09

1.6K 258 3
                                    

Renjun merasakan sesuatu menyentuh pipinya berulang kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun merasakan sesuatu menyentuh pipinya berulang kali. Anak itu mengerang, jelas tak suka waktu tidurnya diganggu seenaknya. Perlahan, ia pun membuka matanya, berusaha menemukan siapa yang mengganggunya selama ini.

"Chenle?" panggilnya bingung.

Chenle kemudian duduk di sebelahnya, menunggu dengan sabar sampai Renjun terbangun. Sambil menahan kepalanya yang pusing, Renjun pun duduk. Dilihatnya sepiring nasi terletak di depannya. Namun kini, bukan dengan telur, melainkan dengan mie goreng.

"Udah pagi, ayo makan," ujar Chenle. Chenle yang sekarang dengan Chenle yang kemarin memergokinya seolah 2 orang yang berbeda. Tentu saja ia lebih memilih Chenle yang sekarang.

Renjun memperhatikan Chenle dalam diam. Bagaimana hidup anak itu bisa menjadi seperti sekarang? Tentunya dulu ia hanya anak biasa, yang bermain dan bersekolah. Apa yang terjadi sampai hidupnya berubah seperti ini?

Chenle mengangkat telunjuknya, menyentuh dahi Renjun yang berkerut.

"Jangan banyak mikir."

Tanpa banyak bicara, Renjun pun mengangkat piring tersebut. Ia meletakkan sendok di atas lantai dan mulai makan menggunakan tangannya. Setelah sesuap, anak itu menaruh kembali piringnya, seolah menyuruh Chenle untuk turut makan bersamanya.

Anak itu mengambil piring yang diletakkan Renjun tanpa banyak bicara, dan mulai makan dengan lahap. Melihat Chenle yang makan dengan lahap, entah mengapa meningkatkan keberanian Renjun. Ia tahu Chenla hanyalah anak-anak, sama sepertinya, hanya saja dalam kehidupan yang berbeda. Berbeda dengan Renjun yang mempunyai segalanya tanpa harus meminta, Chenle harus mencuri untuk mendapat apa yang ia inginkan.

Renjun merasa nyaman bersama Chenle, sama seperti ketika ia bersama Yangyang dan Ryujin.

"Chenle, berapa umurmu?"

Tangan Chenle langsung berhenti. Mulutnya berhenti mengunyah, dan Renjun merasa ia baru menanyakan hal yang salah. Buru-buru ia diam, menundukkan kepala menatap lantai, berharap pertanyaan tak membuat Chenle marah. Bagaimanapun juga, Chenle bisa saja membunuhnya saat itu.

"Aku 19."

Renjun buru-buru mengangkat kepalanya dengan terkejut. Terkejut karena ia tak menyangka Chenle akan menjawab pertanyaannya. Terkejut pula karena ternyata anak itu lebih tua darinya.

"Kami semua lebih tua darimu." Chenle meletakkan piringnya, mengisyaratkan bahwa pembicaraan ini akan panjang.

"Jeno hyung, Jaemin hyung, dan Haechan hyung. Mereka semua 20 tahun."

Renjun mengangguk dengan canggung, tak tahu harus membalas apa.

"Jaemin hyung itu yang rambutnya merah muda. Jeno hyung yang pemarah. Haechan hyung yang rambutnya coklat," jelas Chenle.

"Aku takut sama Jeno..." gumam Renjun tanpa ia sadari. Ketika ia sadar, buru-buru menutup mulut dengan kedua tangannya, takut Chenle akan tersinggung. Namun anak itu malah hanya tertawa.

SPOILER, TRAILER, SURPRISE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang