Chapter 6

14.1K 220 1
                                    

Nico dan larisa pun pergi makan terlebih dahulu dan setelah itu mereka pergi kesalah satu toko baju untuk membeli beberapa baju untuk dikenakan oleh larisa.

"mas apa ini gak berlebihan beli sebanyak ini?" tanya larisa merasa tak enak dengan nico

"kan larisa gak bawa baju sama sekali, gapapa itu buat ganti" jawab nico

Larisa pun memilih beberapa dalaman karena ia tak memilikinya, hanya yang ia gunakan saja.

Karena nico merasa tak enak dan canggung saat larisa memilih bra akhirnya nico memutuskan untuk pergi dan menunggunya disudut toko itu.

"udah mas, ayo" ucap larisa.

Mereka pun bergegas pergi.

"mas ini kan bukan arah pulang, emang kita mau kemana" tanya larisa didalam mobil

"kesupermarket dulu, beli sayur dan persedian biar bisa masak diapart" jawab Nico

Saat belanja nico mendorong troli belanja dengan posisi berada dibelakang larisa, sejenak terlintas dibenaknya ia seperti sedang mengantar istrinya untuk belanja.

"mas beli ini yaa?" larisa menunjuk beberapa macam jamur.

"iya, apa aja, terserah larisa" jawab nico untuk menyenangkan.

Larisa mengambil beberapa sayur, mi instan, buah-buahan dan berbagai macam keperluan lainya.

Bagi larisa ini adalah hal biasa untuk nya sebab ia menganggap nico seperti kakak nya sendiri namun disisi lain, nico sepertinya menyimpan perasaan terhadap larisa.

Entah itu perasaan empati atau yang lainnya, entahlahhh

"huuaaahhhhh aku capek sekali" ucap nico sembari menghamburkan badanya diatas sofa empuk miliknya.

Sedang larisa membereskan beberapa barang belanjaan.

"mas mau buah, larisa potongin apel ya?" ucap larisa menawarkan

"boleh deh" ucap nico sembari beranjak pergi menuju kamarnya.

Ia melihat beberapa baju larisa yang masih berada ditas belanjaanya, mungkin larisa tidak tau harus meletakkan bajunya dimana.

"larisa?" panggilnya.

"iya mas" jawab larisa ssembari mengupas apel untuknya.

"baju kamu bisa kamu taro dilemari aku, sebelahnya itu ada lemari kosong kamu bisa pake itu, ada gantunganya juga, aku bisa pakai apa aja yang dirumah ini, anggap aja seperti rumahmu sendiri" terangnya.

"tapi mas?"

"aku tau kamu merasa gak enak larisa, disisi lain tempat ini adalah satu-satunya tempat yang aman buat kamu" lanjut nico

"iya mas"

Ada rasa tak enak dalam hati tapi apa yang diucapkan nico benar, ini adalah satu-satunya tempat pelarian untuknya, bahkan larisa tak tau harus pergi kemana.

Setelah ia selesai mengupas apel ia bergegas mengganti bajunya dengan baju yang santai, larisa hanya menggunakan celana pendek dan kaos biasa yang cukup ketat dan memperlihatkan bentuk tubuhnya membuat nico memandangnya tanpa jeda.

Larisa masih saja membereskan belanjaan yang tadi belum selsai ia bereskan, sedangkan nico berjalan mendekatinya untuk mengambil minum dikulkas tepat dibelakang tubuh larisa.

Saat nico hendak mengambil gelas...

"mas ini apelnya?" tawar larisa sembari menyodorkan mangkuk berisi apel yang telah ia kupas.

Nico melihatnya, dari atas kebawah hingga keatas lagi.

"mas ini aplenya" ucap larisa sekali lagi.

Jantung nico berdegup kencang begitu cepat tak karuan, entah perasaan macam apa ini, sayang nya ia tak menerima uluran mangkuk berisi apel itu melainkan.....

"hmmmmm" mata larisa terbelalak saat bibir nico menyentuh bibirnya

Nico menarik tangan larisa yang sedang membawa mangkuk membuat tubuh larisa menabrak tubuh nico dan....

Nico mulai melumat bibir larisa, pelan,
Dan lembut.

Sayangnya larisa tak membalas ciuman itu, ia masih sangat terkejut dengan perlakuan nico, dengan tangan yang masih memegang mangkuk berisi apel dan tangan satu lagi menopang tubuhnya dimeja.

Nico terus saja mengecup, mencecap bahkan melumat bibir larisa tanpa henti, tanpa jeda membuat larisa kesulitan untuk bernafas.

"hhhmmm,,, ahhh,, aaakkhhhhh,, ma. Sssss" desahan larisa semakin membuat nafsu nico semakin meronta ronta.

"aahhhhh.... Mmmm,,, akkhhhh"

"maaa.... Sss ahhhhhh,, maaaa,, sss, ahhhh"

Nico tak memperdulikan itu, yang ia tau perempuan yang sedang ia cumbu itu sangatlah nikmat.

Nico makin merapatkan tubuhnya dengan larisa, tangan nico melingkar dipunggung larisa sehingga membuat larisa semakin lekat dengan nya.

Nico terus saja melumat bibir gadis kecil nan cantik itu hingga...

Pyaaaarrrr

Mangkuk yang dipegang larisa pun terjatuh, membuat nico menghentikan ciuman nikmatnya itu seketika.

Larisa pun terengah engah dengan nafas memburunya.

Nico menatap larisa dalam-dalam dengan tangan masih melingkar dipinggulnya.

Ada rasa takut dalam raut wajah larisa namun ia berusaha menyembunyikanya.

"maaa....ssss" ucap larisa terbata-bata.

Nico tak menggubrisnya, ia masih saja memandanginya.

"masss..... Ini tidak benar, ini salah" ucap larisa kembali.

Larisa berusaha melepaskan pelukan nico tapi......

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LARISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang