END

7.2K 162 3
                                    

Hayyy guyysss
Akhirnya aku kembali lagi menulis cerita
Karena sibuk kulia onlen jadi ceritaku terbengkalai
Karena hari ini aku agak santai jadi aku nulis lagi
Thanks ya buat suportnya
Gak nyangka uda hampir 70k yang baca.

Oh ya btw ceritanya ini bakal aku tamatin gitu
Tapi tenang aja aku bakal lanjut seaseon ke II
Huhuhu
Doain ya kuliahku lancar biar aku banyak waktu buat nulis cerita

Sekian dulu curhatnya

Selamat membacaaaa..💚💚💚

🍃🍃🍃🍃

"Selamat siang"

Sapa salah seorang yang berjalan dari belakang punggungnya.

Tubuh tinggi, putih, hidung mancung dengan setelan jas berwarna hitam dan sepatu mengkilat membuat harvei sadar bahwa yang ia temui bukanlah orang sembarangan.

"Harvei" ucap harvei memperkenalkan.

Pria tampan yang ada didepanya menerima uluran tanganya dan berjabat tangan saling memperkenalkan.

"Darel" ucapnya

Sontak harvei terkaget mendengarkan sebuah nama yang ia cari-cari selama ini dan belum membuahkan hasil bahkan menyewa seorang detektif pun masih belum ia temukan.

Kali ini ia benar-benar mengagumi kakek sudewo bagaimana tidak padahal baru 1 minggu yang lalu ia menceeitakan kepadanya dengan begitu mudahnya ia mempertemukan.

Entahlah cara apa yang ia gunakan sehingga bisa menemukanya dengan begitu cepat.

"Sepertinya ada seseorang yang mencariku? Benarkah?" Tanya derel sembari membuka kancing jas miliknya.

"Duduklah" harvei mempersilahkan.

"Siapa dia?apakah aku mengenalnya?" Tanya darel kembali

Awalnya harvei sempat ragu untuk menceritakanya tapi semua itu tetap harus ia lakukan demi kebaikan larisa, jika pada akhirnya darel menolak tak jadi masalah karna ia sudah berusaha semampunya.

Dengan segala keberanianya ia menceritakan semua yang terjadi kepada darel tentang larisa, bagaimana keadaanya? Bagaimana ia mencintainya?bagaimana ia tersakiti oleh nya? Dan bagaimana ia berusaha untuk melupakanya?

Harvei menceritakan semua dengan begitu detail hanya saja darel tidak menanggapi semua cerita yang disampaikan oleh harvei.

Darel benar-benar kecewa dengan kejadian malam itu saat ia melihat larisa yang ia sayangi pergi kehotel dengan seorang pria.

"Entahlah harvei"

"Kumohon, paling tidak temui saja dia" ucap harvei memohon.

"Baiklah, aku akan menemuinya tapi hanya sekali itu saja"

"Terimakasih darel"

"Sampaikan salamku kepada kakek sudewo, kalau bukan karna beliau aku tidak akan pernah menemui larisa"

"Akan aku sampaikan"

Pertemuan singkat harvei dengan derel membawakan hasil meski harus terpaksa, paling tidak darel mau menemui larisa meski untuk pertama dan terakhir kalinya.

Sudah 1 minggu darel tak mengubungi harvei untuk memberitahu kapan ia bisa menemui larisa, harvei memakluminya karna ia adalah seorang direktur dari perusahaan properti miliknya, hanya saja ia benar-benar tidak sabar untuk menantikannya.

1 bulan - 2 bulan sampai 6 bulan darel juga masih belum menghubungi harvei untuk menentukan kapan ia menemui larisa, harvei benar-benar tidak enak hati dengan larisa pasalnya larisa yang tadinya menggebu-gebu ingin bertemu dengan darel kini ia terlihat biasa saja bahkan terkesan "ya sudahlah"

LARISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang