chapter 24

6.4K 143 19
                                    

Thanks to 30 vote my readerss
Huhu seseneng itu😁
Boleh dong nambah vote lagi
Hehehe
Sayang kalian😘😘😘

🍃🍃
1 minggu setelah kejadian jatuhnya pesawat nico,, larisa benar benar mengurung dirinya, ia tak tau harus berbuat apa, begitu juga harvei ia sudah berusaha menghiburnya namun larisa tetap saja tenggelam dalam tangisnya.

Sejak kejadian itu juga larisa sudah tak pernah lagi datang keapartemen milik nico, terakhir ia menyuruh harvei untuk mengambil barang miliknya,  namun pasword apartemnenya tiba tiba saja sudah berubah, mungkin ibu nico sudah merubahnya.

Larisa juga tak pernah lagi datang ke bar milik ibu nico, ia benar-benar takut jika ibu nico akan menghukumnya.

Kini larisa benar-benar sendirian, tinggal disebuah rumah laki-laki yang tak dikenal namun sangat baik terhadapnya.

Kejadian yang menimpa larisa kini terdengar oleh kakek sudewo, tentu saja harvei yang memberi taunya, kakek sudewo yang menyukai larisa memberikan penawaran untuk nya, tentu saja penawaran yang akan membuat larisa hidup lebih layak namun entah bagaimana larisa menjalani tawaranya itu.

Larisa sudah tak tahu lagi makna hidup yang sesungguhnya seperti apa? Ujian dihidupnya seakan datang bertubi-tubi tanpa adanya kesiapan didalam dirinya, mulai dari perceraian orang tuanya, bangkrutnya perusahaan ayahnya, dijualnya dirinya, menjadi wanita malam, meninggalnya orang yang ia sayangi semua itu sungguh diluar nalar pikiranya, bahkan ia tak sanggup untuk memikirkanya.

Gadis 20 tahun itu harus hidup sebatang kara dan terus melanjutkan hidupnya, meski jalan yang ia lalui begitu terjal.

"Bagaimana? Apa kau setuju?"

"YA , saya setuju" jawab larisa pasti.

Kini larisa sudah tidak tinggal lagi dirumah harvei, melainkan rumah yang lebih mewah tentu saja pemberian kakek sudewo. Tidak hanya itu larisa juga diberikan fasilitas lain seperti mobil pribadi untuk nya, kini larisa tak perlu lagi harus bekerja sebagai gadis karaoke, ia cukup menjalani persetujuan yang ia tanda tangani dengan kakek sudewo. Itu sudah lebih dari cukup.

Kabar kematian nico juga sudah terdengar oleh galang kakak larisa, ia sangat merasa bersalah kepada nico karna belum sempat ia berterimakasih namun nico sudah pergi meninggalkanya sendiri.

Berbicara soal galang, larisa sudah bisa mengirim sebagaian uang miliknya untuk galang, banyak seķali pertanyaan yang muncul dari mulut galang seperti dari mana uang yang ia dapat? Larisa tak ambil pusing dengan pertanyaan itu,ia menjawab dengan santai jika sekarang ia bekerja. Tentu saja galang tidak tau apa pekerjaanya.

Kini hidup larisa jauh lebih baik dari sebelumnya, ia bebas membelanjakan uang diATM nya itu, larisa juga tak harus bersusah payah untuk meladeni bahkan melayani lelaki hidung belang, ia juga tak perlu lari larian karna harus menyelamatkan diri dari tikaman pelangganya sendiri.

"Hallo larisa, kakek dilarikan kerumah sakit karna nafasnya sesak, segeralah kemari" suara harvei dari balik telpon genggamnya.

Tak perlu menunggu lama, larisa bergegas datang kerumah sakit untuk menemui kakek sudewo.

Selama ini larisa harus melayani kakek sudewo, ia harus datang setiap pagi dan malam demi memenuhi janjinya yang tertulis dalam surat persetujuan yang ia tanda tangani, jika pagi hari ia hanya datang untuk memasak untuk nya dan menyuapinya juga menemaninya membaca koran begitu juga saat malam hari bedanya jika malam larisa akan menginap jika kakek menginginkanya.

Pekerjaan yang mudah bukan???

"Apa yang terjadi sama kakek harvei? Apa dia baik baik saja?" Tanya larisa panik.

LARISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang