Antara Rasa Sakit Dan Keraguan

185 34 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



🍂🍂🍂🍂




Kim Taehyung menatap nanar bingkai foto yang berada diatas meja kerjanya. Foto yang diambil tiga tahun yang lalu tepat dihari ulang tahunnya yang ke dua puluh delapan tahun. Terlihat ia tersenyum begitu bahagia dengan gadis manis yang memeluknya begitu erat.

Jika Taehyung bisa melakukannya, Taehyung ingin sekali membuang kenangan itu begitu jauh dari hidupnya. Namun semakin keras ia berusaha, semakin keras pula ingatan itu masuk kedalam otaknya.

Helaan napasnya terasa begitu berat saat kembali menatap foto itu, sampai kapanpun ia tak akan bisa menghapus jejak kehidupannya dimasa lalu. Taehyung ingin melepas semuanya meskipun hatinya masih terikat kuat.

Ia mengambil bingkai foto tersebut, lalu melemparnya keras ke lantai, hingga membuat pecahan kaca dari bingkai itu berceceran dilantai.

Kepalanya seketika terasa begitu sakit, ia meremas kuat kepalanya, "kenapa sulit sekali melupakanmu?" monolognya, ia sudah hampir frustasi karena dalam pikirannya selalu saja terlintas bayang-bayang wajah Perempuan yang telah meninggalkannya begitu saja, tanpa tahu apa kesalahan Taehyung padanya.

Tubuh dan hatinya hanya bisa merasakan sakit. Ia tak bisa merasakan apapun selain rasa sakit.

Karena Kim Taehyung hanya mampu bernapas untuk tetap hidup. Tanpa bisa merasakan apapun lagi, karena hatinya sudah mati.











🍂🍂🍂🍂


"Kau yakin akan menerima perjodohan itu?" tanya gadis bersurai madu pada Sahabatnya yang sedang sibuk memainkan ponselnya.

Gadis manis itu menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Lalu? Kau akan menolak perjodohan itu? Benar begitu, Han Keina?" tanyanya lagi, ia  masih setia menunggu sebuah jawaban yang keluar dari bilah bibir sang Sahabat. Perasaannya campur-aduk saat ini, antara ia senang jika benar saja Keina akan segera menikah meskipun semua itu lantaran perjodohan yang dilakukan oleh kedua Orang Tuanya. Tapi, ia juga takut jika pernikahan Han Keina akan bernasib sama seperti rumah tangganya dulu.

Han Keina masih bungkam untuk saat ini, pikirannya kacau. Ia tak dapat menjawab iya ataupun tidak. Usianya sudah tidak bisa dibilang muda lagi. Bulan depan usianya akan menginjak angka dua puluh delapan tahun.

Han Keina hanya bisa menghela napas kasar. Lalu beralih menatap Sahabatnya dengan tatapan senduh.

"Tidak ada perasaan cinta diantara kami, tidak ada rancangan untuk masa depan. Apa yang kau harapkan dari sebuah pernikahan yang dipaksakan?"

Park Hyura dapat memahami itu semua. Ia paham betul jika pernikahan yang dipaksakan tidak akan membuat bahagia. Ia merasakan hal itu dua tahun yang lalu. Hingga akhirnya memutuskan untuk bercerai dengan Namja bermarga Jeon yang pernah mengisi hidupnya.

Mendesah pelan, ia meletakkan ponsel yang sedari tadi ia genggam diatas meja. lalu setelahnya berucap, "Dan sepertinya, Namja bernama Kim Taehyung itu adalah Namja bernasib buruk, karena harus menikah denganku." Han  Keina tidak bisa menahan isi hatinya. Ia hanya ingin mengungkapkan semuanya pada Sahabat baiknya itu. Hati Keina telah mati, sangat sulit untuk dapat kembali merasakan sebuah perasaan yang dinamakan cinta. Ia terlalu takut jika suatu saat ia benar-benar menikah dengan Namja yang bahkan ia sendiri belum tahu bagaimana rupanya itu, ia takut jika dirinya tak dapat membuka hati untuk Taehyung. Bukankah sebuah pernikahan harus dibangun atas dasar cinta?

Park Hyura terdiam sejenak. Ia dapat melihat air mata yang menggenang disudut mata Keina.

Ia mengambil tangan kanan Keina, lalu menggenggamnya erat, "Tidak selamanya pernikahan yang dipaksakan itu akan berakhir menyakitkan." ucapnya sembari tersenyum lembut, mencoba meyakinkan Keina jika tidak semua pernikahan yang berawal dari perjodohan akan berakhir dengan sebuah perpisahan. Jika saja, keduanya bisa saling mendekatkan diri dan menjaga keutuhan rumah tangga satu sama lain, tidak akan ada kata perpisahan. Mereka akan bertahan sampai akhir. Meskipun semuanya berawal atas dasar sebuah perjodohan.

Keina menggeleng pelan. Seketika air matanya pun luruh tanpa bisa ia tahan lagi. Ia masih tak bisa untuk menerima semua ini, hatinya masih terikat kuat pada Park Jimin. Namja yang telah pergi meninggalkannya semenjak empat tahun yang lalu, pergi tanpa mengakhiri hubungan keduanya. Pergi dengan membawa separuh hati Keina bersamanya.

"Tapi, hiks. Kau dan Jeon Jungkook berpisah."

Terdiam tanpa menjawab, dalam diam sebenarnya ingatan Hyura kembali mengingat Namja bermarga Jeon yang sudah menyakiti hatinya. Dua tahun menjalin rumah tangga tidak membuat Namja bermarga Jeon itu mencintainya. Padahal Hyura sendiri berusaha yang ia bisa untuk dapat mencintai Namja bergigi kelinci itu. Dan Puncak dari semuanya ialah Jeon Jungkook yang memberikannya surat cerai tepat dihati ulang tahun Hyura yang ke dua puluh empat tahun. Namja itu tidak berpikir sama sekali bagaimana perasaan Hyura saat itu.

"Aku takut, "ucap Keina sembari menghapus air mata yang telah membasahi pipinya menggunakan punggung tangan.

Hyura tersenyum lembut. Lalu segera membawa tubuh Keina kedalam pelukannya. Mengelus lembut punggung Keina. Mencoba menenangkan gadis manis tersebut.

"Semua pasti akan baik-baik saja. Percayalah, kau pasti bisa melewati semua ini."

Han Keina hanya terlalu takut untuk mengawali semuanya.





























****

Jadi ini cerita udah lama, cuma aku perbaiki. Karena yang sebelumnya hancur banget. Bakal ada perubahan untuk nama main cast dan ceritanya, jadi lupakan cerita Garis Tangan yang kemarin. Karena akan banyak perubahan.

Aku tunggu beberapa komen dari kalian juga, mau tetap lanjut atau nggk. Kalau lanjut akan aku usahan update. Kalau nggk ya ga masalah, aku bakal fokus ke cerita aku yang lain. :)

Garis Tangan KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang