30

2.1K 224 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chenle menatap bangunan di depannya. Kecil, paling hanya 2 lantai. Tempat sekelilingnya kosong, nyaris tidak ada siapapun disana. Ia tahu ia harusnya tidak mempercayai perkataan pria itu. Ini bisa jadi jebakan. Tapi ia tak bisa diam saja di rumah, menunggu sampai hyungnya bangun. Ia harus melakukan sesuatu. Tak peduli seberapa bahayanya hal itu.

Ia memaksa Jisung di rumah. Anak itu tentu saja menolak. Ia dulu adalah yang terkuat di antara mereka. Tentu saja ia ingin membantu. Oleh karena itu, Chenle pergi diam-diam, pagi hari saat Jisung masih tertidur. Ia akan meminta maaf pada anak itu ketika ia pulang nanti.

Kalau ia berhasil selamat.

Menurut pria itu Renjun seharusnya berada di dalam. Masalahnya adalah, bagaimana caranya masuk?

Sebuah ide gila terbesit dalam benaknya.

Chenle mengangkat kedua tangannya, mencabut sebuah pohon besar yang tertanam di depan bangunan tersebut. Nampak seperti pohon tua, akarnya menempel sangat erat. Sambil menggertakkan giginya, ia memaksa dirinya untuk mencabut pohon tersebut. Ia tahu kemampuan telekinesisnya sudah sangat tinggi.

Tak berselang lama pohon itu berhasil tercabut. Chenle dengan keras melemparkan pohon itu menabrak bangunan tersebut, membuat seluru kacanya pecah. Alarm berbunyi dan orang-orang berlari ketakutan.

Inilah saatnya.

Dengan secepat mungkin Chenle berlari menuju pintu masuk yang kini sudah setengah rusak. Ia melompati pembatas security dan terus berlari tanpa melihat ke belakang. Interior ruangan itu mirip dengan tempat penangkarannya dulu. Serba putih, dikelilingi dengan orang-orang berpakaian abu dan para ilmuwan lalu lalang membawa cairan aneh.

Chenle berlari, menabrak beberapa orang dan memcahkan beberapa gelas. Matanya terus mencari keberadaan Renjun, namun nampaknya anak itu tidak ada di lantai 1. Ia berlari ke lantai 2 menggunakan tangga. Tangannya dengan gesit melempar siapapun yang menghalangi jalannya.

Ia harus berhasil.

Interior lantai 2 sedikit berbeda dengan lantai 1. Kalau lantai 1 dipenuhi oleh beberapa ilmuwan, lantai 2 dipenuhi oleh berpuluh-puluh pod. Chenle berlari, berusaha menemukan pod yang menampung Renjun, ketika tiba-tiba sengatan listrik terasa di ujung lehernya.

Chenle terjatuh, keras. Ia buru-buru bangkit, tangannya dengan sigap melempar orang-orang berpakaian abu yang kini menodongkan senapan listriknya ke arah dirinya.

Namun ia tak melihat ke belakang.

Sengatan listrik kembali terasa. Kali ini jauh lebih keras. Chenle mengerang kesal, hendak membalas siapapun di belakangnya namun ia lebih dahulu merasakan sakit di kepalanya. Ia terjatuh, dengan darah mengalir di lehernya.

Kepalanya berdarah.

Orang-orang berpakaian abu itu mulai mengerumuni dirinya.

"Menyerah, percobaan KOH011122."

SPOILER, TRAILER, SURPRISE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang