terbaring seorang perempuan. Salah satu perawat menggendong bayi. Jisoo juga bisa melihat samar raut bahagia pria yang setia ada di sisi brankar itu.

Lantas hening. Mereka sudah hilang di belokan koridor. Sesaat Jisoo termenung. Sama halnya dengan Kakek Shim. Suara tangisan bayi yang baru terlahir ke dunia, selalu membawa keharuan untuk siapapun yang mendengarnya.

"Kalian bisa mengadopsi anak," ucap Kakek Shim. Tidak dipungkiri, dia juga menginginkan cucu dari Changmin dan Jisoo. Namun, dia tahu Jisoo tidak akan bisa mengandung anak Changmin. "Kamu pasti menginginkan anak. Tidak apa-apa. Teknologi semakin canggih. Ada berbagai metode untuk mendapatkan anak tanpa ... kamu tahu. Kakek punya banyak kenalan dokter hebat ...."

Jisoo tidak lagi menyimak penuturan panjang Kakek Shim. Netra almondnya tengah tertuju pada seorang perempuan yang berjalan di koridor, mendekat ke arahnya. Perempuan itu terlalu sibuk dengan ponsel hingga tidak melihat keberadaan Jisoo. Kemarahan terbaca jelas di paras cantik yang memerah itu.

"John D, lo gila?! Adik gue sekarat. Gue udah bilang buat jagain dia, kan?!" seru perempuan itu sambil berjalan tergesa-gesa. Suaranya yang keras menggema di sepanjang koridor. "Gue bunuh lo kalau sampai Taeyong kenapa-kenapa. Bangsat!"

Hate U, Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang