Chapter 1

24K 336 0
                                    

"ayoo,, ayooo,, cepat masuk" ayah larisa menarik Tangan larisa begitu kuat hingga larisa teriak kesakitan.

"gak mau ayah, gak mauuu" larisa menolak

"cepat masuk sinihh" terik ayah larisa

Braakkkkk

Pintu mobil pun tertutup, larisa pun pergi dengan mobil sedan hitam didalamnya terdapat 1 orang supir, 1 orang disamping supir dan satu lagi orang yang berada disampingnya.

Seseorang dengan jas berwarna hitam dasi keabu-abuan, rapih dan wangi, hanya saja usia nya terlihat cukup tua untuk larisa, bisa dibilang usianya dua kali lipat dari usianya.

"hay manis" ucap silelaki tua bangka yang duduk disamping larisa.

Ia mengusap dagu larisa dengan manja membuat larisa menggeliat dibuat jijik olehnya.

"lepaskan saya,, buka pintunya, kalau tidak saya akan teriakk" ucap larisa sambil menggedor - gedor pintu kaca mobilnya.

"HAHAHAH"

Silelaki tua bangka itu tertawa mendengar ucapan larisa yang membuat nya semakin ingin memiliki larisa sepenuhnya.

"teriaklah sayang, tidak akan ada yang mendengarmu"

Sembari meraih tangan larisa dan memeluknya.

Larisa mendorong lelaki tua bangka agar menjauh darinya, hanya saja mobil yang terlalu sempit membuat larisa harus duduk berdekatan denganya.

Sedari tadi larisa hanya terdiam duduk, ia sedang memikirkan bagaimana caranya untuk lari.

Sesampainya dibasemant larisa baru sadar bahwa ia sedang berada dihotel mewah berbintang, seseorang yang duduk disamping supir memganginya dengan kuat dan kasar hingga ia tak bisa berkutik.

Ia terus saja meminta untuk dilepaskan tapi larisa tau silelaki tua bangka itu tidak akan pernah mau melepaskanya, mengingat ayahnya yang kalah dalam permainan judi.

Saat ia sedang menunggu silelaki tu bangka itu chek in hotel larisa memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa kabur dan lari entah itu kemana.

Ia melihat ada vas bunga yang terbuat dari kaca larisa menendangnya kuat-kuat hingga vas bunga itu jatuh dan pecah, semua orang yang berada diloby itu sontak melihat larisa dan asisten silelaki tua bangka itu yang sedang memegangi tanganya.

Saat itu juga larisa melepaskan genggamanya dan lari keluar hotel dengan sekencang-kencangnya, asisten itu pun mengejarnya keluar namun larisa sembunyi ditaman dibalik vas bunga besar.

Saat larisa melihat asisten itu pergi,ia lari sekencang-kencangnya hingga ia hampir tertabrak oleh pengendara motor yang memiliki tubuh yang besar dan kekar.

"aahhhhh" teriak larisa

"hey goblokk, kamu mau mati yaa" ucap sipengendara motor gede itu.

"maaf, maaf saya sedang buru-buru" ucap larisa sambil menangis.

Saat pengendara itu membuka helmnya dan melihat apa yang ada didepanya, ternyata sipengendara itu mengenali gadis kecil, imut nan molek yang ada didepanya itu.

"larisa" ucap sipengendara motor

Larisa pun menoleh dengan cepat.

"hah mas nicoo"

Ternyata dia adalah nico teman galang kakak dari larisa.

"kamu ngapain disini malam-malam"

"WOOIYYY GADIS CILIK JANGAN PERGI" teriak asisten lelaki tua bangka

"mas nico, ayo pergi cepat, ayoo, cepaatt"

Larisa dan nico bergegas pergi meninggalkan tempat itu, tapi larisa bingung harus pulang kemana, sebab jika ia pulang kerumah pasti ayahnya akan memarahinya dan menjualnya kembali.

"larisa mau diantar kemana?" ucap nico diatas motor gedenya

"larisa ga tau mas"

"yaudah, keapartemen mas nico aja, tapi apartemen mas nico kecil, gapapa?" tawar nico

Larisa hanya mengangguk, setibanya diapartemen nico sebenernya larisa tidak yakin untuk memasukinya tapi larisa tidak tau lagi harus kemana.

"masuk lah larisa, tempat ini tidak berbahaya untuk mu"

Larisa berjalan pelan memasuki apartemen nico, ruangan yang tidak terlalu luas, dengan 1 ranjang kasur, 1 sofa dan 1 meja, tempat masak kamar mandi dan ada 1 ruangan lagi yaitu tempat mas nico menaruh baju-bajunya.

Nico melepaskan jaket dan bajunya, terlihat tubuh yang kekar dan berotot itu, sebenarnya aku sering melihat ia tak mengenakan baju, karna ia sering bermain kerumahku dulu saat ada kak galang tapi sekarang situasinya berbeda, aku sedang berada diruangan tertutup dengan orang yang kukenal tapi cukup membuatku bergairah dan membuat tubuhku terasa panas.

"mandilah larisa, aku akan membuatkan makan untukmu" ucap nico

"ambilah baju dikamar itu, pilih saja sesukamu" tambahnya.

"iya mas nico"

Larisa pun membersihkan dirinya sedang nico memasak untuk larisa.

Kreekkkk

Suara pintu kamar mandi terbuka, bau semerbak wangi sabun milik nico yang menempel ditubuh larisa membuat nico menoleh kearahnya dan menatapnya cukup lama

Larisa dengan kaos berwarna hitam milik niko dan celana pendek yang tertutup oleh baju nico sehingga terlihat seperti tidak menggunakan celana baju itu menampakan kepolosan larisa namun memiliki aura yang mana jika lelaki menatapnya ingin segera menyerangnya.

Nico baru menyadari bahwa larisa ternyata sangat cantik jika tidak berdandan, bagaimana tidak larisa yang memiliki tubuh yang semok, dada yang besar pinggul yang lebar, wajah yang cantik dan kulit putihnya membuat siapa saja yang melihatnya pasti menyukainya.

"kau sudah mandi?" tanya nico

"udah mas"

"sini makan, kita makan dulu, baru nanti kamu ceritakan apa yang sebenarnya terjadi" ujar nico

Mereka berdua pun makan bersama tak lama setelah makan nico berpamitan untuk mandi terlebih dahulu sebelum larisa menceritakan apa sebenarnya yang terjadi.

Saat nico selesai mandi ia hanya menggunakan celana boxer pendeknya dan kaos oblong kesukaanya, dengan  tangan memegang handuk mengusap - usap rambut yang bahas membuat larisa terpana melihatnya seketika darahnya berdesir terasa panas seluruh tubuhnya tapi ia menahanya sebab nico adalah teman kakaknya.

"larisaa" panggil nico

Jangan lupa untuk meninggalkan jejakDengan menaburkan bintang dna komentarAuthor akan melanjutkan cerita jika vote nya cukup banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak
Dengan menaburkan bintang dna komentar
Author akan melanjutkan cerita jika vote nya cukup banyak

Cerita ini mengandung unsur +21
So be smart readers 😘😘

LARISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang