chapter 13

9.3K 158 3
                                    

Larisa keluar dari tempat persembunyainya dengan dres merah yang memperlihatkan paha putihnya, dress yang digunakan larisa sangatlah pendek hingga harus sering menariknya kebawah.

Ibu nico menggiringnya kesalah sebuah meja yang sudah ada penghuninya.

Pria dewasa atau pria tua , terserahlah apa saja.

Nico hanya melihat dari kejauhan, sembari menyalakan sebatang rokok miliknya.

Suara keras music dinyalakan menandakan malam panas sudah dimulai, dipandu oleh seorang DJ muda seksi memainkan mainanya. Para lelaki hidung belang, anak muda hingga tua mulai berdatangan dan juga para pekerja ibu nico ,lebih tepatnya gadis karaoke mulai memenuhi ruangan dan beberapa meja.

Mereka mencari mangsa nya sendiri dan nico adalah salah satu mangsa mereka, sebab hanya beberapa saja yang mengetahui bahwa nico adalah anak dari sang pemilik bar.

"Mau aku temenin sayang" ucap salah seorang dan merangkulnya dari belakang.

Nico kaget dan juga risih saat salah seorang itu menyentuhnya dengan sensual.

"Muachh" kecupan kecil dan manis dari perempuan itu, dan tentunya sangat menggoda.

"Maaf saya ingin sendiri" ucap nico malas

"Ayolah ,,,, aku akan membuat mu tegang malam ini"ucapnya sembari mengedipkan mata sebelahnya.

"Ayolah , aku benar- benar tidak tertarik denganmu" ucap nico sinis

"Shiittt" ucap sang gadis itu , dan ia pun meninggalkan nico

🍃🍃🍃🍃

"Namamu siapa manis?" Ucap seseorang yang sedang duduk didepan larisa.

"Larisa om" jawab larisa polos

"Hahahahha , kau polos sekali manis? " ucapnya sembari mengelus pipi larisa dengan sensual.

Seketika larisa terkaget dan menjauh.

"Kenapa manis, kau takut? Sepertinya kau belum pernah disentuh oleh lelaki manapun, aku suka itu hahahah"

Lelaki tua bangka itu tertawa puas karna mangsa didepanya sangtlah lezat. Lelaki tua bangka itu sudah tidak sabar ingin menikmatinya.

"Beri aku minum sayang" ucapnya

Larisa menuangkan minum dan memberikanya.

"Minumlah" lelaki itu menyodorkan minum botol bekas larisa menuangkanya.

"Tidak om saya tidak minum" ucap larisa menolak.

"Ayolah sedikit saja"

Larisa tetap menolak

"Baiklah kalau begitu aku saja" ucapnya.

Tak berlangsung lama lelaki tua bangka itu mulai merasa beban tubuhnya sangat ringan hingga ia tak bisa mengendalikan dirinya, ia terhuyung huyung berdiri dan memposisikan tubuhnya dekat dengan larisa.

Kini larisa duduk disamping tua bangka itu.

"Kau manis sekali, muach" ucapnya sembari mencium pipi mulus larisa.

Tangannya merangkul larisa dan tangan sebelahnya mengelus paha putih larisa, membuat larisa merinding ketakutan.

Larisa menghindar dengan memundurkan sedikit tubuhnya.

"Ayolah, aku sudah membayar mahal untuk dirimu"

Tangan lelaki tua bangka itu merangkul larisa kembali, kali ini cukup keras hingga wajah larisa sangat dekat dengan wajahnya.

Larisa merasa takut tak karuan, ia mulai menolah kesana kemari mencari nico ,namun tempat itu sangat gelap hanya lampu disko yang tak cukup untuk menerangi tempat itu.

Tangan lelaki tua bangka itu mulai menelusuri paha larisa dan mengabsen setiap yang dilaluinya.

Tanpa abah abah lelaki tua itu mengusap kenikmatan milik larisa hinga larisa mendesah hebat.

"Ahhhh , om jangan , lepaskan" pinta larisa

"Kau suka sayang? Om akan membuatmu menyukainya lebih dari ini" ucapnya dengan tersenyum.

Larisa mulai memberontak, tapi sayangnya tubuh nya terlalu kecil sehingga ia tak bisa berbuat apa apa

Tubuhnya yang terlalu kecil membuat rangkulan tangan lelaki tua itu mampu menyentuh buah dada besar milik larisa, ia meremasnya dengan lembut membuat larisa tersentak kaget, sayangnya itu membuat si lelaki tua bangka itu semakin bergairah.

Tangan nya mulai mengabsen kenikmatan milik larisa, ia mengusap tipis luaran celana dalam larisa membuat larisa mendesah.

Larisa mulai ketakutan pikiranya kalut tak karuan , ia berusaha berteriak namun desahan desahanya tak bisa ia hentikan.

Jari jemari lelaki tua bangka itu mulai lihai mempermainkan kenikmatan miliknya, tangan besarnya meremas buah dada miliknya.

Larisa berusaha untuk melawanya, dengan menyingkirkan tangan besarnya itu, namun tenaganya tak mampu melawanya.

Semakin cepat lelaki tua itu memainkan kenikmatan miliknya, semakin keras pula desahanya.

"Ahhhh ...ooo...mmm...jangan .. aaahhhh" desahan larisa membuat nya semakin mempercepat gerak jari jemarinya.

"Kau menyukainya sayang, akan aku tambah kecepatanya"

" ahhhhh... ahhhhh... ahhhhh jan....ngaaannnn...ahhhh" larisak tak bisa menolak.

Lelaki tua itu kegirangan melihat ekspresi larisa yang mulai keenakan.

Lelaki itu mulai mengulum bibir larisa, namun sayang...

Bruuukkkkk

Larisa menendangnya dengan sekuat tenaga hingga ia terjatuh, seketika itu larisa langsung berdiri, tak ada orang yang melihatnya ,karna mereka sedang asik berjoget .

"*#;#££#¥$ dasar gadis kecil, kau ingin mempermainkanku HAHH?? "Makinya

Ia berjalan dengn terhuyung huyung kearah larisa namun sekali lagi

Bruuukkkkkkk

Kali ini bukan larisa, tapi nico

Nico menendangnya dari belakang sehingga ia jatuh mengenai meja dan membuat beberapa orang mulai menyadari jika ada keributan.

"Ini peringatan untukmu ,jangan sentuh perempuanku" ucap nico sembari mengangkat kerah baju milik lelaki tua itu.

Lelaki tua itu tak sadarkan diri entah karna banyak minum atau tendangan nico.

"Ayo larisa "

Nico menggandengnya keluar

Beberapa orang mulai mengerumuni nya dan para penjaga bar itu mengangkatnya dan entah apa lagi yang terjadi.

🍃🍃🍃🍃

"Ganti bajumu, dan tidurlah, jika kau merasa gerah mandilah" ucap nico

Larisa hanya mengangguk diam

Didalam kamar mandi ia menangisi dirinya, betapa murahnya dia, dan betapa bejatnya ibu nico yang berusaha menjualnya, padahal ia bilang jika ia hanya menemani minum pelanggannya.

"Aku menyesal" ucapnya dibawah air shower yang menyala.


Hayy guyss
Im come back for you😘
Setelah sekian lama tidak menulis aku akan mulai menulis lagi...

Jangan lupa vote nya yaa 😘
Happy reading😊


LARISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang