chapter 23

6.8K 149 13
                                    

"Aw... dimana aku?" Tanya larisa yang kebingungan.

Melihat ruangan yang sepertinya bukan kamar tidurnya, dan beberapa perban dan plaster yang menempel ditangan dan kakinya, apa sebenarnya yang terjadi, dimana dia? Ada apa ini?.

"Kau sudah bangun larisa"

"Hah... siapa kamu? Kenapa aku bisa ada disini? Bagaimana bisa?"

"Aku harvei, aku anak buah kakek sudewo yang kemarin malam bersamamu" ucapnya.

"Kamu berlarian dijalan dan aku hampir saja menabrakmu, lalu tiba tiba kau pingsan, sebenarnya aku ingin membawamu ketempatku tapi melihat tangan dan kakimu berlumuran darah jadi aku membawamu kemari, maaf kan aku" jelasnya.

Larisa yang sedari tadi mendengarkan harvei tak terasa ia meneteskan airmata, mengingat betapa malangnya nasibnya, tak ada keluarga, sodara bahkan kerabat pun ia tak punya, ia tak mengerti jika ia jatuh ditangan orang yang tidak bertanggung jawab, tentu saja ia sangat berterimakasih pada harvei.

"Sudahlah jangan menangis larisa, aku tak akan menyakitimu, tenanglah"

Harvei berusaha menenangkan larisa yang sedang duduk dan memeluk dirinya sendiri, ingin sekali harvei memluknya bukan karna apa, hanya karna ingin menenangkan tapi ia takut jika larisa tidak sepemikiran dengannya.

Didalam ruangan yang kosong itu harvei memandangi larisa dengan tatapan menyedihkan.

"Terimakasih harvei sudah mengantar ku" ucap larisa

"Kau yakin baik-baik saja sendirian? " tanya harvei yang kurang begitu yakin dengan keadaanya.

Larisa hanya mengangguk, yang ia butuhkan sekarang hanya lah ruangan kosong untuknya menyendiri menenangkan hati dan pikiran, mengingat kejadian malam yang begitu menyakitkan.

Pertemuan nya dengan darel membuat kesempatan untuk dicintainya hilanglah sudah, dan kejadian bersama dengan pelangganya membuat nya depresi berat, apa yang akan terjadi jika mami tau kejadian itu? Larisa tidak bisa membayangkan, dipukul kah, dijambak kah, atau apa? Jika itu memang terjadi ia sungguh pasrah karna tidak ada nico yang datang membelanya.

"Mas nico kapan pulang" ucap nya dalam hati.

Sembari berjalan, ia memikirkan nico yang belum juga pulang, ia juga memikirkan darel cinta pertamanya, dan juga mamih yang akan mengutuk nya.

Saat ia berjalan tiba-tiba ia berhenti seketika melihat ada 4 orang yang tak lain adalah anak buah ibu nico yang sedang menggedor pintu apartemen dan berusaha membuka pin nya.

Larisa yang melihat kejadian itu seketika berlari sekuat tenaga, ia ingin mengejar harvei karna ia tak tau lagi harus bersembunyi kemana dan dengan siapa.

Ia berlari dengan mengerahkan seluruh tenaganya dann...

🍃🍃🍃

"Apa ini?"

"Sepertinya ini tas larisa, kenapa ia meninggalkanya disini?"

Klecckkk

"Hah dompet, ada hp juga, aku harus mengantarnya sepertinya ini penting baginya"

Harvei seketika memutar balik mobilnya dan melajukanya dengan cepat, menyapu habis jalanan yang dilaluinya, saat ia ingin memasuki bastmant ia melihat seorang perempuan muda dan cantik.

"Sepertinya aku mengenalnya? Siapa itu?"

"HAHH larisaa....ngapain dia disitu"

Harvei mengurungkan niatnya untuk kebastman dan melajukan mobilnya kearah larisa.

LARISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang